
Sesi II, IHSG Masih Punya Taji untuk Menguat

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada sesi I ditutup melonjak 9,62% ke level 4.316,42, karena sentimen investor berangsur pulih mencerna disahkannya paket stimulus pemerintahan Donald Trump hampir senilai US$ 2 triliun.
Berdasarkan data BEI, pada sesi I nilai transaksi tercatat Rp 7,32 triliun dengan beli bersih asing (net buy) sebesar Rp 405,87 miliar.
Saham-saham yang menjadi pemicu rebound IHSG diantaranya saham PT Kimia Farma Tbk (KAEF) (+23,08%), PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) (+19,82%), PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) (+19,80%), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) (+17,67%), sedangkan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) (+16,80%).
Laksono Widito Widodo, Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI, membeberkan kenapa IHSG bisa menguat sendirian di Asia pada perdagangan pagi ini.
"Selama kita tutup kemarin [Rabu], bursa-bursa utama dunia mencatatkan kenaikan tajam terutama di AS karena solusi pemberian insentif ekonominya sudah disetujui. Jadi kali ini IHSG juga mengikuti pola pergerakan index dunia yang ada sekarang," katanya di Jakarta, Kamis (26/3/2020).
Tadi pagi, saham-saham di Bursa Amerika Serikat (AS), Wall Street, kembali mencatatkan kenaikan. Itu terjadi setelah Gedung Putih dan para pemimpin kongres mengatakan mereka telah menyetujui Rancangan Undang-Undang (RUU) stimulus besar-besaran untuk menghalau perlambatan ekonomi yang disebabkan pandemi virus corona (COVID-19).
Mencermati fakta tersebut, rebound yang telat setelah bursa saham Tanah Air ditutup pada hari Rabu disaat bursa saham Wall Street dan saham Asia Melonjak sesi kemarin, pada sesi II IHSG diprediksi masih melanjutkan kenaikan terbatas.
![]() |
Analisis Teknikal
Pergerakan IHSG dengan menggunakan indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area resistance dan support, masih melanjutkan penguatan. Mencoba melewati tahanan atas atau resistance 4.325 dan berlanjut ke area 4.375. Sementara tahanan bawah atau support berada di 4.115 hingga area 3.910.
Sementara indikator Commodity Channel Index (CCI) sebagai sinyal beli atau jual terlihat menurun, tersirat dari garis CCI yang semakin bergerak ke atas.
Secara keseluruhan, dari fundamental yang cukup positif stimulus Amerika Serikat senilai US$2 triliun dengan teknikal yang sudah rebound. Maka pergerakan IHSG selanjutnya diprediksi untuk melanjutkan kenaikan.
Perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan lebih lanjut.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(har/har) Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500