Di Kurs Tengah BI dan Pasar Spot, Dolar AS Sudah Rp 15.200-an

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
18 March 2020 10:09
Pasar Skeptis Sikapi Stimulus
Ilustrasi Rupiah (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Pelaku pasar juga sepertinya skeptis merespons stimulus dari otoritas moneter maupun fiskal. Berbagai bank sentral di dunia ramai-ramai memangkas suku bunga acuan, sementara pemerintah menggelontorkan anggaran miliar dolar AS untuk meredam dampak penyebaran virus corona.

Namun masalahnya, stimulus fiskal seperti ini bertujuan untuk mendorong permintaan (demand). Sementara virus corona menyerang sisi lain dari perekonomian yaitu pasokan (supply).

Akibat serangan virus corona, banyak negara yang melakukan karantina wilayah (lockdown). Ini membuat kantor dan pabrik tidak beroperasi. Artinya, output produksi menjadi berkurang dan terjadi kelangkaan. Jadi walau permintaan naik, kalau barangnya tidak ada mau apa?


"Kami menilai pengambil kebijakan tidak bisa menganggap enteng risiko tekanan di sisi pasokan. Jika ini berlangsung lama, maka output manufaktur global akan turun dan menyebabkan inflasi," tegas Putera Satria Sambijantoro, Ekonom Bahana Sekuritas, seperti dikutip dari risetnya.

Situasi yang masih penuh tantangan seperti ini membuat investor berpikir ribuan kali untuk masuk ke instrumen berisiko di pasar keuangan Asia, termasuk Indonesia. Akibatnya, rupiah masih sulit mendapatkan momentum untuk bangkit.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular