Pusing! Mau di Spot, di Kurs Tengah BI, Dolar Sudah Rp 15.000

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
17 March 2020 10:11
Mobilitas Terbatas, Ekonomi Terpangkas
Ilustrasi Rupiah (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Pasar keuangan global dibuat cemas bukan main karena penyebaran virus corona. Mengutip data satelit pemetaan ArcGis per pukul 09:13 WIB, jumlah kasus corona di seluruh dunia adalah 181.800. Sementara korban jiwa tercatat 7.145 orang.

Penyebaran virus corona yang semakin masif membuat sejumlah negara menerapkan kondisi darurat. Perdana Menteri Australia Scott Morrison mengumumkan pendatang dari luar negeri wajib melakukan karantina mandiri (self-quarantine) selama 14 hari. Kapal pesiar asing juga tidak boleh bersandar di Negeri Kanguru selama 30 hari terhitung akhir pekan lalu.

Di AS, Presiden AS Donald Trump melarang masuknya warga Eropa ke tanah Negeri Adidaya. Larangan ini sudah diperluas, kini termasuk Inggris dan Republik Irlandia.

Sementara di Prancis, pemerintahan Presiden Emmanuel Macron telah menutup pertokoan, restoran, dan fasilitas hiburan. Rakyat Negeri Anggur juga diminta tinggal di rumah. "Kita harus membatasi mobilitas," tegas Edouard Philippe, Perdana Menteri Prancis, seperti dikutip dari Reuters.

Pembatasan mobilitas masyarakat berarti membuat roda perekonomian berjalan lambat, bahkan bisa berhenti sama sekali. Oleh karena itu, risiko resesi mulai menjadi bahan pembicaraan.


"Well, mungkin saja," ujar Trump menjawab pertanyaan wartawan apakah AS mengarah ke resesi.

Dengan perkembangan yang semakin mengkhawatirkan ini, tidak heran investor enggan masuk ke aset-aset berisiko di Asia, termasuk Indonesia. Akibatnya rupiah kekurangan 'darah' dan terus melemah.



TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular