Rupiah Menguat 1,5% Lebih! Ada Apa Ya?

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
26 March 2020 08:05
Rupiah Menguat 1,5% Lebih! Ada Apa Ya?
Ilustrasi Rupiah dan Dolar AS (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak menguat di perdagangan pasar spot hari ini. Investor bergairah karena pemerintah dan Senat AS dikabarkan telah menyepakati paket stimulus raksasa bernilai US$ 2 triliun atau sekira Rp 32.907,12 triliun.

Pada Kamis (24/2/2020), US$ 1 dibanderol Rp 15.200 kala pembukaan pasar spot. Rupiah menguat signifikan 1,52% dibandingkan posisi penutupan perdagangan sebelum libur Hari Raya Nyepi.


Dini hari tadi waktu Indonesia, bursa saham New York ditutup cenderung menguat. Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik 2,39%, S&P 500 bertambah 1,15%, tetapi Nasdaq Composite masih terkoreksi 0,45%.

Hijaunya Wall Street menandakan risk appetite investor sedang tinggi. Minat terhadap aset-aset berisiko kembali tumbuh selepas lama terbenam.

Ini tidak lepas kabar kesepakatan informal pemerintah dan Senat AS seputar stimulus fiskal untuk penanganan wabah virus corona, tinggal melalui proses voting. Sejauh ini, AS mengeluarkan stimulus paling besar di antara negara-negara lain di dunia yaitu mencapai US$ 2 triliun.

Sebagai gambaran, Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada 2019 adalah Rp 15.833,9 triliun. Artinya, stimulus yang bakal digelontorkan pemerintahan Presiden Donald Trump bernilai lebih dari dua kali lipat nilai seluruh perekonomian Indonesia. Kalau mau, Indonesia bisa dibeli dan uangnya masih banyak sisa...

Berikut adalah rincian proposal stimulus yang diajukan pemerintah Negeri Adidaya, seperti dikutip dari Reuters:
1. Bantuan tunai US$ 1.200 per kepala bagi mereka yang membutuhkan. Untuk keluarga yang memiliki anak, jumlahnya bisa meningkat menjadi US$ 3.000. Anggarannya adalah US$ 500 miliar.
2. Bantuan kepada usaha kecil-menengah. Anggarannya adalah US$ 350 miliar.
3. Bantuan likuiditas kepada maskapai penerbangan. Anggarannya adalah US$ 500 miliar.
4. Bantuan kepada rumah sakit dan sektor kesehatan. Anggarannya adalah US$ 75 miliar.
5. Perluasan program tunjangan pengangguran. Anggarannya adalah US$ 250 miliar.
6. Pengembangan obat serta pengadaan masker, sarung tangan, dan ventilator. Anggarannya adalah US$ 4 miliar.



Uang ini diharapkan mampu menjaga performa perekonomian Negeri Adidaya dari serangan virus corona. Ketika ekonomi AS masih tumbuh, apalagi cukup tinggi, maka seluruh dunia akan menikmati.

Maklum, AS adalah pasar terbesar di dunia. Kala permintaan AS terjaga baik, maka negara-negara lain bisa tetap mengirimkan barangnya ke sana.




Bank sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) cabang Atlanta dalam GDPNow memperkirakan pertumbuhan ekonomi Negeri Paman Sam pada kuartal I-2020 adalah 3,1% secara kuartalan yang disetahunkan (annualized). Lebih tinggi dibandingkan kuartal sebelumnya yaitu 2,1%.




Seiring harapan akan pertumbuhan ekonomi AS yang membaik, yang bisa mendorong perekonomian di negara-negara lain, investor pun bergairah. Aset-aset berisiko di negara berkembang Asia kembali menjadi incaran, termasuk di Indonesia.

"Sudah jelas, stimulus sebesar ini tidak hanya meringankan beban perekonomian AS tetapi juga negara-negara lain. AS memberi sinyal bahwa mereka siap menyediakan 'piring' yang siap dibagikan kepada yang lain," kata Andrew Collier, Direktur Pelaksana di Orient Capital yang berbasis di Hong Kong, seperti diwartakan Reuters.


TIM RISET CNBC INDONESIA


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular