
Yakin Harga Emas Bakal Meredup Usai Cetak Rekor?

Di tengah penguatan harga emas dunia, harga emas logam mulia acuan yang diproduksi PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) juga naik sebesar 1,78% Rp 14.000 menjadi Rp 802.000/gram pada perdagangan Senin kemarin (9/3/2020), dari sebelumnya yakni Rp 788.000/gram pada Sabtu pekan lalu (7/3).
Penguatan emas Antam seiring dengan kenaikan harga emas spot dunia yang juga melonjak signifikan, melewati level kunci atau psikologisnya di area US$1.700/troy ons untuk pertama kalinya sejak akhir 2012 lalu.
Lonjakan pada emas dunia terdorong oleh meluasnya wabah virus corona dan terjunnya harga minyak mentah yang menghantam ekuitas dan membuat investor bergegas mencari tempat berlindung yang aman, ke dalam aset safe haven logam emas.
Berdasarkan harga Logam Mulia di gerai Jakarta Gedung Antam di situs logammulia milik Antam, harga tiap gram emas Antam ukuran 100 gram menguat menjadi Rp 80,29 juta dari harga Sabtu lalu Rp 78,80 juta per batang.
Emas Antam kepingan 100 gram lumrah dijadikan acuan transaksi emas secara umum, tidak hanya emas Antam. Harga emas Antam di gerai penjualan lain bisa berbeda.
Di sisi lain, harga beli kembali (buyback) emas Antam hari ini ditetapkan pada Rp 776.000/gram, naik dari posisi kemarin Rp 760.000/gram.
Harga itu menunjukkan harga beli yang harus dibayar Antam jika pemilik batang emas bersertifikat ingin menjual kembali investasi tersebut.
Untuk jenis lain, Antam juga menawarkan emas batik dan emas tematik serta menampilkan harga hariannya di situs yang sama.
Beberapa faktor yang mempengaruhi harga emas adalah nilai tukar rupiah, penawaran-permintaan, permintaan industri emas, isu global, tingkat inflasi, dan tingkat suku bunga.
Penguatan harga emas Antam biasanya mencerminkan kecenderungan masyarakat untuk memburu emas ritel ketika kondisi tidak kondusif, sehingga mencerminkan fungsi logam mulia sebagai instrumen yang dinilai lebih aman (safe haven) untuk masyarakat di dalam negeri.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(tas/tas)
