
Simak 8 Kabar Ini Sebelum Memulai Transaksi Hari Ini
Monica Wareza, CNBC Indonesia
05 March 2020 08:46

Jakarta, CNBC Indonesia - Setelah lepas dari sentimen virus corona, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Rabu (4/3/2020) ditutup menguat tajam 2,38% ke 5.650,136
Berdasarkan data RTI, nilai transaksi sepanjang sesi I sebesar Rp 6,61 triliun dengan investor asing melakukan jual bersih Rp 26,75 miliar.
Stimulus moneter sejak awal pekan ini membuat IHSG melesat 2 hari terakhir. Di awal pekan, Bank Indonesia (BI) mengeluarkan 5 kebijakan guna meredam dampak wabah virus corona ke perekonomian. Lalu secara mengejutkan, Bank Sentral AS atau The Federal Reserve (The Fed) melakukan hal yang sama.
Terdapat beberapa kabar pasar kemarin yang layak disimak untuk dijadikan pertimbangan dalam berinvestasi.
1. Harga Batu Bara Loyo, Laba Adaro Energy Drop 3% di 2019
Laba bersih emiten tambang batu bara PT Adaro Energy Tbk (ADRO) sepanjang tahun lalu tercatat sebesar US$ 404,19 juta atau minus 3,24% dari tahun sebelumnya US4 417,72 juta. Nilai laba bersih entitas induk tahun lalu itu setara dengan Rp 5,66 triliun (asumsi kurs Rp 14.000/US$).
Berdasarkan laporan keuangan Desember 2019, penurunan laba bersih tersebut seiring dengan pendapatan usaha bersih ADRO yang juga turun 4% menjadi US$ 3,46 miliar atau Rp 48 triliun, dari tahun sebelumnya US$ 3,62 miliar.
Beban pendapatan juga naik 3% menjadi US$ 2,49 miliar dari tahun sebelumnya US$ 2,41 miliar dengan laba usaha yang juga terkoreksi 31% menjadi US$ 618 juta dari US$ 892 juta.
2. Tertekan Harga Batu Bara, Laba Bukit Asam Melorot 19% di 2019
Emiten tambang batu bara yang masuk holdingBUMN Tambang di bawah MIND ID (Inalum), PT Bukit Asam Tbk (PTBA), mencatatkan laba bersih sepanjang tahun lalu sebesar Rp 4,06 triliun atau terkoreksi hingga 19,12% dari tahun sebelumnya Rp 5,02 triliun.
Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan, Rabu ini (4/3/2020), laba bersih yang turun itu terjadi di tengah pendapatan perusahaan yang justru naik tipis 2,9% menjadi Rp 21,79 triliun dari tahun 2018 sebesar Rp 21,17 triliun.
Adapun beban pokok penjualan juga naik menjadi Rp 14,18 triliun dari Rp 12,62 triliun. Beban keuangan juga naik menjadi Rp 128 miliar dari sebelumnya Rp 104 miliar dan bagian atas keuntungan neto entitas dan ventura bersama yang justru turun menjadi Rp 179,46 miliar dari sebelumnya Rp 352,35 miliar.
3. Siap-siap! Emiten BUMN Sinyalkan Buyback Saham
Perusahaan pelat merah tampaknya sedang mempertimbangkan rencana untuk melakukan pembelian kembali saham alias buyback. Emiten pelat merah sedang menunggu momentum yang tepat untuk melakukan buybacktersebut.
Menurut sumber CNBC Indonesia, yang mengetahui rencana ini, Selasa kemarin sudah dilakukan pertemuan antara Kementerian BUMN dengan direksi perusahaan BUMN. Keputusan dari pertemuan tersebut yaitu menyerahkan pelaksanaan buybackkepada masing-masing perusahaan BUMN.
4. Belum Sebulan Listing, Saham Emiten Ini Ambles ke Gocap
Belum satu bulan melantai (listing) di Bursa Efek Indonesia (BEI), harga saham PT Agro Yasa Lestari Tbk (AYLS) sudah menyentuh harga Rp 50/saham alias saham gocap, harga terendah saham yang dapat ditransaksikan di pasar sekunder.
Sejak perdagangan awal pekan ini, data BEI mencatat, harga saham AYLS tercatat sudah menyentuh level harga Rp 50/saham. Padahal pada saat dilepas di pasar perdana (initial public offering/IPO), saham AYLS dipatok pada harga Rp 100/saham.
5. Ambles 47%, Saham Perusahaan Erick Thohir Masuk 'Klub Gocap'
Harga saham PT Mahaka Media Tbk (ABBA) sudah berada pada level kisaran harga Rp 50-an/unit atau gocap.
Harga saham perusahaan media yang didirikan oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir ini sempat mencapai level tertinggi di kisaran Rp 218/unit dalam setahun terakhir, yang tercatat pada 20 Oktober 2020.
Secara year to date, data BEI mencatat harga saham ABBA suda
6. Kinerja Bank Mega Libas Seluruh Bank BUKU 3
PT Bank Mega Tbk (MEGA) mencatat pertumbuhan yang gemilang di tengah lesunya Bank Umum Kelompok Usaha (BUKU) 3. Bank Mega mampu meningkatkan pertumbuhan laba 25,2% pada 2019 menjadi Rp 2 triliun, dibandingkan 2018 senilai Rp 1,59 triliun.
Pertumbuhan laba Bank Mega, yang dikendalikan oleh pengusaha Chairul Tanjung melalui Mega Corpora pun melibas perolehan laba rata-rata bank BUKU 3. Berdasarkan data Statistik Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) laba bank BUKU 3 turun 10,04% menjadi Rp 34,48 triliun pada 2019, dibandingkan 2018 senilai Rp 38,33 triliun.
7. Batasi Pembeli, Kimia Farma Sebut Stok Masker Masih 4.000 dus
RI resmi terinfeksi virus corona atau COVID-19 setelah 2 orang Indonesia terpapar virus asal Wuhan, China ini dan dirawat di RSPI Sulianti Saroso, Sunter, Jakarta Utara. Antisipasi juga tengah dilakukan oleh BUMN farmasi, PT Kimia Farma Tbk (KAEF), terutama dalam hal stok masker.
Direktur Utama Kimia Farma Verdi Budidarmo menegaskan stok masker kain untuk saat ini masih ada sekitar 4.000 dus.
"Stok untuk masker kain kurang lebih kita ada 4.000 dus kali 50 lah ya [1 dus isi 50 lembar]. Jadi 215 ribu pcs [pieces, lembar]. Di seluruh Indonesia," kata Verdi saat mendampingi pantauan Menteri BUMN Erick Thohir di Apotek Kimia Farma Menteng, Jakarta, Rabu (4/3/2020).
8. Terancam Delisting, Laba Tambang Grup Sinar Mas Drop 34%
Emiten tambang batu bara Grup Sinar Mas, PT Golden Energy Mines Tbk (GEMS) membukukan laba bersih sepanjang tahun lalu sebesar US$ 65,41 juta atau ambles 34% dari tahun sebelumnya US$ 98,77 juta. Nilai laba bersih atribusi entitas induk tahun lalu ini setara dengan Rp 916 miliar (asumsi kurs Rp 14.000/US$).
Mengacu laporan keuangan yang dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (4/3/2020), penurunan laba bersih ini terjadi di tengah kenaikan tipis pendapatan.
Tahun lalu, pendapatan GEMS naik 5,9% menjadi US$ 1,11 miliar atau setara dengan Rp 15,5 triliun dari tahun sebelumnya US$ 1,05 miliar.
9. Aset Heru Hidayat Disita Kejagung, Apa Dampaknya ke TRAM?
Emiten tambang batu bara PT Trada Alam Minera Tbk (TRAM)membantah adanya informasi bahwa Kementerian BUMN telah menerima aset sitaan tambang batu bara milik Heru Hidayat, tersangka dugaan korupsi di PT Asuransi Jiwasraya (Persero). Heru Hidayat adalah Komisaris Utama TRAM.
Namun manajemen TRAM mengakui penyitaan yang dilakukan Kejaksaan Agung (Kejagung) atas aset tambang PT Gunung Bara Utama (GBU) yang berlokasi di Kutai, Kalimantan Timur, sudah berdampak ke bisnis perusahaan.
Pernyataan itu disampaikan manajemen TRAM yang ditandatangani Direktur Utama Soebianto Hidayat berserta dua direksi lainnya dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI).
10. Listing 9 Maret, Harga IPO Emiten Hotel Bekasi Ini Rp 120
Satu lagi emiten baru akan tercatat di papan pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI) dan menjadi emiten ke-15 tahun ini yakni PT Esta Multi Usaha Tbk (ESTA). Perusahaan perhotelan yang berbasis di Bekasi ini akan tercatat di BEI pada 9 Maret mendatang.
Berdasarkan pengumuman BEI, Esta Multi Usaha menawarkan harga perdana Rp 120/saham. Mengacu prospektus final perusahaan, disebutkan ESTA menawarkan 200 juta saham atau sebesar 31,75% dari jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh setelah penawaran umum.
Dengan demikian jumlah raihan dana penawaran umum saham perdana ini (initial public offering/IPO) yakni Rp 24 miliar.ESTA menjadi emiten ke-15 setelah terakhir tercatat PT Andalan Sakti Primaindo Tak (ASPI) yang listingpada 17 Februari lalu.
(hps/hps) Next Article Simak Sejumlah Kabar dari Emiten, Sebelum Transaksi Saham
Berdasarkan data RTI, nilai transaksi sepanjang sesi I sebesar Rp 6,61 triliun dengan investor asing melakukan jual bersih Rp 26,75 miliar.
Stimulus moneter sejak awal pekan ini membuat IHSG melesat 2 hari terakhir. Di awal pekan, Bank Indonesia (BI) mengeluarkan 5 kebijakan guna meredam dampak wabah virus corona ke perekonomian. Lalu secara mengejutkan, Bank Sentral AS atau The Federal Reserve (The Fed) melakukan hal yang sama.
1. Harga Batu Bara Loyo, Laba Adaro Energy Drop 3% di 2019
Laba bersih emiten tambang batu bara PT Adaro Energy Tbk (ADRO) sepanjang tahun lalu tercatat sebesar US$ 404,19 juta atau minus 3,24% dari tahun sebelumnya US4 417,72 juta. Nilai laba bersih entitas induk tahun lalu itu setara dengan Rp 5,66 triliun (asumsi kurs Rp 14.000/US$).
Berdasarkan laporan keuangan Desember 2019, penurunan laba bersih tersebut seiring dengan pendapatan usaha bersih ADRO yang juga turun 4% menjadi US$ 3,46 miliar atau Rp 48 triliun, dari tahun sebelumnya US$ 3,62 miliar.
Beban pendapatan juga naik 3% menjadi US$ 2,49 miliar dari tahun sebelumnya US$ 2,41 miliar dengan laba usaha yang juga terkoreksi 31% menjadi US$ 618 juta dari US$ 892 juta.
2. Tertekan Harga Batu Bara, Laba Bukit Asam Melorot 19% di 2019
Emiten tambang batu bara yang masuk holdingBUMN Tambang di bawah MIND ID (Inalum), PT Bukit Asam Tbk (PTBA), mencatatkan laba bersih sepanjang tahun lalu sebesar Rp 4,06 triliun atau terkoreksi hingga 19,12% dari tahun sebelumnya Rp 5,02 triliun.
Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan, Rabu ini (4/3/2020), laba bersih yang turun itu terjadi di tengah pendapatan perusahaan yang justru naik tipis 2,9% menjadi Rp 21,79 triliun dari tahun 2018 sebesar Rp 21,17 triliun.
Adapun beban pokok penjualan juga naik menjadi Rp 14,18 triliun dari Rp 12,62 triliun. Beban keuangan juga naik menjadi Rp 128 miliar dari sebelumnya Rp 104 miliar dan bagian atas keuntungan neto entitas dan ventura bersama yang justru turun menjadi Rp 179,46 miliar dari sebelumnya Rp 352,35 miliar.
3. Siap-siap! Emiten BUMN Sinyalkan Buyback Saham
Perusahaan pelat merah tampaknya sedang mempertimbangkan rencana untuk melakukan pembelian kembali saham alias buyback. Emiten pelat merah sedang menunggu momentum yang tepat untuk melakukan buybacktersebut.
Menurut sumber CNBC Indonesia, yang mengetahui rencana ini, Selasa kemarin sudah dilakukan pertemuan antara Kementerian BUMN dengan direksi perusahaan BUMN. Keputusan dari pertemuan tersebut yaitu menyerahkan pelaksanaan buybackkepada masing-masing perusahaan BUMN.
4. Belum Sebulan Listing, Saham Emiten Ini Ambles ke Gocap
Belum satu bulan melantai (listing) di Bursa Efek Indonesia (BEI), harga saham PT Agro Yasa Lestari Tbk (AYLS) sudah menyentuh harga Rp 50/saham alias saham gocap, harga terendah saham yang dapat ditransaksikan di pasar sekunder.
Sejak perdagangan awal pekan ini, data BEI mencatat, harga saham AYLS tercatat sudah menyentuh level harga Rp 50/saham. Padahal pada saat dilepas di pasar perdana (initial public offering/IPO), saham AYLS dipatok pada harga Rp 100/saham.
5. Ambles 47%, Saham Perusahaan Erick Thohir Masuk 'Klub Gocap'
Harga saham PT Mahaka Media Tbk (ABBA) sudah berada pada level kisaran harga Rp 50-an/unit atau gocap.
