Harga Emas Mulai Berkilau Lagi, Balik ke US$ 1.500/Oz

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
24 March 2020 09:57
Harga emas di pasar spot dunia menguat, memperpanjang reli untuk hari kedua di level psikologis US$ 1.500 per troy ons.
Foto: Emas Antam (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas di pasar spot dunia menguat, memperpanjang reli untuk hari kedua di level psikologis US$ 1.500 per troy ons (Oz), menyusul rencana bank sentral Amerika Serikat (AS) mengguyur likuiditas ke pasar untuk mengatasi efek corona.

Data Refinitif yang diakses pada Selasa (24/3/2020) pukul 09:30 menyebutkan bahwa harga logam mulia tersebut menguat 1,5% atau US$22,9 per troy ons, menjadi US$ 1.575,98. Di pasar futures, harga kontrak berjangka emas menguat 1,6% menjadi US$ 1.592,20 per troy ons.

Kenaikan harga hari ini melanjutkan reli pada Senin di mana harga komoditas logam tersebut menguat 3,7% pada Senin, menjadi kenaikan harian tertinggi sejak Juni 2016. Sepanjang pekan lalu, harga emas bergerak rata-rata di kisaran US$ 1.400 per troy ons.



Untuk pertama kalinya dalam sejarah bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) berencana membeli tak hanya obligasi pemerintah saja dari pasar, melainkan juga obligasi korporasi, memberikan pinjaman langsung ke perusahaan AS, hingga ke Usaha Kecil dan Menengah (UKM).

Presiden AS Donald Trump pada Senin mengatakan bahwa pihaknya telah menyiapkan skenario agar perekonomian tetap berjalan setelah shutdown selama 15 hari untuk penanganan virus corona. Namun, realisasi kebijakan itu dirundung ketakpastian.

Hingga kini belum ada kesepakatan antara Partai Republik dan Partai Demokrat di tingkat Senat mengenai detil stimulus tersebut. Kubu Demokrat menilai proposal stimulus itu memberikan uang yang sangat sedikit bagi rumah sakit dan tak cukup memiliki aturan terkait dana talangan bagi perusahaan kakap.

Ketakpastian tersebut memicu investor memborong emas. Kepemilikan investor di reksa dana yang bisa diperdagangkan (exchange-traded fund/ETF) berbasis emas yakni SPDR Gold Trust GLD, naik 1,8% menjadi 923,99 ton pada Senin lalu.

Kekhawatiran seputar pasokan emas juga menjadi pemicu kenaikan harga, setelah tiga perusahaan pengolah emas terbesar dunia berbasis di Swiss Senin melaporkan penghentian produksi selama sepekan untuk mengatasi penyebaran virus corona.


[Gambas:Video CNBC]



TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags/ags) Next Article Duh! Emas Antam Sepekan Ini Drop 1,2%, Kok Bisa?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular