IHSG Keluar Level 4.200, Terlemah Sejak September 2015

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
19 March 2020 09:22
IHSG nyaris kena trading halt
Foto: IHSG Bursa Efek Indonesia. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Belum ada 30 menit berselang setelah pembukaan, IHSG sudah terkoreksi nyaris 5% dan keluar dari level psikologis 4.200, menandai level terlemah sejak September 2015.

Pada 09.22 WIB, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sudah anjlok terkoreksi 4,78% ke level 4.123,73. Nyaris terkena trading halt. Pasar masih dilanda dengan kepanikan menyusul lonjakan kasus COVID-19 yang terus bertambah signifikan.

Jumlah kasus infeksi COVID-19 sudah melampaui angka 200 ribu. Lonjakan signifikan masih terjadi di luar China. Sejak awal pekan ini, total kasus kumulatif COVID-19 di luar China telah melampaui jumlah kasus kumulatif di China.

Mengacu pada data kompilasi John Hopkins University CSSE, pertambahan kasus di luar China per harinya pada pekan ini saja mencapai lebih dari 10 ribu kasus baru per hari. Indonesia adalah salah satu yang melaporkan pertambahan jumlah kasus per harinya.


Sampai dengan hari kemarin, jumlah kasus infeksi COVID-19 di Indonesia sudah mencapai angka 227. Jumlah korban meninggal mencapai 19 orang. Ini membuat tingkat mortalitas di Indonesia menjadi yang paling tinggi kedua setelah Filipina di kawasan Asia Tenggara.

Di tengah kondisi yang jauh dari kata kondusif seperti sekarang ini, harga minyak mentah malah makin anjlok. Kemarin harga minyak mentah Brent kontrak berjangka ditutup anjlok 13,4% ke level terendah sejak 2003 di US$ 24,88/barel.

Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) malah anjlok sampai 20% lebih dan menyentuh level terendah sejak Februari 2002 ke level US$ 20,37/barel.

Harga minyak sendiri semakin ambles karena pandemi COVID-19 menjadi ancaman terbesar penurunan permintaan minyak global. Di sisi lain, kala permintaan minyak terancam anjlok, pasar malah berpotensi dibanjiri pasokan karena rencana Arab Saudi yang akan meningkatkan produksi minyak kembali ke level 12 juta barel per hari (bpd) pada April nanti.

Walau pagi ini harga minyak sudah melesat lagi, hal ini semakin menunjukkan bahwa pasar bergerak dengan volatilitas yang sangat tinggi.

Selain dua faktor di atas, hari ini Bank Indonesia (BI) dijadwalkan untuk mengumumkan suku bunga acuan, BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI 7-DRRR).

Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan Gubernur Perry Warjiyo dan sejawat akan menurunkan BI 7 Day Reverse Repo Rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 4,25%. Namun konsensus itu tidak terbentuk secara aklamasi.

Dari 12 institusi yang berpartisipasi dalam pembentukan konsensus, enam yang meramal BI 7 Day Reverse Repo Rate diturunkan ke 4,5%. Kemudian lima di antaranya memperkirakan suku bunga acuan ditahan di 4,75%. Sementara satu memproyeksi pemangkasan suku bunga acuan lebih agresif yaitu 50 bps menjadi 4,25%.

Dipangkas atau tidak dipangkas, pada dasarnya pasar masih berpotensi besar mengalami tekanan dan bergerak dengan volatilitas tinggi. Kalau ingin pasar mulai normal lagi, ya musuh utamanya disingkirkan dulu (COVID-19).



TIM RISET CNBC INDONESIA
(twg/twg) Next Article Sempat Menguat di Sesi 1, IHSG Hari Ini Ditutup Melemah

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular