
Sambut Insentif Pajak Trump, Dow Futures Menguat Tajam

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar derivatif saham di Amerika Serikat (AS) pada Selasa (10/1/2020) menguat menyambut kebijakan stimulus yang disiapkan Presiden AS Donald Trump untuk mengatasi virus corona.
Pada pukul 07:00 waktu setempat (18:00 WIB), Dow futures mengindikasikan kenaikan hingga 1.079 poin pada pembukaan nanti. Harga kontrak berjangka indeks S&P 500 dan indeks Nasdaq 100 juga menguat tajam.
Presiden AS Donald Trump pada Senin mengumumkan rencana "pemangkasan atau pembebasan pajak penghasilan (PPh) perorangan" untuk meredam dampak negatif wabah corona. Insentif pajak itu muncul setelah paket belanja senilai US$ 8,3 miliar dirilis bulan lalu.
Kemarin, Dow Jones dan S&P 500 anjlok masing-masing 7,8% dan 7,6%, menjadi koreksi terburuk sejak 2008. Koreksi Dow sebesar 2.013 poin kian membawanya dekat ke area bearish, istilah bagi bursa saham yang anjlok 20% atau lebih dari level tertingginya. Wall Street bahkan sempat dihentikan perdagangannya selama 15 menit pada pembukaan.
Di sisi lain, harga kontrak berjangka minyak West Texas Intermediate (WTI) membaik dengan kenaikan sebesar 8,8% ke US$ 33,84 per barel sedangkan harga kontrak minyak Brent menguat 8,4% ke US$ 37,23 per barel.
Kemarin, harga minyak anjlok terburuk sejak tahun 1991, setelah Arab Saudi memangkas harga jual untuk April setelah gagal mencapai kesepakatan pemangkasan produksi di Organisasi Negara Pengekspor Minyak (Organization of Petroleum Exporting Countries/OPEC).
"Persoalan ganda dari problem yang berlanjut dari virus corona dan perang harga minyak yang diberlakukan Arab Saudi telah memicu koreksi bursa saham di seluruh dunia," tutur Matthew Maley, Kepala Perencana Investasi Miller Tabak, dalam catatan risetnya yang dikutip CNBC International.
Di tengah kondisi demikian, investor memburu aset minim risiko (safe haven) karena khawatir resesi kian mendekat. Akibatnya, imbal hasil (yield) surat utang pemerintah AS bertenor 10-tahun anjlok di bawah 0,5% untuk pertama kali, sedangkan yang tenor 30 tahun sempat tembus ke bawah 1%.
Hanya saja, imbal hasil tersebut berbalik menguat pada Selasa, dengan kembali menguat di atas 0,7% untuk surat utang pemerintah AS tenor 10 tahun dan 1,232% untuk yang bertenor 30 tahun.
TIM RISET CNBC INDONESIA(ags/ags) Next Article Wall Street Melejit, Sinyal Pasar Saham Kebal Resesi?