
Top! IHSG Masih Punya Tenaga, Tak Lama Setelah Dibuka Naik 1%
Tirta Citradi, CNBC Indonesia
05 March 2020 09:09

Jakarta, CNBC Indonesia - Setelah dua hari beruntun menguat signifikan, pada pembukaan perdagangan pagi ini, Kamis (5/3/2020) IHSG dibuka di zona hijau dengan mencatatkan penguatan 0,68% ke level 5.688,78.
Dalam dua hari terakhir IHSG telah membukukan penguatan yang signifikan, lebih dari 5%. Alhasil kinerja IHSG sejak awal tahun yang tadinya terkoreksi 15% menjadi hanya terkoreksi 10,31% saja.
Pasar keuangan global memang diwarnai dengan tekanan jual hebat sepekan kemarin sehingga membuat kinerja indeks pasar saham berbagai negara anjlok, tak terkecuali bursa saham tanah air.
Karena sudah anjlok dalam, kini saatnya rebound. Pagi tadi, tiga indeks utama Wall Street kembali ditutup dengan apresiasi yang tinggi. Hal ini dipicu oleh mantan wakil presiden AS Joe Biden yang mengusung program asuransi universal dengan semboyan 'Mediacare for All'.
Tak tanggung-tanggung, Wall Street ditutup ijo royo-royo. Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) melesat 4,52%, S&P 500 naik 4,22% dan Nasdaq Composite bertambah 3,85%.
Pasar saham global memang diterpa sentimen yang tidak sedap sejak akhir Januari lalu, akibat merebaknya virus corona. Kini patogen ganas ini telah menginfeksi lebih dari 95.000 orang di lebih dari 60 negara.
Berdasarkan data terbaru, kasus infeksi yang dilaporkan di China mulai menurun menjadi 139 kasus dengan 39 kematian. Namun lonjakan kasus masih terjadi di luar China terutama di Korea Selatan, Italia dan Iran yang kini menjadi episentrum penyebaran virus di luar China.
Walau masih berasal dari golongan yang sama dengan penyebab SARS 17 tahun silam, virus ini ternyata tak sefatal virus penyebab SARS. Tingkat mortalitas pasien jauh lebih rendah hanya 2% jika dibanding SARS yang hampir 10%.
Data John Hopkins University CSSE juga menunjukkan jumlah pasien yang dinyatakan sembuh dari infeksi virus ini setiap harinya juga terus bertambah, bahkan jumlahnya sudah lebih dari setengah dari total kasus yang dilaporkan secara kumlatif. Per hari ini sudah ada lebih dari 53.000 orang yang dinyatakan sembuh dari infeksi.
Hal ini cukup menjadi kabar baik terutama untuk bursa kawasan Asia. Buktinya mayoritas bursa saham benua kuning pagi ini masih bergerak di zona hijau. Indeks Nikkei225 (Jepang) menguat 0,91%, Hang Seng (Hong Kong) terangkat 0,45%, Shang Hai Composite (China) naik 0,62%, Kospi (Korea Selatan) bertambah 0,61% dan Straits Times (Singapura) bertumbuh 0,38%.
Jadi wajar saja IHSG bergerak di zona hijau di awal perdagangan pagi ini. Penguatan bursa saham dalam beberapa waktu terakhir juga dipicu oleh berbagai stimulus yang diberikan, mulai dari The Fed yang secara tiba-tiba memangkas suku bunga acuan 50 bps menjadi 1% -1,25% pada Selasa malam.
Sebenarnya langkah The Fed ini sudah diantisipasi oleh pasar. Hal tersebut tercermin dari angka probabilitas The Fed memangkas Fed Fund Rates (FFR) sebesar 50 bps berada di 100% berdasarkan piranti FedWatch milik CME Group.
Namun yang mengejutkan adalah penurunan suku bunga acuan diumumkan jauh hari sebelum hari yang dijadwalkan. Federal Open Market Committee (FOMC) dijadwalkan akan mengumumkan kebijakan moneternya nanti pada pertengahan Maret ini.
Walau suku bunga AS sudah diturunkan, tetapi pelaku pasar masih melihat adanya peluang bank sentral AS itu akan kembali menurunkan FFR. Ekonom dari bank investasi global Goldman Sachs memperkirakan The Fed akan memangkas suku bunga acuan hingga 100 bps sehingga FFR berada di rentang 0,5% - 0,75% untuk tahun ini.
Bukan hanya The Fed, Dana Moneter Internasional (IMF) pun juga turut serta melawan penyebaran virus corona. IMF bersiap menggelontorkan bantuan yang ‘murah’ sebesar US$ 50 miliar untuk negara berkembang, dengan harapan dapat dimanfaatkan untuk memperkuat sistem kesehatan baru memberikan stimulus fiskal.
Dari dalam negeri kelonggaran moneter juga sudah diberikan oleh Perry Warjiyo sejawat geng Thamrin dengan menurunkan suku bunga acuan 25 bps ke 4,75% dan menurunkan rasio Giro Wajib Minimum (GWM) untuk valas dan rupiah demi memompa likuiditas.
Jadi langkah pemberian stimulus dari luar dan dalam negeri menjadi sentimen negatif untuk pasar saham tanah air. Wajar saja IHSG terus menguat dalam dua hari terakhir. Pada 09.03, IHSG bertambah menguat menjadi 1% ke level 5.707.
.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(twg/twg) Next Article Virus Corona & Keruntuhan Bursa Asia Bikin IHSG Drop 1%
Dalam dua hari terakhir IHSG telah membukukan penguatan yang signifikan, lebih dari 5%. Alhasil kinerja IHSG sejak awal tahun yang tadinya terkoreksi 15% menjadi hanya terkoreksi 10,31% saja.
Pasar keuangan global memang diwarnai dengan tekanan jual hebat sepekan kemarin sehingga membuat kinerja indeks pasar saham berbagai negara anjlok, tak terkecuali bursa saham tanah air.
Karena sudah anjlok dalam, kini saatnya rebound. Pagi tadi, tiga indeks utama Wall Street kembali ditutup dengan apresiasi yang tinggi. Hal ini dipicu oleh mantan wakil presiden AS Joe Biden yang mengusung program asuransi universal dengan semboyan 'Mediacare for All'.
Tak tanggung-tanggung, Wall Street ditutup ijo royo-royo. Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) melesat 4,52%, S&P 500 naik 4,22% dan Nasdaq Composite bertambah 3,85%.
Pasar saham global memang diterpa sentimen yang tidak sedap sejak akhir Januari lalu, akibat merebaknya virus corona. Kini patogen ganas ini telah menginfeksi lebih dari 95.000 orang di lebih dari 60 negara.
Berdasarkan data terbaru, kasus infeksi yang dilaporkan di China mulai menurun menjadi 139 kasus dengan 39 kematian. Namun lonjakan kasus masih terjadi di luar China terutama di Korea Selatan, Italia dan Iran yang kini menjadi episentrum penyebaran virus di luar China.
Walau masih berasal dari golongan yang sama dengan penyebab SARS 17 tahun silam, virus ini ternyata tak sefatal virus penyebab SARS. Tingkat mortalitas pasien jauh lebih rendah hanya 2% jika dibanding SARS yang hampir 10%.
Data John Hopkins University CSSE juga menunjukkan jumlah pasien yang dinyatakan sembuh dari infeksi virus ini setiap harinya juga terus bertambah, bahkan jumlahnya sudah lebih dari setengah dari total kasus yang dilaporkan secara kumlatif. Per hari ini sudah ada lebih dari 53.000 orang yang dinyatakan sembuh dari infeksi.
Hal ini cukup menjadi kabar baik terutama untuk bursa kawasan Asia. Buktinya mayoritas bursa saham benua kuning pagi ini masih bergerak di zona hijau. Indeks Nikkei225 (Jepang) menguat 0,91%, Hang Seng (Hong Kong) terangkat 0,45%, Shang Hai Composite (China) naik 0,62%, Kospi (Korea Selatan) bertambah 0,61% dan Straits Times (Singapura) bertumbuh 0,38%.
Jadi wajar saja IHSG bergerak di zona hijau di awal perdagangan pagi ini. Penguatan bursa saham dalam beberapa waktu terakhir juga dipicu oleh berbagai stimulus yang diberikan, mulai dari The Fed yang secara tiba-tiba memangkas suku bunga acuan 50 bps menjadi 1% -1,25% pada Selasa malam.
Sebenarnya langkah The Fed ini sudah diantisipasi oleh pasar. Hal tersebut tercermin dari angka probabilitas The Fed memangkas Fed Fund Rates (FFR) sebesar 50 bps berada di 100% berdasarkan piranti FedWatch milik CME Group.
Namun yang mengejutkan adalah penurunan suku bunga acuan diumumkan jauh hari sebelum hari yang dijadwalkan. Federal Open Market Committee (FOMC) dijadwalkan akan mengumumkan kebijakan moneternya nanti pada pertengahan Maret ini.
Walau suku bunga AS sudah diturunkan, tetapi pelaku pasar masih melihat adanya peluang bank sentral AS itu akan kembali menurunkan FFR. Ekonom dari bank investasi global Goldman Sachs memperkirakan The Fed akan memangkas suku bunga acuan hingga 100 bps sehingga FFR berada di rentang 0,5% - 0,75% untuk tahun ini.
Bukan hanya The Fed, Dana Moneter Internasional (IMF) pun juga turut serta melawan penyebaran virus corona. IMF bersiap menggelontorkan bantuan yang ‘murah’ sebesar US$ 50 miliar untuk negara berkembang, dengan harapan dapat dimanfaatkan untuk memperkuat sistem kesehatan baru memberikan stimulus fiskal.
Dari dalam negeri kelonggaran moneter juga sudah diberikan oleh Perry Warjiyo sejawat geng Thamrin dengan menurunkan suku bunga acuan 25 bps ke 4,75% dan menurunkan rasio Giro Wajib Minimum (GWM) untuk valas dan rupiah demi memompa likuiditas.
Jadi langkah pemberian stimulus dari luar dan dalam negeri menjadi sentimen negatif untuk pasar saham tanah air. Wajar saja IHSG terus menguat dalam dua hari terakhir. Pada 09.03, IHSG bertambah menguat menjadi 1% ke level 5.707.
.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(twg/twg) Next Article Virus Corona & Keruntuhan Bursa Asia Bikin IHSG Drop 1%
Most Popular