Terhempas Corona dan Isu Resesi, Rupiah Loyo Lagi

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
09 March 2020 08:07
Gegara Corona, Resesi di Depan Mata?
Ilustrasi Rupiah (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Sebelumnya, pemerintah China sudah menutup akses ke Kota Wuhan dan beberapa daerah lainnya. Italia juga melakukan hal yang sama di wilayah Lombardy dan 14 provinsi. Sementara pemerintah Jerman mendesak agar segala acara yang mengundang lebih dari 1.000 orang dibatalkan.

"Ini termasuk yang terkait dengan kehidupan keseharian Anda. Apakah itu clubbing, acara ulang tahun, atau rapat-rapat," kata Menteri Kesehatan Jerman Jens Spahn, sebagaimana diberitakan Reuters. Saat ini jumlah kasus corona di Jerman adalah 1.040, belum ada korban jiwa.


Langkah-langkah pencegahan penyebaran virus corona yang dilakukan berbagai negara tersebut tentu akan berdampak ke sektor ekonomi. Aktivitas masyarakat yang terbatas akan membuat roda perekonomian berjalan lambat, bahkan mungkin berhenti sama sekali.

Oleh karena itu, risiko perlambatan ekonomi rasanya sudah tidak mungkin dihindari. Bahkan kemungkinan resesi mulai jadi bahan pembicaraan.

Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi global dari 3% menjadi 1,5% pada 2020. "Itu bahkan bukan skenario terburuk," ujar Laurence Boone, Kepala Ekonom OECD, seperti diwartakan Reuters.


Dihantui oleh perlambatan ekonomi (bahkan resesi), investor tentu enggan menyentuh aset-aset berisiko di negara berkembang. Minimnya arus modal yang masuk ke pasar keuangan Asia membuat rupiah dan mata uang Asia lainnya melemah.

Berikut perkembangan kurs dolar AS terhadap mata uang utama Benua Kuning pada pukul 08:05 WIB:





TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular