Pusing! Mau di Spot, di Kurs Tengah BI, Dolar Sudah Rp 15.000

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
17 March 2020 10:11
Pusing! Mau di Spot, di Kurs Tengah BI, Dolar Sudah Rp 15.000
Ilustrasi Demonstrasi (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah di kurs tengah Bank Indonesia (BI). Rupiah juga nelangsa di perdagangan pasar spot.

Pada Selasa (17/3/2020), kurs tengah BI atau kurs acuan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate/Jisdor berada di Rp 15.083. Rupiah melemah signifikan 1,79% dibandingkan posisi sehari sebelumnya dan menyentuh titik terlemah sejak November 2018.

Di 'arena' pasar spot, rupiah pun tak berdaya. Pada pukul 10:00 WIB, US$ 1 setara dengan Rp 15.010 di mana rupiah melemah 0,74%. Mata uang Tanah Air juga berada di posisi terlemah November 2018.




Derita rupiah bertambah kala melongok kinerja mata uang negara-negara tetangga. Sejumlah mata uang utama Asia sudah mampu menguat, misalnya dolar Singapura, naht Thailand, atau dolar Taiwan.

Depresiasi 0,74% sudah cukup untuk membuat rupiah berada di dasar 'klasemen' mata uang Benua Kuning. Kemarin, rupiah juga mencatatkan 'prestasi' serupa.

Berikut perkembangan kurs dolar AS terhadap mata uang utama Asia pada pukul 10:09 WIB:





Pasar keuangan global dibuat cemas bukan main karena penyebaran virus corona. Mengutip data satelit pemetaan ArcGis per pukul 09:13 WIB, jumlah kasus corona di seluruh dunia adalah 181.800. Sementara korban jiwa tercatat 7.145 orang.

Penyebaran virus corona yang semakin masif membuat sejumlah negara menerapkan kondisi darurat. Perdana Menteri Australia Scott Morrison mengumumkan pendatang dari luar negeri wajib melakukan karantina mandiri (self-quarantine) selama 14 hari. Kapal pesiar asing juga tidak boleh bersandar di Negeri Kanguru selama 30 hari terhitung akhir pekan lalu.

Di AS, Presiden AS Donald Trump melarang masuknya warga Eropa ke tanah Negeri Adidaya. Larangan ini sudah diperluas, kini termasuk Inggris dan Republik Irlandia.

Sementara di Prancis, pemerintahan Presiden Emmanuel Macron telah menutup pertokoan, restoran, dan fasilitas hiburan. Rakyat Negeri Anggur juga diminta tinggal di rumah. "Kita harus membatasi mobilitas," tegas Edouard Philippe, Perdana Menteri Prancis, seperti dikutip dari Reuters.

Pembatasan mobilitas masyarakat berarti membuat roda perekonomian berjalan lambat, bahkan bisa berhenti sama sekali. Oleh karena itu, risiko resesi mulai menjadi bahan pembicaraan.


"Well, mungkin saja," ujar Trump menjawab pertanyaan wartawan apakah AS mengarah ke resesi.

Dengan perkembangan yang semakin mengkhawatirkan ini, tidak heran investor enggan masuk ke aset-aset berisiko di Asia, termasuk Indonesia. Akibatnya rupiah kekurangan 'darah' dan terus melemah.




TIM RISET CNBC INDONESIA



(aji/aji) Next Article Keren! Penguatan Rupiah Nomor Wahid di Dunia

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular