
Emas Dunia Bisa Tembus US$ 3.000, Emas Antam Bisa Berapa?

Harga emas logam mulia acuan yang diproduksi PT Aneka Tambang Tbk (Antam) pada perdagangan Sabtu lalu (28/3/2020) stagnan, sama dengan posisi Jumat dan Kamis di harga Rp 875.000/gram.
Harga emas Antam mengalami stagnasi saat harga emas dunia mengalami koreksi pada Jumat. Investor tampaknya beralih ke pasar saham dan berburu aset berisiko yang tampak dari melonjaknya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Jumat pekan lalu ditutup menguat 4,76% di 4.545,571.
Sepanjang pekan lalu IHSG total mencatat penguatan 10,72%, cukup bagi IHSG membukukan persentase kenaikan terbesar dalam 21 tahun terakhir atau tepatnya sejak sejak 8 Juni 1999. Sementara rekor persentase kenaikan terbesar IHSG tercatat pada 2 Februari 1998 ketika melesat 14,03%, berdasarkan data Refinitiv.
Aset safe haven seperti logam mulia emas masih menjadi daya tarik tersendiri, sehingga kenaikan pada IHSG tidak mengikis harga logam mulia acuan Antam.
Kamis pekan lalu (26/3), harga emas dunia di pasar spot naik 0,97% ditutup di US$ 1.613,29/troy ons kala pasar saham AS ditutup menguat tetapi rilis data ekonomi AS justru menunjukkan hal yang buruk. Namun Jumat pagi, harga emas di pasar spot turun 0,34% ke level US$ 1.623,46/troy ons.
Berdasarkan pencatatan data harga Logam Mulia di gerai Jakarta Gedung Antam di situs logammulia milik Antam pada Sabtu (29/3), harga tiap gram emas Antam ukuran 100 gram tetap di Rp 87,5 juta dari harga Jumat dan Kamis Rp 87,5 juta per batang.
Emas Antam kepingan 100 gram lumrah dijadikan acuan transaksi emas secara umum, tidak hanya emas Antam. Harga emas Antam di gerai penjualan lain bisa berbeda.
Adapun harga khusus 1 gram emas Antam, juga masih stagnan di level Rp 924.000/gram, stagnan dari Kamis dan Jumat.
Di sisi lain, harga beli kembali (buyback) emas Antam ditetapkan pada Rp 835.000/gram, turun sedikit 0,24% sebesar Rp 2.000 dari posisi sebelumnya Rp 837.000/gram.
Harga itu menunjukkan harga beli yang harus dibayar Antam jika pemilik batang emas bersertifikat ingin menjual kembali investasi tersebut.
Beberapa faktor yang mempengaruhi harga emas adalah nilai tukar rupiah, penawaran-permintaan, permintaan industri emas, isu global, tingkat inflasi, dan tingkat suku bunga.
Penguatan harga emas Antam biasanya mencerminkan kecenderungan masyarakat untuk memburu emas ritel ketika kondisi tidak kondusif, sehingga mencerminkan fungsi logam mulia sebagai instrumen yang dinilai lebih aman (safe haven) untuk masyarakat di dalam negeri.
TIM RISET CNBC INDONESIA
