Sempat Menguat pada Sesi Pembukaan, Dow Futures Kini Ambles

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
27 March 2020 19:23
Masih tingginya penyebaran wabah corona kembali membuat investor cemas.
Foto: Wall Street (AP Photo/Richard Drew)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Dow Jones Industrial Average Futures diperdagangkan melemah pada Jumat (27/3/2020), mengindikasikan bahwa Wall Street akan dibuka di jalur merah. Masih tingginya penyebaran wabah corona kembali membuat investor cemas.

Kontrak berjangka (futures) Dow Jones mengimplikasikan bahwa indeks acuan bursa Amerika Serikat (AS) tersebut akan melemah hingga 800 poin di pembukaan. Padahal ketika dibuka pukul 18:00 waktu setempat (06:00 WIB) sempat menguat 100 poin. Posisi S&P 500 futures dan Nasdaq 100 futures saat ini juga mengindikasikan pelemahan.

Pada Kamis, Dow Jones melesat lebih dari 1.300 poin, atau sebesar 6,4%, menjadi kenaikan tiga hari beruntun yang terbesar sejak tahun 1931. Indeks S&P 500 juga reli lebih dari 6% kemarin, dan sudah terhitung naik lebih dari 20% sepanjang pekan berjalan.

Pasar saham mendapat kekuatan penguatan setelah Senat AS meloloskan paket stimulus ekonomi senilai US$ 2 triliun untuk menekan efek wabah corona terhadap perekonomian. Ketua DPR Nancy Pelosi asal Partai Demokrat, mengatakan bahwa stimulus itu akan disetujui dengan "dukungan dua partai secara kuat." DPR dijadwalkan melakukan voting hari ini.

"Kami yakin risiko jangka menengah berubah menjadi penurunan setelah kenaikan kemarin," tutur Maneesh Deshpande, Kepala Perencana Investasi Saham Barclays, dalam laporan riset yang dikutip CNBC International. "Dua ketakpastian lain yang dihadapi investor (lama karantina ekonomi untuk mengendalikan penyebaran virus dan nilai akhir kerugian ekonomi) masih belum jelas."

Data Johns Hopkins University menyebutkan kasus COVID-19 di seluruh dunia telah melampaui angka 542.700 dengan angka di AS saja mencapai 85.996. Akibat wabah ini, Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan lonjakan klaim tunjangan pengangguran menjadi 3,28 juta pada pekan lalu, padahal periode sebelumnya hanya 695.000 klaim.

Presiden AS Donald Trump pun menelpon Perdana Menteri China Xi Jinping, mengatakan kedua negara "bekerja sama secara dekat" untuk memerangi pandemi ini. Perdana Menteri Inggris Boris Johnson menjadi figur terbaru yang terkonfirmasi mengidap COVID-19.

Menurut data Refinitiv Lipper, investor sejauh ini telah masuk ke pasar uang dengan dana US$ 259,8 miliar, mengarah pada inflow selama tiga pekan berturut-turut pada Jumat. Secara bersamaan, reksa dana saham justru mengalami outflow US$ 13,7 miliar.

TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags) Next Article Bursa AS Berpeluang Mengawali Pekan Ini dengan Penguatan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular