Analisis Teknikal

Drop 3,5% di Sesi I, pada Sesi II Gerak IHSG Masih Terganjal

Haryanto, CNBC Indonesia
16 March 2020 13:17
IHSG pada perdagangan sesi 1 Senin (16/3/2020) terkoreksi 3.05% yang turun 171 poin, karena stimulus pemerintah tak mampu meredam gejolak pandemi COVID-19.
Foto: IHSG Bursa Efek Indonesia. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan sesi 1 Senin (16/3/2020) terkoreksi 3,5% yang turun 171 poin ke level 4.735.61. Perkembangan virus corona masih menjadi pemicu koreksi IHSG.

Setelah dibuka stagnan pada level 4.907,57 IHSG terus tergerus seiring sentimen negatif pasar berlanjut. Pasar sempat berharap keputusan The Fed memangkas suku bunga acuan sebesar 100 basis poin (bps) menjadi 0-0,25% bisa menjadi angin segar untu membantu ekonomi AS. Level suku suku bunga acuan The Fed tersebut menjadi yang terendah sejak tahun 2015.

Upaya-upaya kebijakan stimulus dan kebijakan lainnya baik dari pemerintah dalam negeri dan luar negeri juga belum mampu membangkitkan gairah di pasar saham.


Sementara itu, saham-saham yang banyak di jual asing (net Sell) adalah  saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) senilai Rp 154,39 miliar, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) sebesar Rp 86,52 miliar, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) senilai Rp 44,29 miliar sedangkan PT Bank Central Asia (BBCA) sebesar 31,31 miliar.

Di sisi lain, pelemahan IHSG ini senada dengan pergerakan bursa saham kawasan Asia pagi ini yang sebagian besar masih dibuka cukup rendah, dengan indeks Hang Seng (Hong Kong) anjlok 2,65%, Straits Times (Singapura) nyungsep 2,86%.

 

IHSG Masih Menerima Sentimen NegatifFoto: Revinitif

 

Analisis Teknikal
Harga IHSG yang terus menurun ini tergambar oleh garis dari harga rata-rata moving average periode 5 yang semakin melebar. Hal ini mengindikasikan penurunan lanjutan.

Dengan support lanjutan berada di area 4.725 hingga mencapai kisaran 4.715. Sementara tahanan atas atau resistance berada di 4.750 menuju 4.765.

Indikator stochastic yang sudah bermain di wilayah titik jenuh jual dalam sepekan terakhir belum mampu mengangkat pergerakan IHSG.

Secara keseluruhan analisis teknikal belum mampu membaca pergerakan harga secara signifikan karena sentimen negatif pasar yang lebih besar.

Jadi bagi para pelaku pasar batasan-batasan dari area resistance dan support yang menjadi kunci pergerakan selanjutnya.

 

[Gambas:Video CNBC]



TIM RSIET CNBC INDONESIA


(har/hps) Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular