Di Kurs Tengah BI dan Pasar Spot, Dolar AS Sudah Rp 15.200-an

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
18 March 2020 10:09
Gegara Corona, Ekonomi China Diramal Minus!
Ilustrasi Rupiah (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Optimisme sempat muncul di pasar setelah melihat kinerja Wall Street. Dini hari tadi, indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) melonjak 5,2%, S&P 500 melesat 6%, dan Nasdaq Composite meroket 6,23%.

Penguatan ini terjadi setelah tiga indeks tersebut melemah sangat parah, sampai ke kisaran 12%. Itu adalah pelemahan harian terdalam sejak 1987.


Akan tetapi, investor kemudian kembali ke mode risk-off (menghindari risiko) melihat perkembangan penyebaran virus corona. Mengutip data satelit pemetaan ArcGis per pukul 07:53 WIB, jumlah kasus virus corona di seluruh dunia hampir mencapai 200.000 tepatnya 197.126. Sementara korban jiwa nyaris 8.000 yaitu 7.905 orang.

Gara-gara corona, ekonomi global diramal terkontraksi alias tumbuh negatif. Goldman Sachs, bank ternama asal AS, memperkirakan perekonomian China terkontraksi hingga 9% pada kuartal I-2020. Jauh memburuk dibandingkan proyeksi sebelumnya yaitu tumbuh 2,5%.

Sementara untuk keseluruhan 2020, Goldman Sachs memproyeksi pertumbuhan ekonomi China di angka 3%. Jauh melambat ketimbang proyeksi sebelumnya yang sebesar 5,5%.

China adalah perekonomian terbesar kedua di dunia dan pemain kunci di rantai pasok global. Jadi kalau ekonomi China terkontraksi, maka seluruh dunia akan merasakannya.



(aji/aji)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular