
Corona Tambah Ganas, Rupiah Melemah di Atas Rp 16.100/US$
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
30 March 2020 09:07

Investor memang masih ekstra waspada. Sebab masalah yang ditimbulkan virus corona masih bisa lebih dahsyat lagi.
Berdasarkan data satelit pemetaan ArcGis per pukul 06:14 WIB jumlah pasien corona di seluruh dunia mencapai 720.117 orang. Dari jumlah tersebut, 33.925 orang meninggal dunia.
AS menjadi negara dengan jumlah pasien corona terbanyak di dunia yaitu 140.886 orang. Korban jiwa akibat virus corona di AS tercatat 2.479 orang.
Anthony Fauci, Direktur US National Institute of Allergy and Infectious Deseases, memperkirakan korban jiwa akibat virus corona di AS bisa mencapai 100.000-200.000 orang. Artinya, jumlah korban jiwa saat ini belum ada apa-apanya.
"Saya tidak terkejut dengan perkiraan itu. Namun saya benar-benar mencemaskan ibu saya, saya mencemaskan orang-orang yang saya sayangi," kata Erika Andrade, seorang warga Connecticut, seperti dikutip dari Reuters.
"Rasanya seperti kiamat. Seperti masa perang," ujar Quentin Hill, warga New York, juga dikutip dari Reuters.
Sejumlah negara bagian di AS kini menerapkan karantina wilayah (lockdown). Warga tidak boleh keluar rumah kecuali untuk urusan mendesak. Pekerja di sektor yang dinilai non-esensial dilarang pergi ke kantor, bekerja dari rumah saja. Kini, satu dari tiga penduduk AS menjadi 'korban' lockdown.
Situasi di AS yang mencekam membuat prospek pertumbuhan ekonomi nagara ini menjadi suram. Teranyar, Economist Intelligence Unit (EIU) memperkirakan ekonomi AS bakal terkontraksi atau tumbuh negatif 2,8% pada tahun ini. Kalau ini kejadian, maka akan menjadi pencapaian terburuk sejak 1946!
Nah, masalahnya AS adalah perekonomian terbesar di dunia. Kala kepala sang naga masuk ke air, maka seluruh badannya lambat laun akan mengikuti. Begitu AS resesi, maka minimal negara-negara lain akan merasakan perlambatan pertumbuhan ekonomi.
Ini yang terjadi kala krisis keuangan global. Pada 2009, AS yang merupakan episentrum dari krisis sub-prime mortgage mencatatkan kontraksi ekonomi -2,54%. Akibatnya, ekonomi dunia terkontraksi -1,68%.
Oleh karena itu, agak sulit berharap sentimen membaik karena perbaikan fundamental. Penguatan yang terjadi hanya riak-riak belaka, karena sejatinya perekonomian dunia masih menghadapi lautan yang ganas. Semua gara-gara virus corona...
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Berdasarkan data satelit pemetaan ArcGis per pukul 06:14 WIB jumlah pasien corona di seluruh dunia mencapai 720.117 orang. Dari jumlah tersebut, 33.925 orang meninggal dunia.
Anthony Fauci, Direktur US National Institute of Allergy and Infectious Deseases, memperkirakan korban jiwa akibat virus corona di AS bisa mencapai 100.000-200.000 orang. Artinya, jumlah korban jiwa saat ini belum ada apa-apanya.
"Saya tidak terkejut dengan perkiraan itu. Namun saya benar-benar mencemaskan ibu saya, saya mencemaskan orang-orang yang saya sayangi," kata Erika Andrade, seorang warga Connecticut, seperti dikutip dari Reuters.
"Rasanya seperti kiamat. Seperti masa perang," ujar Quentin Hill, warga New York, juga dikutip dari Reuters.
Sejumlah negara bagian di AS kini menerapkan karantina wilayah (lockdown). Warga tidak boleh keluar rumah kecuali untuk urusan mendesak. Pekerja di sektor yang dinilai non-esensial dilarang pergi ke kantor, bekerja dari rumah saja. Kini, satu dari tiga penduduk AS menjadi 'korban' lockdown.
Situasi di AS yang mencekam membuat prospek pertumbuhan ekonomi nagara ini menjadi suram. Teranyar, Economist Intelligence Unit (EIU) memperkirakan ekonomi AS bakal terkontraksi atau tumbuh negatif 2,8% pada tahun ini. Kalau ini kejadian, maka akan menjadi pencapaian terburuk sejak 1946!
Nah, masalahnya AS adalah perekonomian terbesar di dunia. Kala kepala sang naga masuk ke air, maka seluruh badannya lambat laun akan mengikuti. Begitu AS resesi, maka minimal negara-negara lain akan merasakan perlambatan pertumbuhan ekonomi.
Ini yang terjadi kala krisis keuangan global. Pada 2009, AS yang merupakan episentrum dari krisis sub-prime mortgage mencatatkan kontraksi ekonomi -2,54%. Akibatnya, ekonomi dunia terkontraksi -1,68%.
Oleh karena itu, agak sulit berharap sentimen membaik karena perbaikan fundamental. Penguatan yang terjadi hanya riak-riak belaka, karena sejatinya perekonomian dunia masih menghadapi lautan yang ganas. Semua gara-gara virus corona...
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular