Cegah Investor Kabur, Bos BI Pedekate ke Investor Asing

Lidya Julita Sembiring, CNBC Indonesia
26 March 2020 13:47
Bank Indonesia (BI) sudah melakukan teleconference dengan Kementerian Keuangan dan para investor.
Foto: Media briefing Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo ( Bank Indonesia Channel)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) sudah melakukan teleconference dengan Kementerian Keuangan dan para investor, termasuk investor asing untuk mendapatkan pandangan di tengah upaya pemerintah Indonesia dan global dalam memerangi virus corona (COVID-19) yang mulai berdampak secara ekonomi.

BI menegaskan teleconference dengan investor terus akan dilakukan guna memberikan informasi yang tepat bagi investor terhadap kondisi terkini penanganan corona di Indonesia dan antisipasi para pemangku kepentingan (stakeholders).

"Sejak pekan lalu, kami sudah teleconference dengan investor dan dengan Kemenkeu, termasuk Wamenkeu, lakukan teleconference, dan saya juga lakukan. Dan nanti sore juga [teleconference]. Nanti juga akan diikuti banyak investor," tegas Perry dalam briefing perkembangan ekonomi terkini, Kamis (26/3/2020).


Hasil dari teleconference itu ialah investor asing memberikan apresiasi terhadap langkah-langkah antisipasi yang dilakukan pemerintah dan BI.

"Apa yang kami dapatkan, mereka apresiasi langkah pemerintah baik [dari sisi] ekonomi dan terhadap BI yang pastikan kami selalu ada di pasar baik valas maupun SBN [surat berharga negara]," tegas Perry.

"Kami kasih confidence ke mereka, mereka juga confidence terhadap kondisi ekonomi RI baik, dan mereka [investor] tentu saja tidak bisa disalahkan dengan persepsi merek, gak bisa disalahkan karena ini [dilakukan juga oleh] pelaku [usaha] di dunia, investor panik. Makanya fenomena [dana asing] keluar terjadi tidak hanya di RI," kata Perry lagi.


Dia mengatakan upaya menstabilkan pasar juga dilakukan sejumlah bank sentral global tak hanya BI, misalnya di Brazil dan beberapa negara lainnya.

Dampak dari penjelasan kepada investor itu menurut BI sudah mulai terasa. "Nah kelihatan pada hari ini kami lihat beberapa investor mulai beli aset keuangan baik saham, SBN, meski gak besar. Ini menunjukkan begitu kepanikan berakhir dan bagaimana kita kelola ekonomi."

Lebih lanjut, Perry mengakui cadangan devisa (cadev) pasti akan turun karena terpakai untuk intervensi nilai tukar rupiah. Namun MH Thamrin menegaskan cadangan devisa tetap kuat.

"Kami pastikan jumlah cadangan devisa yang kami miliki lebih dari cukup. Dengan tekanan nilai tukar yang cukup besar tentu ada penurunan. Kami memastikan jumlah cadangan devisa lebih dari cukup untuk bagaimana mendukung upaya stabilisasi nilai tukar rupiah," tegas Perry.

Per akhir Februari 2020, cadangan devisa tercatat US$ 130,44 miliar. Turun dibandingkan bulan sebelumnya yaitu US$ 131,7 miliar.

"Cadangan devisa adalah first line of defense, itu lebih dari cukup. Tapi kami juga mempunyai second line of defence, yaitu bilateral swap dengan sejumlah bank sentral," kata Perry.

[Gambas:Video CNBC]


(tas/tas) Next Article AS Kasih Kepastian, Ini Ramalan Pergerakan Rupiah dari Bos BI

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular