Stimulus Belum Deal, Wall Street Menunjukkan Tanda Koreksi

Haryanto, CNBC Indonesia
23 March 2020 12:49
Saham berjangka Wall Street jatuh lagi pada hari Minggu malam waktu AS atau Senin (23/3/2020) WIB karena gagalnya kesepakatan stimulus
Foto: CNBC

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham berjangka Wall Street jatuh lagi pada hari Minggu malam waktu AS atau Senin (23/3/2020) saat investor menunggu keputusan terkait stimulus ekonomi Amerika Serikat (AS), guna memerangi wabah virus corona.

Futures indeks Dow Jones Industrial Average pada pukul 12:20 turun 4,7% menjadi 18.145, S&P 500 anjlok 4,66% menjadi 2.181, sedangkan Nasdaq 100 ambles 4,05% ke level 6.687 setelah pelaku pasar merespon negatif atas ketidaksepakatan tersebut.

Rancangan undang-undang (RUU) stimulus fiskal gagal dalam pemungutan suara Senat pada hari Minggu (20/3/2020) karena Partai Demokrat memperingatkan tindakan itu tidak cukup untuk membantu pekerja dan terlalu banyak untuk menyelamatkan perusahaan.


Sebelumnya, Ketua DPR Nancy Pelosi telah mengisyaratkan dia tidak setuju dengan rencana stimulus versi Republik, dengan mengatakan, "dari sudut pandang saya, kita terpisah." seperti dikutip CNBC Internasional.

Namun, Pemimpin Minoritas Senat Chuck Schumer, D-NY, mengatakan ketidaksepakatan atas UU tersebut dapat diatasi dalam 24 jam ke depan. Seorang juru bicara untuk Schumer menambahkan.

Sementara Direktur Dewan Ekonomi Nasional Larry Kudlow mengatakan pada hari Sabtu paket stimulus ekonomi akan berjumlah lebih dari US$ 2 triliun, mencatat bahwa itu akan sama dengan sekitar 10% dari output ekonomi AS.

Ekspektasi bagi ekonomi AS juga cepat memburuk. Ekonom di Goldman Sachs menulis pada hari Jumat bahwa mereka memperkirakan kontraksi 24% untuk kuartal kedua setelah penurunan 6% pada kuartal pertama. Ekonom Morgan Stanley Ellen Zentner mengatakan dalam sebuah catatan, Minggu.

Gagalnya kesepakatan ini mendorong pesimistis pelaku pasar yang sedang terguncang oleh badai virus corona yang semakin deras.

Di sisi lain, investor juga terguncang oleh penurunan tajam harga minyak mentah. Futures West Texas Intermediate turun 29,3% minggu lalu, penurunan mingguan terbesar sejak Januari 1991. Minyak mentah AS juga lebih dari 66% di bawah level tertinggi 52-minggu terbaru.

Kerugian curam dalam minyak mentah memaksa investor untuk menjual aset lain seperti saham atau obligasi untuk menutupi kerugian dalam posisi energi mereka. Minyak mentah berjangka sempat jatuh lebih dari 8% pada Minggu malam.

TIM RISET CNBC INDONESIA

[Gambas:Video CNBC]




(har/hps) Next Article Dow Jones Dibuka Lompat 0,8% Jelang Pelantikan Joe Biden

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular