Saat Dunia Diserang Corona, Saham Apa Saja yang Menarik?

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
06 March 2020 07:13
Saat Dunia Diserang Corona, Saham Apa Saja yang Menarik?
Foto: Masih Dihantui Virus Corona, IHSG Merah. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Sudah 2 hari IHSG menguat signifikan, meskipun pada perdagangan Kamis (5/3) indeks bursa saham Tanah Air itu ditutup melemah 0,21% ke level 5.638,13.

Sejak kasus infeksi virus corona (COVID-19) melonjak drastis dan meluas keluar China, bursa saham global dilanda kepanikan. Sudah lebih dari sebulan virus corona menjangkiti dunia terhitung sejak 20 Januari lalu.

Kini virus telah menyerang lebih dari 95.000 orang di lebih dari 60 negara dan menelan hampir 3.300 jiwa. Kini jumlah kasus infeksi baru di China sudah menurun dan letupan kasus terjadi di Korea Selatan (6.088 kasus 35 orang meninggal), Italia (3.089 kasus, 107 orang meninggal) dan Iran (2.922 kasus, 92 orang meninggal).

PAGI-Saat Dunia diserang Corona, Saham Apa Saja yang Menarik?Foto: Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto memberikan keterangan pers usai mengunjungi dua warga negara Indonesia (WNI) yang positif virus corona (Covid-19) di Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso, Jakarta Utara, Senin (2/3/2020). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Ketiga negara tersebut sekarang menjadi episentrum penyebaran virus corona. Indonesia yang sempat dikira 'kebal' karena tak tertembus serangan virus ganas ini, kini sudah ada dua orang yang dinyatakan positif terinfeksi patogen ini.

Tekanan yang melanda bursa saham global juga merambat ke pasar saham Tanah Air. Sejak awal tahun, IHSG telah terkoreksi 10,31% (ytd). Memang IHSG sudah anjlok dalam dan saham-saham blue chip (unggulan) juga anjlok jor-joran pada pekan lalu.


Banyak yang bilang ini adalah momen yang tepat untuk 'buy'. Namun ketidakpastian masih ada. Kita masih belum bisa mengetahui dengan pasti seperti apa akhir dari tragedi kemanusiaan pada dekade ini.

Jika masih terus meluas dan dikhawatirkan menjadi pandemi, maka dampak virus corona terhadap ekonomi global semakin mengerikan. China sudah jadi korbannya. Epidemi yang awalnya bersumber dari Wuhan itu telah menyebabkan aktivitas produksi China terhambat.

Alhasil rantai pasok global kembali terhambat. Pasalnya China merupakan pusat manufaktur dunia. Jika skenario terburuk masih mungkin terjadi maka potensi panic selling besar-besaran juga masih akan terjadi. Bursa saham tanah air juga masih berpotensi terkoreksi.

Memanfaatkan momentum koreksi yang sudah dalam untuk terlibat dalam euforia rebound memang tak salah. Namun dengan berlaku tidak gegabah serta wait and see merupakan pilihan terbaik untuk saat ini guna menghindari kerugian besar yang mungkin diderita.

Lantas apa saja yang harus diperhatikan saat ini?


[Gambas:Video CNBC]



Ada beberapa hal yang dapat diperhatikan, pertama adalah dengan melihat perkembangan kasus infeksi virus corona ini setiap harinya.

Apakah jumlah kasus kumulatif terus bertambah signifikan atau tidak, apakah kasus ini semakin meluas ke berbagai penjuru dunia sehingga WHO sampai ketok palu memberikan status pandemi.

Selain memperhatikan perkembangan kasus, hal lain yang juga harus dipantau adalah dampak virus ini terhadap perekonomian dan langkah apa yang diambil oleh pemerintah serta otoritas moneter untuk meredam dampak wabah ini terhadap perekonomian.

Banyak negara yang sudah bersiap diri melawan virus ini dengan menyiapkan sederet stimulus fiskal maupun moneter. Indonesia juga merupakan negara yang sudah bersiap-siap. 

Bank Indonesia (BI) selaku bank sentral telah melonggarkan kebijakan moneternya dengan memangkas suku bunga acuan BI 7 Day Reverse Repo Rate sebesar 25 bps ke 4,75%. Amunisi lain yang juga ditembakkan BI adalah penurunan Giro Wajib Minimum (GWM) rupiah maupun valas untuk memompa likuiditas.

Sementara pemerintah juga menyiapkan berbagai stimulus dengan memberikan diskon untuk tiket pesawat hingga 50% untuk tiga bulan ke depan demi meredam dampak langsung corona terhadap sektor aviasi dan pariwisata.

Pemerintah juga menggelontorkan dana tambahan sebesar Rp 1,5 T untuk menambah kuota pembangunan rumah subsidi serta mengejar penyaluran kartu pra kerja serta kartu sembako agar roda ekonomi masih terus berputar dan daya beli masyarakat bisa terjaga.

Stimulus memang sudah diberikan, tetapi pasar masih merespons dengan volatilitas yang tinggi. Langkah terakhir yang bisa dilakukan adalah dengan membuat daftar pantau (watch list) jika berinvestasi di instrumen saham.

Saat ini saham-saham blue chip memang bisa dibilang sedang dalam kondisi diskon. Dari 10 saham dengan kapitalisasi pasar paling besar di tanah air, setidaknya ada 8 saham big cap yang dan blue chip yang ditransaksikan lebih rendah dari nilai intrinsiknya.

Saham-saham ini merupakan saham yang menarik untuk dikoleksi mengingat saham blue chip memiliki kinerja fundamental yang baik. Sehingga menjadikan saham-saham lapis satu dan saham blue chip masuk daftar watch list adalah hal yang bisa dilakukan.

Berikut ini adalah daftar saham blue chip mungkin dapat dimasukkan dalam watchlist. Potensi kenaikan saham blue chip ini berkisar di rentang 13% - 31% jika mengacu pada valuasi harga wajar saham berdasarkan konsensus analis yang dihimpun Refinitiv





TIM RISET CNBC INDONESIA


[Gambas:Video CNBC]




Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular