Investor Berburu 'Barang Diskonan', Bursa Saham Asia Hijau

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
24 March 2020 08:54
Investor Berburu 'Barang Diskonan', Bursa Saham Asia Hijau
Ilustrasi Bursa Saham Tokyo (AP Photo/Koji Sasahara)
Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Asia menghijau pada perdagangan hari ini. Koreksi yang begitu parah dalam beberapa hari terakhir membuat harga aset di bursa saham Benua Kuning kini sudah murah sehingga mendorong minat pelaku pasar untuk mengoleksi.

Pada Selasa (24/3/2020) pukul 08:53 WIB, berikut perkembangan indeks saham utama Asia:



Maklum saja, bursa saham Asia memang sudah terkoreksi sangat dalam. Sejak awal Maret, indeks Shanghai Composite melemah 6,16%. Sementara Hang Seng -13.9%, Straits Times -23.39%, dan KOSPI -21,18%. 

Jadi sekarang memang saatnya berburu 'barang diskonan'. Harga aset di bursa saham Asia sudah terpangkas sehingga menarik untuk kembali dikoleksi.

Dari Wall Street, bursa saham AS memang masih merah. Dini hari tadi waktu Indonesia, indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup melemah 3,04%. Sementara S&P 500 terkoreksi 2,93% dan Nasdaq Composite minus 0,27%.


Walau melemah, tetapi koreksi di Wall Street sebenarnya agak mereda. Akhir pekan lalu, DJIA ditutup amblas 4,55%, S&P 500 anjlok 4,34%, dan Nasdaq jatuh 3,79%.

Wall Street sejatuh-sejatuhnya pada perdagangan 16 Maret. Kala itu DJIA ambrol 12,93%, S&P 500 jeblok 11,98%, dan Nasdaq terpangkas 12,32%. Ini adalah koreksi harian terdalam sejak 1987.

Jadi, koreksi Wall Street dini hari tadi agak mendingan lah. Ini menunjukkan tekanan mulai berkurang, karena investor bersemangat membeli aset-aset yang harganya sudah diskon besar-besaran.

Sebenarnya pelemahan Wall Street bisa saja lebih landai apabila stimulus fiskal yang diajukan pemerintah AS sudah bisa dieksekusi. Saat ini proposal stimulus bernilai US$ 2 triliun tersebut masih nyangkut di Senat.

Hasil voting untuk meloloskan paket ini adalah 49-46, tipis sekali. Usulan pemerintah belum bisa gol karena butuh minimal 60 suara.

Partai Republik pendukung pemerintah memang mayoritas di Senat. Namun mayoritas tipis, karena Grand Old Party menduduki 53 dari 100 kursi yang tersedia.

Oleh karena itu, memang sulit untuk memperoleh 60 suara. Satu-satunya anggota Senat dari Partai Demokrat yang mendukung proposal pemerintah adalah Senator Doug Jones dari Negara Bagian Alabama.

Padahal paket stimulus pemerintah sangat diharapkan untuk meredam dampak penyebaran virus corona yang membuat 1 dari 3 warga AS terpaksa tinggal di rumah. Tidak bisa sekolah, tidak bisa bekerja.

Berikut adalah rincian proposal stimulus yang diajukan pemerintahan Presiden Donald Trump:
1. Bantuan tunai US$ 1.200 per kepala bagi mereka yang membutuhkan. Untuk keluarga yang memiliki anak, jumlahnya bisa meningkat menjadi US$ 3.000. Anggarannya adalah US$ 500 miliar.
2. Bantuan kepada usaha kecil-menengah. Anggarannya adalah US$ 350 miliar
3. Bantuan likuiditas kepada maskapai penerbangan. Anggarannya adalah US$ 500 miliar.
4. Bantuan kepada rumah sakit dan sektor kesehatan. Anggarannya adalah US$ 75 miliar.
5. Perluasan program tunjangan pengangguran. Anggarannya adalah US$ 250 miliar.
6. Pengembangan obat serta pengadaan masker, sarung tangan, dan ventilator. Anggarannya adalah US$ 4 miliar.

"Pasar butuh kejelasan, bukan soal virus tetapi bagaimana kita merespons virus tersebut. Begitu pasar melihat kejelasan ini, maka rebound sudah pasti akan terjadi," tegas Stephen Massocca, Senior Vice President di Wedbush Securites yang berbasis di San Francisco, seperti dikutip dari Reuters.

Koreksi Wall Street yang agak mereda, bahkan ada peluang hijau andai paket stimulus sudah diloloskan Senat, membuat investor di Asia bersemangat. Ini membuat bursa Asia akhirnya hijau setelah beberapa waktu terakhir terus-menerus 'kebakaran'.


TIM RISET CNBC INDONESIA


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular