Analisis Teknikal

Wall Street Hijau, Semoga IHSG Punya Amunisi untuk Tancap Gas

Haryanto, CNBC Indonesia
27 March 2020 08:05
Pada penutupan perdagangan Kamis (26/3/2020) IHSG berhasil membukukan lonjakan 10,19% ke level 4.338,9.
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia, Kamis 26/3/2020 (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pada penutupan perdagangan Kamis (26/3/2020) IHSG berhasil membukukan lonjakan 10,19% ke level 4.338,9 dengan rentang harga tertinggi 4.370.66 dan terendah 3.935,91, karena sentimen investor berangsur pulih mencerna disahkannya paket stimulus pemerintahan Donald Trump di Senat, senilai US$ 2 triliun guna meredam wabah virus corona yang berdampak bagi perekonomian.

Berdasarkan data dari Bursa Efek Indonesia (BEI), nilai transaksi pada perdagangan Kamis kemarin sebesar Rp 12,75 triliun, dengan investor asing melakukan aksi beli bersih (net buy) Rp 662,32 miliar di pasar reguler dan negosiasi.

Saham-saham yang mendorong penguatan di antaranya PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) 20,49%, PT Barito Pacific Tbk (BRPT) 19,52%, PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) 19,38% , Sedangkan PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) 18% dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) 17,33%.



Pergerakan tajam ini bukan hanya menjadikan indeks terbaik sepanjang tahun saja, namun menjadi kenaikan harian terbesar dalam 21 tahun terakhir atau sejak 1999.
Sementara rekor persentase kenaikan terbesar IHSG tercatat pada 2 Februari 1998 ketika melesat 14,03%, berdasarkan data Refinitiv.

Lonjakan IHSG menyiratkan dari penguatan bursa saham global sesi sebelumnya ketika perdagangan bursa saham Tanah Air libur Hari Raya Nyepi. Namun, pada hari Kamis kemarin ketika bursa saham Benua Kuning sebagian besar memerah, IHSG justru menghijau, diikuti indeks S&P/ASX 200 yang naik 2,3% menjadi 5.113,30.

Sementara dari bursa saham Wall Street pada penutupan perdagangan Kamis indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) melonjak 1.351,62 poin, atau 6,4%, menjadi 22.552,17. Kenaikan DJIA menjadi lonjakan tiga hari terbesar sejak 1931.

S&P 500 juga naik 6,2% ke 2.630,07. Nasdaq Composite naik 5,6% pada 7.797,54 karena saham Facebook, Amazon, Apple, Netflix, dan Google-parent Alphabet semuanya melonjak lebih dari 4%.

Di pagi hari ini futures Wall Street kembali membukukan penguatan, pukul 06:50 WIB indeks Dow Jones futures naik 0,3% pada 22.410, indeks S&P 500 menguat 0,4% menjadi 2.619 sedangkan Nasdaq 100 naik 0,2% ke 7.858.

Pada perdagangan pagi ini Jumat (27/3/2020) lonjakan sepanjang sejarah bursa saham Wall Street spot dan futures (kontrak berjangka) yang masih menguat kemungkinan menjadi pemicu  lanjutnya reli IHSG untuk bisa melenggang ke zona hijau kembali.

 

Wall Street Melonjak, IHSG Bisa ReliFoto: Revinitif

 

Analisis Teknikal
Pergerakan IHSG dengan menggunakan indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area resistance dan support, bergerak naik (bullish). Mencoba melewati level resistance atau batas atas di 4.495 dan berlanjut ke area 4.650. Sementara batas bawah atau support berada di 4.215 hingga area 4.065.

Pola batang lilin menunjukkan Engulfing Bullish, batang akhir lebih panjang dari batang sebelumnya di tengah tren penurunan. Pola tersebut menandakan pembalikan arah tren dan pergerakan cenderung untuk naik lebih lanjut.

Sementara indikator Commodity Channel Index (CCI) sebagai sinyal beli atau jual terlihat untuk juga bergerak ke atas, tersirat dari garis CCI yang mencoba menembus batas pivot dari CCI.

Secara keseluruhan, dari fundamental yang cukup positif dari lonjakan bursa saham Wall Street sebagai barometer bursa saham dunia di kombinasikan dengan teknikal pola Engulfing Bullish. Maka pergerakan IHSG selanjutnya diprediksi untuk melanjutkan kenaikan.

Perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan lebih lanjut.

 

[Gambas:Video CNBC]




TIM RISET CNBC INDONESIA


(har/har) Next Article Obat Corona Membawa Harapan, IHSG Hari Ini Bisa Hijau

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular