
IHSG Melemah 6,6%, Simak 7 Kabar dari Pasar
Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
10 March 2020 08:46

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan ditutup terkoreksi cukup dalam pada perdagangan awal pekan ini, Senin (10/3/2020). Indeks acuan di Indonesia ambrol 6.6% ke posisi 5.136,81 poin, koreksi harian terdalam sejak 2011.
IHSG bergerak melemah di tengah masifnya penyebaran wabah virus Corona yang sudah menjangkiti 112 negara dan menginfeksi 113.585 orang. Selain itu, gonjang-ganjing harga minyak akibat meningkatnya ketegangan di Timur Tengah antara Arab Saudi dan Rusia membuat pasar saham regional dan global tertekan.
Cermati aksi dan peristiwa emiten berikut ini yang dihimpun dalam pemberitaan CNBC Indonesia sebelum memulai perdagangan Selasa (10/3/2020):
1. Rugi Saham Reksa Dana Rp 16,8 T, Jiwasraya Belanja Apa Saja?
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) akhirnya mengumumkan Potensi Kerugian Negara (PKN) dalam pemeriksaan investigasi PT Asuransi Jiwasraya (Persero).
Hasilnya, jumlah PKN yang dihitung BPK mencapai Rp 16,81 triliun. Jumlahnya beda tipis dengan proyeksi awal Kejaksaan Agung (Kejagung) Rp 17 triliun. Dari jumlah itu, terdiri dari kerugian investasi di saham Rp 4,65 triliun dan reksa dana Rp 12,16 triliun.
Ketua BPK Agung Firman Sampurna mengatakan metode yang dilakukan untuk menghitung PKN ini adalah total lost di mana seluruh saham-saham yang diduga dibeli melawan hukum dianggap berdampak.
"Menghitung PKN ini adalah total lost di mana seluruh saham-saham yang diduga dibeli melawan hukum dianggap berdampak dan nilai PKN Rp 16,81 triliun terdiri dari investasi saham sebesar Rp 4,65 triliun dan kerugian negara akibat investasi reksa dana Rp 12,16 triliun," katanya dalam konferensi pers bersama Kejagung di Jakarta, Senin (9/3/2020).
2. Market Crash, Saham Otomotif Jatuh Lebih dari 11%
Harga saham emiten otomotif di Bursa Efek Indonesia berjatuhan pada perdagangan di awal pekan ini, Senin (9/3/2020), sejalan dengan laju Indeks Harga Saham Gabungan yang melemah 6,57%, terdalam sejak 2008.
Sentimen meluasnya penyebaran virus Corona dan perang harga minyak menjadi ketakutan global yang menekan seluruh bursa saham dunia, termasuk di regional. Imbasnya, hampir seluruh sektor di BEI terbenam di zona merah.
Misalnya saja, emiten otomotif PT Astra International Tbk (ASII), terkoreksi cukup dalam 11,45% ke posisi Rp 5.025 per saham, turun 650 poin. Hari ini, investor asing melepas kepemilikan saham Astra Rp 14,78 miliar di pasar reguler. Net foreign buy tercatat Rp 1,55 miliar.
Emiten otomotif lainnya, PT Indomobil Sukses Internasional Tbk (IMAS) juga mencatatkan penurunan yang cukup signifikan sebesar 11,76% atau 80 poin ke level Rp 600 per saham. Jika dilihat sejak awal tahun, pelemahan saham Indomobil sebesar 48,05%.
3. Kasus Indosurya, Begini Solusi Menkop Teten Masduki
Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Teten Masduki mendesak koperasi simpan pinjam yang bermasalah, termasuk Koperasi Simpan Pinjam Indosurya, untuk secepatnya menggelar rapat anggota khusus guna mencari solusi bersama terhadap permasalahan yang dihadapi.
Kementerian yang dipimpinnya juga sudah berkoordinasi dan bekerjasama dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
"[Soal Indosurya] Kami sudah meminta, kerja sama dengan OJK. Untuk koperasi simpan pinjam, dalam menghadapi situasi ekonomi kurang baik harus segera melakukan rapat anggota khusus untuk mencari solusi bersama dengan anggota," tegas mantan Kepala Staf Kepresidenan ini, di Jakarta, Senin (9/3/2020).
4. Aviva Hengkang dari Astra Life, Apa Rencana Grup Astra?
Grup Astra melalui PT Astra International Tbk (ASII) merespons keputusan perusahaan asuransi asal Inggris, Aviva Plc yang berencana mendivestasi seluruh kepemilikan sahamnya di PT Astra Aviva Life, perusahaan patungan Aviva dan Grup Astra.
Kepala Divisi Komunikasi Korporat Astra International Boy Kelana Soebroto menjelaskan, Astra terus meninjau strategi investasinya.
"Astra secara reguler meninjau kembali strategi investasi portofolio dan mengambil keputusan terbaik bagi para stakeholders," kata Boy Kelana, saat dihubungi CNBC Indonesia, Senin (9/3/2020).
Namun Boy menegaskan keluarnya Aviva, perusahaan asuransi dunia yang tercatat di London Stock Exchange, buka karena industri asuransi yang tengah disorot belakangan ini. Boy menyebut, industri asuransi jiwa masih memiliki peluang tumbuh di Tanah Air.
5.Harap Tenang! Kementerian BUMN Pertimbangkan Buyback Saham
Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sedang mengkaji kemungkinan untuk melakukan pembelian kembali (buyback) saham-saham perusahaan pelat merah.
Pemerintah pun tengah mencermati kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang tengah melorot. Pada penutupan sesi I, Senin ini (9/3/2020), IHSG ambles 4,22% di level 5.266,28 dengan nilai transaksi Rp 2,96 triliun dan net sell asing Rp 215,12 miliar di semua pasar.
"[Pemerintah] belum diputuskan buyback, tapi sudah mengkaji. Kami memang sudah concern dengan kondisi market saat ini. Tapi belum ditentukan waktunya," kata Arya di Jakarta, Senin (9/3/2020).
6.Mulai Hari Ini, Harga Saham Turun 10% Kena Auto Reject!
Bursa Efek Indonesia kembali (BEI) menerapkan asimetris auto rejection, setelah pasar saham RI jatuh 6,6% hanya dalam satu hari.
Dalam kebijakan baru ini maka harga saham hanya bisa turun maksimal 10% dalam 1 hari. Bila turun menyentuh 10% maka akan terkena auto rejection bawah. Sementara auto reject atas masih sama dengan ketentuan sebelumnya, yakni 20%-35% sesuai dengan fraksi harga.
Dalam siaran pers yang diterima oleh CNBC Indonesia, aturan ini akan berlaku mulai Selasa (10/3/2020) hingga batas waktu yang belum ditentukan.
7. Sah! OJK Izinkan Emiten Buyback Tanpa RUPS
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengizinkan semua emiten atau perusahaan publik melakukan pembelian kembali (buyback) saham sebagai upaya memberikan stimulus perekonomian dan mengurangi dampak pasar yang berfluktuasi secara signifikan.
Kebijakan OJK tersebut merespons perkembangan kondisi pasar saham domestik yang hari ini, Senin (9/3/2020) terkoreksi dalam. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ambles 6,58% ke 5.136,81.
"Mencermati kondisi perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia sejak awal tahun 2020 sampai dengan hari ini 9 Maret 2020 terus mengalami tekanan signifikan yang diindikasikan dari penurunan IHSG sebesar 18,46% (year to date)," kata Deputi Komisioner Humas dan Logistik OJK Anto Prabowo, dalam siaran pers yang disampaikan, Senin (9/3/2020).
(hps/hps) Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000
IHSG bergerak melemah di tengah masifnya penyebaran wabah virus Corona yang sudah menjangkiti 112 negara dan menginfeksi 113.585 orang. Selain itu, gonjang-ganjing harga minyak akibat meningkatnya ketegangan di Timur Tengah antara Arab Saudi dan Rusia membuat pasar saham regional dan global tertekan.
Cermati aksi dan peristiwa emiten berikut ini yang dihimpun dalam pemberitaan CNBC Indonesia sebelum memulai perdagangan Selasa (10/3/2020):
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) akhirnya mengumumkan Potensi Kerugian Negara (PKN) dalam pemeriksaan investigasi PT Asuransi Jiwasraya (Persero).
Hasilnya, jumlah PKN yang dihitung BPK mencapai Rp 16,81 triliun. Jumlahnya beda tipis dengan proyeksi awal Kejaksaan Agung (Kejagung) Rp 17 triliun. Dari jumlah itu, terdiri dari kerugian investasi di saham Rp 4,65 triliun dan reksa dana Rp 12,16 triliun.
Ketua BPK Agung Firman Sampurna mengatakan metode yang dilakukan untuk menghitung PKN ini adalah total lost di mana seluruh saham-saham yang diduga dibeli melawan hukum dianggap berdampak.
"Menghitung PKN ini adalah total lost di mana seluruh saham-saham yang diduga dibeli melawan hukum dianggap berdampak dan nilai PKN Rp 16,81 triliun terdiri dari investasi saham sebesar Rp 4,65 triliun dan kerugian negara akibat investasi reksa dana Rp 12,16 triliun," katanya dalam konferensi pers bersama Kejagung di Jakarta, Senin (9/3/2020).
2. Market Crash, Saham Otomotif Jatuh Lebih dari 11%
Harga saham emiten otomotif di Bursa Efek Indonesia berjatuhan pada perdagangan di awal pekan ini, Senin (9/3/2020), sejalan dengan laju Indeks Harga Saham Gabungan yang melemah 6,57%, terdalam sejak 2008.
Sentimen meluasnya penyebaran virus Corona dan perang harga minyak menjadi ketakutan global yang menekan seluruh bursa saham dunia, termasuk di regional. Imbasnya, hampir seluruh sektor di BEI terbenam di zona merah.
Misalnya saja, emiten otomotif PT Astra International Tbk (ASII), terkoreksi cukup dalam 11,45% ke posisi Rp 5.025 per saham, turun 650 poin. Hari ini, investor asing melepas kepemilikan saham Astra Rp 14,78 miliar di pasar reguler. Net foreign buy tercatat Rp 1,55 miliar.
Emiten otomotif lainnya, PT Indomobil Sukses Internasional Tbk (IMAS) juga mencatatkan penurunan yang cukup signifikan sebesar 11,76% atau 80 poin ke level Rp 600 per saham. Jika dilihat sejak awal tahun, pelemahan saham Indomobil sebesar 48,05%.
3. Kasus Indosurya, Begini Solusi Menkop Teten Masduki
Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Teten Masduki mendesak koperasi simpan pinjam yang bermasalah, termasuk Koperasi Simpan Pinjam Indosurya, untuk secepatnya menggelar rapat anggota khusus guna mencari solusi bersama terhadap permasalahan yang dihadapi.
Kementerian yang dipimpinnya juga sudah berkoordinasi dan bekerjasama dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
"[Soal Indosurya] Kami sudah meminta, kerja sama dengan OJK. Untuk koperasi simpan pinjam, dalam menghadapi situasi ekonomi kurang baik harus segera melakukan rapat anggota khusus untuk mencari solusi bersama dengan anggota," tegas mantan Kepala Staf Kepresidenan ini, di Jakarta, Senin (9/3/2020).
4. Aviva Hengkang dari Astra Life, Apa Rencana Grup Astra?
Grup Astra melalui PT Astra International Tbk (ASII) merespons keputusan perusahaan asuransi asal Inggris, Aviva Plc yang berencana mendivestasi seluruh kepemilikan sahamnya di PT Astra Aviva Life, perusahaan patungan Aviva dan Grup Astra.
Kepala Divisi Komunikasi Korporat Astra International Boy Kelana Soebroto menjelaskan, Astra terus meninjau strategi investasinya.
"Astra secara reguler meninjau kembali strategi investasi portofolio dan mengambil keputusan terbaik bagi para stakeholders," kata Boy Kelana, saat dihubungi CNBC Indonesia, Senin (9/3/2020).
Namun Boy menegaskan keluarnya Aviva, perusahaan asuransi dunia yang tercatat di London Stock Exchange, buka karena industri asuransi yang tengah disorot belakangan ini. Boy menyebut, industri asuransi jiwa masih memiliki peluang tumbuh di Tanah Air.
5.Harap Tenang! Kementerian BUMN Pertimbangkan Buyback Saham
Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sedang mengkaji kemungkinan untuk melakukan pembelian kembali (buyback) saham-saham perusahaan pelat merah.
Pemerintah pun tengah mencermati kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang tengah melorot. Pada penutupan sesi I, Senin ini (9/3/2020), IHSG ambles 4,22% di level 5.266,28 dengan nilai transaksi Rp 2,96 triliun dan net sell asing Rp 215,12 miliar di semua pasar.
"[Pemerintah] belum diputuskan buyback, tapi sudah mengkaji. Kami memang sudah concern dengan kondisi market saat ini. Tapi belum ditentukan waktunya," kata Arya di Jakarta, Senin (9/3/2020).
6.Mulai Hari Ini, Harga Saham Turun 10% Kena Auto Reject!
Bursa Efek Indonesia kembali (BEI) menerapkan asimetris auto rejection, setelah pasar saham RI jatuh 6,6% hanya dalam satu hari.
Dalam kebijakan baru ini maka harga saham hanya bisa turun maksimal 10% dalam 1 hari. Bila turun menyentuh 10% maka akan terkena auto rejection bawah. Sementara auto reject atas masih sama dengan ketentuan sebelumnya, yakni 20%-35% sesuai dengan fraksi harga.
Dalam siaran pers yang diterima oleh CNBC Indonesia, aturan ini akan berlaku mulai Selasa (10/3/2020) hingga batas waktu yang belum ditentukan.
7. Sah! OJK Izinkan Emiten Buyback Tanpa RUPS
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengizinkan semua emiten atau perusahaan publik melakukan pembelian kembali (buyback) saham sebagai upaya memberikan stimulus perekonomian dan mengurangi dampak pasar yang berfluktuasi secara signifikan.
Kebijakan OJK tersebut merespons perkembangan kondisi pasar saham domestik yang hari ini, Senin (9/3/2020) terkoreksi dalam. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ambles 6,58% ke 5.136,81.
"Mencermati kondisi perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia sejak awal tahun 2020 sampai dengan hari ini 9 Maret 2020 terus mengalami tekanan signifikan yang diindikasikan dari penurunan IHSG sebesar 18,46% (year to date)," kata Deputi Komisioner Humas dan Logistik OJK Anto Prabowo, dalam siaran pers yang disampaikan, Senin (9/3/2020).
(hps/hps) Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000
Most Popular