
Harga Minyak Drop, Saham Elnusa Terpeleset 10%

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham emiten jasa minyak dan gas (migas), PT Elnusa Tbk (ELSA) pada perdagangan Senin ini (9/3/2020) dibuka melemah ke level Rp 214/unit, ambles 10,4% dari penutupan Jumat pekan lalu (6/3/2020) di level Rp 230/sa, dengan kapitalisasi pasar (market cap) senilai Rp 1,50 triliun.
Data perdagangan Senin ini mencatat saham ELSA dibuka di level Rp 214/unit, dengan harga tertinggi saat ini berada pada 218 dan harga terendah di Rp 200/unit.
Elnusa merupakan satu-satunya perusahaan nasional yang menguasai kompetensi di bidang jasa minyak dan gas bumi antara lain : Jasa Seismic, Pengeboran dan Pengelolaan Lapangan Minyak. Elnusa menyediakan jasa migas dengan strategi aliansi global bagi perusahaan migas berkelas dunia dan juga sesuai dengan standar keselamatan dan lindung lingkungan.
Sebagai bagian dari afiliasi Pertamina, pemegang saham pengendali Elnusa memberikan konstribusi yang sangat besar atas keberadaan Elnusa saat ini. Elnusa memiliki 40 tahun lebih pengalaman di industri jasa migas dengan klien baik perusahaan nasional maupun internasional. Elnusa merupakan market leader di industri jasa migas dengan keahlian yang mumpuni dan membawa sampai kancah pasar internasional.
Elnusa mengawali kiprahnya sebagai pendukung operasi PT Pertamina (Persero) pada tahun 1969. Jasa yang ditawarkan Elnusa antara lain terutama dalam memberikan pelayanan termasuk pemeliharaan dan perbaikan, di bidang peralatan komunikasi elektronik, peralatan navigasi dan sistem radar yang digunakan oleh kapal-kapal milik Pertamina.
Penurunan yang terjadi pada saham Elnusa seiring dengan turunnya harga minyak mentah yang menyentuh level terendah 2,5 tahun pada perdagangan hari Jumat (6/3/2020) setelah dua produsen minyak terbesar di dunia gagal mencapai kesepakatan guna menyeimbangkan pasokan global dalam menghadapi dampak buruk virus corona terhadap permintaan.
Pada perdagangan awal pekan ini Senin (9/3/2020), harga minyak mentah anjlok lebih dari 10% dalam sehari dan menjadi koreksi harian yang terdalam sejak 1991 dan menjadi level terendah sejak 24 Februari 2016.
Harga minyak Brent anjlok ke US$ 33,89/barel atau turun 11,38%, sementara harga minyak mentah acuan AS yakni WTI melorot 10,66% ke level US$ 30,62/barel.
Minyak turun tajam sejak 1991 pada perdagangan hari Senin (9/3/2020) setelah Arab Saudi memulai perang harga dengan Rusia dengan memangkas harga jualnya dan berjanji untuk melepaskan pasokan terpendamnya ke pasar yang terhuyung-huyung akibat penurunan permintaan karena wabah virus corona.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(har/hps) Next Article Penghujung 2020, Elnusa Raih Apresiasi Berbagai Institusi