500 Korporasi Jerman Batal Masuk China, Kadin Siap Rebut!

Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
11 March 2020 14:36
Rosan Perkasa Roeslani menegaskan ada kesempatan yang terbuka lebar bagi investasi di Indonesia.
Foto: Ketua KADIN Indonesia Rosan Roeslani (CNBC Indonesia/Chandra Gian Asmara)

Jakarta, CNBC Indonesia - Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Rosan Perkasa Roeslani menegaskan ada kesempatan yang terbuka lebar bagi investasi di Indonesia di tengah virus corona yang mewabah di dunia. Virus yang berasal dari Wuhan China itu membuat sebanyak 500 perusahaan Jerman batal berinvestasi di China.

"Tapi di tengah permasalahan ini, ada peluang buat Indonesia dari segi investasi karena sekarang banyak negara tidak bisa menempatkan semuanya dalam satu basket, yakni China," kata Rosan usai bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Negara, Rabu (11/3/2020).

"Kita dapat masukkan juga dari 500 perusahaan Jerman, 1/4 akan ke Asia. Ini yang akan kita rebut. Ini kesempatan bagi kita menarik investasi masuk," tegas bos Recapital Group tersebut.


Rosan mengatakan dari ratusan perusahaan Jerman tersebut awalnya mau masuk berinvestasi di China, lalu batalkan untuk pindah ke Asia. "Tadinya begitu banyak konsentrasi ke China, mereka harus mempunyai concern di negara-negara lain di Asia," katanya.

Dia mengatakan soal investasi ini, pekerjaan rumah saat ini ialah kendala regulasi dan perizinan. Keduanya ini tengah diupayakan untuk diselesaikan dengan adanya RUU Omnibus Law. 

Rosan menegaskan badai corona yang berdampak pada pertumbuhan ekonomi sebuah negara ini juga terjadi secara global. "Memang sekarang tantangannya masih besar karena perlambatan ekonomi, tapi semua negara menghadapi hal yang sama. Bahkan Jepang dan Italia proyeksi pertumbuhan ekonomi mereka minus. Kalau dilihat kita relatif [pertumbuhan RI] di bawah 5 persen," kata Rosan.

Sebab itu, dia menegaskan Indonesia perlu menjaga daya saing dan mendorong reformasi struktural demi menopang masuknya aliran investasi langsung dari luar. 


"Saat ini, saya baru bertemu pengusaha Belanda dan raja dan ratunya. mereka sampaikan Omnibus Law sangat positif dan mereka tunggu juga dalam rangka meningkatkan investasinya. Momentum ini harus bisa kita manfaatkan. Dunia usaha harus proaktif di tengah orang masih banyak yang khawatir, tapi dunia usaha dan bisnis tetap jalan," kata Rosan.

China, menurut Rosan, punya posisi cukup sentral bagi Indonesia mengingat impor RI dari China 25%, sementara ekspor ke China bisa mencapai 16%.

"Kita berusaha harus tetap menjaga kelanjutan usaha dengan berfikir positif dengan hope for the best, prepare for the best. Memang dampak perekonomian pastinya ada. Karena kita ketahui, impor kita 25 persen dari China, ekspor 16% persen. Perlambatan pertumbuhan China bisa sampai 4,5 persen dan tentu berdampak ke Indonesia."

Beberapa sektor yang perlu menjadi perhatian mengingat bahan baku dan bahan modal ada yang tersisa tinggal 2-3 bulan di antaranya di sektor bidang farmasi, elektronik, dan bahan baku tekstil.

"Kita antisipasi impor bahan baku dan bahan modal. Karena ada beberapa sektor yang dari Maret ini [bahan baku] akan tersisa 2-3 bulan, terutama bidang farmasi, elektronik, bahan baku tekstil. Tapi ada hal positif karena di Wuhan, pabrik sudah mulai berjalan lagi. Diharapkan mata rantai dan suplai dari barang modal ini segera teratasi. Mudah-mudahan ini menjadi lebih baik."

527 Korporasi Jerman Batal Masuk China, Kadin: Kita Rebut!Foto: Ketua KADIN Indonesia Rosan Roeslani (CNBC Indonesia/Chandra Gian Asmara)


Guna menarik investasi asing ini, Rosan pun menegaskan kesiapan tak hanya dari pemerintah, tapi juga dari pihak swasta menjadi sangat diharapkan.

"Ada kebijakan stimulus pemerintah, menjaga cashflow terutama UMKM. Pariwisata terdampak langsung. Banyak juga restoran, UMKM ini akan diberikan stimulus kebijakan fiskal atau moneter. Ini bisa dalam bentuk 6 bulan disediakan pendanaan cukup signifikan, pembayaran cicilan setelah 6 bulan," katanya.

"Kami juga ajukan usulan bagaimana pemotongan pajak pegawai ditunda dulu sehingga membantu daya beli. Kami ajukan usulan PPh 25, corporate tax bisa ditangguhkan selama 6 bulan."

"Kita harus jaga perusahaan ini dan harus bisa antisipasi. Intinya melakukan kesediaan pangan menyambut lebaran no problem at all. Kita sudah dapat laporan dari asosiasi. Jadi tak perlu memborong berlebihan. Aman semua untuk barang termasuk dalam hadapi bulan puasa, bulan Ramadhan," jelas Rosan.


[Gambas:Video CNBC]


(tas/tas) Next Article Ekonomi RI Lesu Begini, Pengusaha Enggak Bakal Ekspansi!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular