Investor Asing Kabur Lagi dari RI, Rupiah Terburuk di Asia

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
06 March 2020 17:43
Investor Asing Kabur Lagi dari RI, Rupiah Terburuk di Asia
Foto: Ilustrasi Rupiah dan Dolar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah kembali melemah melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Jumat (6/3/2020) akibat kembali memburuknya sentimen pelaku pasar merespons penyebaran wabah virus corona (COVID-19).

Begitu perdagangan hari ini dibuka, rupiah langsung melemah 0,14% ke Rp 14.180/US$. Depresiasi semakin menjadi-jadi hingga 0,88% ke Rp 14.285/US$.

Di akhir perdagangan, rupiah berhasil memangkas pelemahan hingga 0,42% di pasar spot, melansir data Refinitiv. Meski berhasil memangkas pelemahan, rupiah tetap menjadi mata uang dengan kinerja terburuk dibandingkan dengan mata uang utama Asia lainnya.

Mayoritas mata uang utama Benua Kuning bahkan menguat melawan dolar AS pada hari ini. Hingga pukul 16:45 WIB, yen Jepang memimpin penguatan sebesar 0,86%.

Berikut pergerakan dolar AS melawan mata uang utama Asia.



Investor asing yang keluar dari pasar keuangan dalam negeri memberikan tekanan bagi rupiah. Di bursa saham, investor asing melakukan aksi jual bersih Rp 359,55 miliar di pasar reguler, dan Rp 1,3 triliun di pasar reguler dan pasar negosiasi, berdasarkan data RTI.

Selain itu, yield imbal hasil obligasi Indonesia tenor 10 tahun naik 10,2 basis poin menjadi 6,654%.

Sebagai informasi, pergerakan yield obligasi berbanding terbalik dengan harganya. Ketika yield turun, berarti harga sedang naik. Sebaliknya, ketika yield naik, berarti harga sedang turun.

Ketika harga sedang turun, berarti sedang terjadi aksi jual di pasar obligasi, yang bisa mengindikasikan keluarnya modal dari investor asing.



Berbeda dengan obligasi Indonesia, yield obligasi AS (treasury) justru merosot 20,14 bps ke 0,7371 yang merupakan rekor terendah sepanjang masa.

Naiknya yield obligasi Ri sementara yield treasury AS turun menggambarkan pelaku pasar keluar dari aset-aset berisiko dengan imbal hasil tinggi, dan masuk ke aset-aset yang dianggap aman (safe haven).

Penyebaran wabah virus corona yang meningkat di AS membuat sentimen pelaku pasar kembali memburuk. Berdasarkan data dari Johns Hopkins CSSE tercatat jumlah kasus sebanyak 233 orang. Negara Bagian California bahkan sudah memberlakukan status darurat karena korban jiwa di Negeri Paman Sam yang terus bertambah, saat ini menjadi 11 orang.

Secara global, virus corona kini telah menjangkiti nyaris 100.000 orang, dengan 80.552 orang terjangkit di China. Dari total yang terjangkit tersebut, sebanyak 3.383 orang dilaporkan meninggal dunia, dan 55.398 orang sudah pulih.

China sebagai pusat wabah corona diperkirakan akan mengalami pelambatan ekonomi yang signifikan. Konsensus pasar yang dihimpun Reuters memperkirakan pertumbuhan ekonomi China pada kuartal I-2020 hanya 3,5%. Jauh melambat dibandingkan kuartal sebelumnya yaitu 6% dan jadi yang terlemah setidaknya sejak 1992.



Indonesia juga sudah pasti terkena imbasnya, tidak hanya China, negara-negara mitra dagang utama RI seperti AS, Jepang, Korea Selatan, hingga Singapura juga terancam mengalami pelambatan ekonomi.

S&P Global mengestimasi kerugian ekonomi akibat virus corona ini bisa mencapai US$ 211 miliar dengan negara yang paling rentan terkena dampaknya adalah Australia, Hong Kong, Jepang, Korea Selatan, Singapura dan Thailand.

Melihat kondisi tersebut, pertumbuhan ekonomi Indonesia berisiko tertekan lebih dalam.

Sementara itu Bank Indonesia (BI) melaporkan data cadangan devisa per akhir Februari 2020 sebesar US$ 130,4 miliar. Turun dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar Rp 131,7 miliar.

Penurunan cadangan devisa pada Februari, lanjut keterangan BI, antara lain dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah. Ke depan, BI memandang cadangan devisa tetap memadai, didukung oleh stabilitas dan prospek ekonomi yang tetap baik.


[Gambas:Video CNBC]




Seperti diketahui sebelumnya, pada Selasa malam (Selasa pagi waktu AS) lalu, bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) secara tiba-tiba mengumumkan memangkas suku bunga acuannya atau Federal Funds Rate (FFR) sebesar 50 basis poin (bps) menjadi 1-1,25%.

Pemangkasan yang mendadak sebesar itu merupakan yang pertama sejak Desember 2008 atau saat krisis finansial. Kala itu The Fed memangkas suku bunga sebesar 75 bps.

Bank sentral paling powerful di dunia ini seharusnya mengadakan Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada 17-18 Maret waktu AS, tetapi penyebaran wabah corona virus menjadi alasan The Fed memangkas suku bunga lebih awal dari jadwal RDG.


Dalam konferensi pers setelah pengumuman tersebut, pimpinan The Fed Jerome Powell mengatakan keputusan pemangkasan suku bunga diambil setelah para anggota dewan The Fed melihat wabah virus corona mempengaruhi outlook perekonomian.

"Besarnya efek virus corona terhadap perekonomian AS masih sangat tidak menentu dan berubah-ubah. Melihat latar belakang tersebut, anggota dewan menilai risiko terhadap outlook perekonomian telah berubah secara material. Merespon hal tersebut, kami telah melonggarkan kebijakan moneter untuk memberikan lebih banyak support ke perekonomian" kata Powell sebagaimana dilansir CNBC International.

Pemangkasan tersebut sudah diprediksi oleh pelaku pasar, hanya saja terjadi lebih cepat dari jadwal RDG dua pekan mendatang.



Kini, pelaku pasar kembali memprediksi The Fed akan memangkas suku bunga 25 bps saat mengumumkan suku bunga 18 Maret (19 Maret waktu Indonesia) nanti. Tidak cukup sampai di situ, The Fed juga diprediksi akan kembali memangkas suku bunga sebesar 50 bps di bulan April mendatang, sebagaimana dilansir CNBC International.

Bahkan beberapa pelaku pasar juga melihat kemungkinan The Fed mengaktifkan kembali program pembelian aset atau uang dikenal dengan istilah quantitiatve easing (QE). Dampaknya, dolar AS mengalami tekanan, sayangnya belum bisa dimanfaatkan rupiah untuk menguat. Outflow yang terjadi di pasar saham dan obligasi membuat rupiah tak bertenaga. 



TIM RISET CNBC INDONESIA 


[Gambas:Video CNBC]





(pap/tas) Next Article Keren! Penguatan Rupiah Nomor Wahid di Dunia

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular