Tembus Rp 145/JPY, Rupiah Terlemah Sepanjang Sejarah vs Yen

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
20 March 2020 11:30
Aksi jual yang terus berlanjut di pasar keuangan dalam negeri membuat rupiah tertekan.
Foto: Mata Uang Yen. (REUTERS/Kim Kyung-Hoon/Files)
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah melemah tajam melawan yen dalam dua hari terakhir hingga menembus ke atas Rp 145/JPY yang menjadi level terlemah sepanjang sejarah.

Pada pukul 11:18 WIB, JPY 1 dibanderol, Rp 145,58, rupiah melemah 1,39% di pasar spot, melansir data Refinitiv. Kamis kemarin rupiah merosot 2,11% ke 143,54 yang merupakan rekor penutupan terlemah sepanjang sejarah. Rekor tersebut sepertinya akan pecah lagi hari ini.

Aksi jual yang terus berlanjut di pasar keuangan dalam negeri membuat rupiah tertekan. Aksi jual sebenarnya tidak hanya terjadi di pasar keuangan RI, tetapi juga secara global. Namun Indonesia yang merupakan negara emerging market tentunya dianggap lebih berisiko oleh para investor sehingga aksi jual terjadi lebih parah.



Berdasarkan data RTI, secara year-to-date (YTD) terjadi capital outflow di pasar saham sebesar Rp 9,66 triliun. Sementara di pasar obligasi lebih parah lagi, sejak akhir Desember 2019 hingga 17 Maret terjadi outflow sebesar Rp 78,76 triliun, berdasarkan data dari Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risko (DJPPR) Kementerian Keuangan.

Pergerakan rupiah memang sangat rentan oleh keluar masuknya aliran modal (hot money) sebagai sumber devisa. Sebabnya, pos pendapatan devisa lain yakni transaksi berjalan (current account), belum bisa diandalkan. Sejak tahun 2011 transaksi berjalan RI sudah mengalami defisit. Praktis pasokan valas hanya dari hot money, yang mudah masuk-keluar.



Di sisi lain, yen merupakan mata uang yang menyandang status aset aman (safe haven) dan menjadi target invetasi pelaku pasar ketika terjadi gejolak di pasar finansial. Dua status yang berlawan tersebut membuat nilai tukar rupiah terus merosot melawan yen hingga menyentuh level terlemah sepanjang sejarah.

Selain itu Jepang merupakan negara kreditur terbesar di dunia. Berdasarkan data Kementerian Keuangan Jepang yang dikutip CNBC International, jumlah aset asing yang dimiliki pemerintah, swasta, dan individual Jepang mencapai US$ 3,1 triliun di tahun 2018. Status tersebut mampu dipertahankan dalam 28 tahun berturut-turut.

Jumlah kepemilikan aset asing oleh Jepang bahkan 1,3 kali lebih banyak dari Jerman yang menduduki peringkat kedua negara kreditur terbesar di dunia. Saat terjadi gejolak di pasar finansial, investor asal Jepang akan merepatriasi dananya di luar negeri, sehingga arus modal kembali masuk ke Negeri Matahari Terbit tersebut, dan yen menjadi perkasa.



TIM RISET CNBC INDONESIA 

[Gambas:Video CNBC]




(pap/pap) Next Article Sentuh Rp 16.500/US$, Rupiah Terus Terpuruk

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular