Produksi & Penjualan Bumi Resources 2019 Tembus 87 Juta Ton

Rahajeng Kusumo Hastuti, CNBC Indonesia
19 March 2020 20:52
PT Bumi Resources Tbk (BUMI) mencatatkan kenaikan 5% produksi batu bara sepanjang 2019.
Foto: Wahyu Daniel
Jakarta, CNBC Indonesia- PT Bumi Resources Tbk (BUMI) mencatatkan kenaikan 5% produksi batu bara sepanjang 2019. Emiten batu bara terbesar ini mencatat total produksi 2019 mencapai 87 juta ton, naik dibandingkan 2018 dengan produksi 83 juta ton

Direktur dan Sekretaris Perusahaan Dileep Srivastava mengatakan penjualan perusahaan pun naik 7% menjadi 87 juta ton, sementara pada 2018 penjualan hanya 81 juta ton dengan produksi 83 juta ton.

"Angka ini sesuai dengan target dan ekspektasi perusahaan di awal 2019, meski ada banyak tantangan di sektor batu bara," kata Dileep saat dihubungi CNBC Indonesia, Kamis (19/03/2020).


Meski demikian untuk kinerja keuangan perusahaan 2019 menurut Dileep masih harus menunggu audit. Dileep mengatakan untuk target tahun ini perusahaan baru akan melakukan peninjauan kembali pada April 2020.

Pada Januari-Februari 2020, perusahaan juga mencatatkan kenaikan penjualan 9% atau sebesar 14,3 juta ton, dibandingkan periode yang sama 2019 sebanyak 13,1 juta ton.

"Untuk penjualan Maret mungkin jumlahnya hampir sama. Sekitar 20-30% cost produksi kami adalah bahan bakar, apabila kami bisa mendapatkan impor bahan bakar maka seharusnya bisa mengurangi biaya," kata Dileep.

Produksi & Penjualan Bumi Resources 2019 Tembus 87 Juta TonFoto: Wahyu Daniel

Saat ini 70% penjualan bumi mengandalkan pasar ekspor. Dia memperkirakan harga batu bara sekitar US$ 60-70 per ton, sementara harga minyak justru bisa ambles hingga US$ 20 per barel.

Sebelumnya perusahaan juga mengharapkan pemerintah benar-benar memberikan insentif royalti batu bara menjadi 0% yang diatur melalui omnibus law. Harapan adanya insentif tersebut tertera di Rancangan Undang-Undang Omnibus Law Cipta Tenaga Kerja setebal 1.000 halaman bocor dan beredar ke media.

"Kami menunggu hasil final omnibus law agar bisa berkomentar lebih jauh, tetapi dari draft tersebut rasanya positif hasilnya," katanya.


Jika memang ada insentif royalti bagi perusahaan batu bara yang melakukan hilirisasi, Dileep menilai akan menjadi sinyal positif pada iklim investasi Indonesia. Selain itu, keputusan ini juga bisa memacu industri tidak hanya menjual batu bara mentah, tetapi mengolahnya di dalam negeri. Dengan begitu Indonesia bisa mengurangi ketergantungan terhadap impor bahan bakar, dengan adanya proyek gasifikasi batu bara.

"Tapi kami masih menunggu rincian lebih lanjut dan secara resmi untuk omnibus law ini," katanya.

[Gambas:Video CNBC]




(dob/dob) Next Article Penjualan Batu Bara BUMI Capai 78,7 Juta Ton di 2023

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular