Internasional
Lelah Terombang-ambing, Wall Street Akhirnya ke Zona Hijau
Redaksi, CNBC Indonesia
11 March 2020 06:58
Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Wall Street akhirnya menyelesaikan sesi dengan kenaikan pada Selasa (10/3/2020). Sehari setelah terpuruk dalam, indeks Wall Street menguat hampir 5%.
Dow Jones naik 4,9% atau 1.150 poin ke 25.018,16. Hal yang sama juga terjadi pada S&P 500, yang melonjak ke level 2.882,23.
Sementara Nasdaq juga naik hingga 5%. Indeks yang kaya perusahaan teknologi ini melonjak ke 8.344,25.
Analis memperkirakan volatilitas masih akan terus berlanjut. Mengingat ketidakpastian karena wabah corona masih akan menghantui AS.
"Saya tidak yakin semua orang yang melakukan perdagangan hari ini yakin dan percaya diri bahwa ini sudah bottom-nya," kata Patrick O'Hare analis dari Briefing.com dikutip AFP.
"Pasar masih mencium sesuatu akan datang," ujarnya seraya berbicara stimulus yang mungkin kembali akan diberikan pemerintah AS.
Sebelumnya di hari yang sama, Presiden AS Donald Trump mengatakan akan memberikan bantuan pada maskapai penerbangan dan pelayaran, yang sangat terpukul karena corona.
Trump juga dikatakan sedang mengkaji pembekuan pajak gaji pekerja dan menawarkan bantuan pada industri minyak shale AS, yang terpukul karena "perang minyak" Arab Saudi dan Rusia.
Sumber penguatan di Wall Street didukung oleh perusahaan produsen minyak, seperti Exxon Mobil dan Chevron. Saham keduanya masing-masing naik 2,7% dan 5,3%.
Perusahaan minyak AS lain yakni Occidental Petroleum, yang merupakan perusahaan level menengah dan rentan penurunan harga minyak, malah melonjak 14,5%. Kenaikan terjadi pasca pengumuman bahwa perusahaan akan memotong dividen dan anggaran modal.
Saham perusahaan penerbangan juga melonjak, termasuk American Airlines dan United Airlines yang naik hingga 12%. Saham bank besar seperti Bank of America dan JPMorgan Chase melonjak sekitar delapan persen.
(sef/sef) Next Article Wall Street Melejit, Sinyal Pasar Saham Kebal Resesi?
Dow Jones naik 4,9% atau 1.150 poin ke 25.018,16. Hal yang sama juga terjadi pada S&P 500, yang melonjak ke level 2.882,23.
Analis memperkirakan volatilitas masih akan terus berlanjut. Mengingat ketidakpastian karena wabah corona masih akan menghantui AS.
"Saya tidak yakin semua orang yang melakukan perdagangan hari ini yakin dan percaya diri bahwa ini sudah bottom-nya," kata Patrick O'Hare analis dari Briefing.com dikutip AFP.
"Pasar masih mencium sesuatu akan datang," ujarnya seraya berbicara stimulus yang mungkin kembali akan diberikan pemerintah AS.
Sebelumnya di hari yang sama, Presiden AS Donald Trump mengatakan akan memberikan bantuan pada maskapai penerbangan dan pelayaran, yang sangat terpukul karena corona.
Trump juga dikatakan sedang mengkaji pembekuan pajak gaji pekerja dan menawarkan bantuan pada industri minyak shale AS, yang terpukul karena "perang minyak" Arab Saudi dan Rusia.
Sumber penguatan di Wall Street didukung oleh perusahaan produsen minyak, seperti Exxon Mobil dan Chevron. Saham keduanya masing-masing naik 2,7% dan 5,3%.
Perusahaan minyak AS lain yakni Occidental Petroleum, yang merupakan perusahaan level menengah dan rentan penurunan harga minyak, malah melonjak 14,5%. Kenaikan terjadi pasca pengumuman bahwa perusahaan akan memotong dividen dan anggaran modal.
Saham perusahaan penerbangan juga melonjak, termasuk American Airlines dan United Airlines yang naik hingga 12%. Saham bank besar seperti Bank of America dan JPMorgan Chase melonjak sekitar delapan persen.
(sef/sef) Next Article Wall Street Melejit, Sinyal Pasar Saham Kebal Resesi?
Most Popular