
ECB Gelontorkan Stimulus, Kurs Euro Bergerak Liar
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
12 March 2020 21:01

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar euro bergerak liar melawan dolar Amerika Serikat (AS) setelah European Central Bank (ECB) menggelontorkan stimulus moneter guna melindungi perekonomian zona euro dari pandemik virus corona atau COVID-19.
Dalam pengumuman kebijakan moneter hari ini, ECB di bawah pimpinan Chirstine Lagarde menambah nilai program pembelian aset atau yang dikenal dengan quantitative easing (QE) sebesar 120 miliar euro (US$ 105,8 miliar) yang akan dilakukan hingga akhir tahun nanti.
Kurs euro sempat menguat 0,59% setelah pengumuman tersebut, sebelum berbalik melemah melemah 0,63%. Euro berhasil memangkas pelemahan dan berada di level US$ 1,1229, atau melemah 0,37% di pasar spot, melansir data Refinitiv.
Pelaku pasar sebelumnya memprediksi ECB memangkas suku bunga deposito (deposit facility) sebesar 10 basis poin (bps) menjadi -0,6%. Namun hal tersebut tidak terjadi, dan euro bergerak menguat meski hanya sesaat.
Untuk diketahui, pada bulan September lalu ECB sudah menggelontorkan stimulus guna memacu ekonomi zona euro yang melambat. Saat itu ECB memangkas suku bunga deposit facility sebesar 10 bps menjadi -0,5%, sementara main refinancing facility tetap sebesar 0% dan suku bunga pinjaman (lending facility) juga tetap sebesar 0,25%.
Bank sentral yang saat itu masih dipimpin Mario Draghi ini juga mengaktifkan kembali program QE yang sebelumnya sudah dihentikan pada akhir tahun 2018.
Program pembelian aset kali ini akan dimulai pada 1 November 2019 dengan nilai 20 miliar euro per bulan. QE tersebut tanpa batas waktu, artinya akan terus dilakukan selama dibutuhkan untuk memberikan stimulus bagi perekonomian zona euro.
Keputusan ECB ini menyusul bank sentral negara-negara maju lainnya yang menggelontorkan stimulus guna memacu perekonomian agar tidak terpukul pandemic COVID-19.
Rabu kemarin, Bank sentral Inggris (Bank of England/BoE) mengumumkan pemangkasan suku bunga darurat sebesar 50 basis poin (bps) menjadi 0,25%. Kebijakan dari BoE tersebut serupa dengan The Fed yang juga melakukan pemangkasan suku bunga darurat.
"Pada rapat khusus yang berakhir 10 Maret 2020, Komite Kebijakan Moneter (MPC) secara bulat memutuskan memangkas suku bunga sebesar 50 bps menjadi 0,25%" kata BoE dalam pernyataannya, Rabu (11/3/2020) sebagaimana dilansir CNBC International.
Pada Selasa (3/3/2020) malam (Selasa pagi waktu AS), The Fed mengejutkan pasar dengan pemangkasan suku bunga acuannya (Federal Funds Rate/FFR) sebesar 50 basis poin (bps) ke 1%-1,25%. Pemangkasan mendadak sebesar itu menjadi yang pertama sejak Desember 2008 atau saat krisis finansial. Kala itu The Fed memangkas suku bunga 75 bps.
Pelaku pasar memprediksi The Fed masih memangkas suku bunga lagi bahkan lebih agresif saat mengumumkan suku bunga 18 Maret (19 Maret waktu Indonesia) nanti. Kamis kemarin, pelaku pasar memprediksi The Fed akan memangkas suku bunga 25 bps 18 Maret nanti, tapi kini prediksi tersebut bertambah menjadi 50 bps.
Berdasarkan data dari piranti FedWatch milik CME Group, pelaku pasar melihat adanya probabilitas sebesar 81,1% The Fed akan memangkas suku bunga sebesar 100 bps menjadi 0-0,25%. Selain itu pelaku pasar melihat 18,9% suku bunga akan dipangkas 75 bps menjadi 0,25-0,5%, dan tidak ada probabilitas suku bunga dipangkas 50 bps, 25 bps, atau 0 bps.
Prediksi pemangkasan tersebut juga menjadi salah satu faktor euro bergerak liar hari ini ini.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Ekonomi AS Makin Terpuruk, Euro Berbalik Menguat 0,5%
Dalam pengumuman kebijakan moneter hari ini, ECB di bawah pimpinan Chirstine Lagarde menambah nilai program pembelian aset atau yang dikenal dengan quantitative easing (QE) sebesar 120 miliar euro (US$ 105,8 miliar) yang akan dilakukan hingga akhir tahun nanti.
Kurs euro sempat menguat 0,59% setelah pengumuman tersebut, sebelum berbalik melemah melemah 0,63%. Euro berhasil memangkas pelemahan dan berada di level US$ 1,1229, atau melemah 0,37% di pasar spot, melansir data Refinitiv.
Untuk diketahui, pada bulan September lalu ECB sudah menggelontorkan stimulus guna memacu ekonomi zona euro yang melambat. Saat itu ECB memangkas suku bunga deposit facility sebesar 10 bps menjadi -0,5%, sementara main refinancing facility tetap sebesar 0% dan suku bunga pinjaman (lending facility) juga tetap sebesar 0,25%.
Bank sentral yang saat itu masih dipimpin Mario Draghi ini juga mengaktifkan kembali program QE yang sebelumnya sudah dihentikan pada akhir tahun 2018.
Program pembelian aset kali ini akan dimulai pada 1 November 2019 dengan nilai 20 miliar euro per bulan. QE tersebut tanpa batas waktu, artinya akan terus dilakukan selama dibutuhkan untuk memberikan stimulus bagi perekonomian zona euro.
Keputusan ECB ini menyusul bank sentral negara-negara maju lainnya yang menggelontorkan stimulus guna memacu perekonomian agar tidak terpukul pandemic COVID-19.
Rabu kemarin, Bank sentral Inggris (Bank of England/BoE) mengumumkan pemangkasan suku bunga darurat sebesar 50 basis poin (bps) menjadi 0,25%. Kebijakan dari BoE tersebut serupa dengan The Fed yang juga melakukan pemangkasan suku bunga darurat.
"Pada rapat khusus yang berakhir 10 Maret 2020, Komite Kebijakan Moneter (MPC) secara bulat memutuskan memangkas suku bunga sebesar 50 bps menjadi 0,25%" kata BoE dalam pernyataannya, Rabu (11/3/2020) sebagaimana dilansir CNBC International.
Pada Selasa (3/3/2020) malam (Selasa pagi waktu AS), The Fed mengejutkan pasar dengan pemangkasan suku bunga acuannya (Federal Funds Rate/FFR) sebesar 50 basis poin (bps) ke 1%-1,25%. Pemangkasan mendadak sebesar itu menjadi yang pertama sejak Desember 2008 atau saat krisis finansial. Kala itu The Fed memangkas suku bunga 75 bps.
Pelaku pasar memprediksi The Fed masih memangkas suku bunga lagi bahkan lebih agresif saat mengumumkan suku bunga 18 Maret (19 Maret waktu Indonesia) nanti. Kamis kemarin, pelaku pasar memprediksi The Fed akan memangkas suku bunga 25 bps 18 Maret nanti, tapi kini prediksi tersebut bertambah menjadi 50 bps.
Berdasarkan data dari piranti FedWatch milik CME Group, pelaku pasar melihat adanya probabilitas sebesar 81,1% The Fed akan memangkas suku bunga sebesar 100 bps menjadi 0-0,25%. Selain itu pelaku pasar melihat 18,9% suku bunga akan dipangkas 75 bps menjadi 0,25-0,5%, dan tidak ada probabilitas suku bunga dipangkas 50 bps, 25 bps, atau 0 bps.
Prediksi pemangkasan tersebut juga menjadi salah satu faktor euro bergerak liar hari ini ini.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Ekonomi AS Makin Terpuruk, Euro Berbalik Menguat 0,5%
Most Popular