Harga saham perusahaan media yang didirikan oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir ini sempat mencapai level tertinggi di kisaran Rp 218/unit dalam setahun terakhir, yang tercatat pada 20 Oktober 2020.
Secara year to date, data BEI mencatat harga saham ABBA suda
6. Kinerja Bank Mega Libas Seluruh Bank BUKU 3
PT Bank Mega Tbk (MEGA) mencatat pertumbuhan yang gemilang di tengah lesunya Bank Umum Kelompok Usaha (BUKU) 3. Bank Mega mampu meningkatkan pertumbuhan laba 25,2% pada 2019 menjadi Rp 2 triliun, dibandingkan 2018 senilai Rp 1,59 triliun.
Pertumbuhan laba Bank Mega, yang dikendalikan oleh pengusaha Chairul Tanjung melalui Mega Corpora pun melibas perolehan laba rata-rata bank BUKU 3. Berdasarkan data Statistik Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) laba bank BUKU 3 turun 10,04% menjadi Rp 34,48 triliun pada 2019, dibandingkan 2018 senilai Rp 38,33 triliun.
7. Batasi Pembeli, Kimia Farma Sebut Stok Masker Masih 4.000 dus
RI resmi terinfeksi virus corona atau COVID-19 setelah 2 orang Indonesia terpapar virus asal Wuhan, China ini dan dirawat di RSPI Sulianti Saroso, Sunter, Jakarta Utara. Antisipasi juga tengah dilakukan oleh BUMN farmasi, PT Kimia Farma Tbk (KAEF), terutama dalam hal stok masker.
Direktur Utama Kimia Farma Verdi Budidarmo menegaskan stok masker kain untuk saat ini masih ada sekitar 4.000 dus.
"Stok untuk masker kain kurang lebih kita ada 4.000 dus kali 50 lah ya [1 dus isi 50 lembar]. Jadi 215 ribu pcs [pieces, lembar]. Di seluruh Indonesia," kata Verdi saat mendampingi pantauan Menteri BUMN Erick Thohir di Apotek Kimia Farma Menteng, Jakarta, Rabu (4/3/2020).
8. Terancam Delisting, Laba Tambang Grup Sinar Mas Drop 34%
Emiten tambang batu bara Grup Sinar Mas, PT Golden Energy Mines Tbk (GEMS) membukukan laba bersih sepanjang tahun lalu sebesar US$ 65,41 juta atau ambles 34% dari tahun sebelumnya US$ 98,77 juta. Nilai laba bersih atribusi entitas induk tahun lalu ini setara dengan Rp 916 miliar (asumsi kurs Rp 14.000/US$).
Mengacu laporan keuangan yang dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (4/3/2020), penurunan laba bersih ini terjadi di tengah kenaikan tipis pendapatan.
Tahun lalu, pendapatan GEMS naik 5,9% menjadi US$ 1,11 miliar atau setara dengan Rp 15,5 triliun dari tahun sebelumnya US$ 1,05 miliar.
9. Aset Heru Hidayat Disita Kejagung, Apa Dampaknya ke TRAM?
Emiten tambang batu bara PT Trada Alam Minera Tbk (TRAM)membantah adanya informasi bahwa Kementerian BUMN telah menerima aset sitaan tambang batu bara milik Heru Hidayat, tersangka dugaan korupsi di PT Asuransi Jiwasraya (Persero). Heru Hidayat adalah Komisaris Utama TRAM.
Namun manajemen TRAM mengakui penyitaan yang dilakukan Kejaksaan Agung (Kejagung) atas aset tambang PT Gunung Bara Utama (GBU) yang berlokasi di Kutai, Kalimantan Timur, sudah berdampak ke bisnis perusahaan.
Pernyataan itu disampaikan manajemen TRAM yang ditandatangani Direktur Utama Soebianto Hidayat berserta dua direksi lainnya dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI).
10. Listing 9 Maret, Harga IPO Emiten Hotel Bekasi Ini Rp 120
Satu lagi emiten baru akan tercatat di papan pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI) dan menjadi emiten ke-15 tahun ini yakni PT Esta Multi Usaha Tbk (ESTA). Perusahaan perhotelan yang berbasis di Bekasi ini akan tercatat di BEI pada 9 Maret mendatang.
Berdasarkan pengumuman BEI, Esta Multi Usaha menawarkan harga perdana Rp 120/saham. Mengacu prospektus final perusahaan, disebutkan ESTA menawarkan 200 juta saham atau sebesar 31,75% dari jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh setelah penawaran umum.
Dengan demikian jumlah raihan dana penawaran umum saham perdana ini (initial public offering/IPO) yakni Rp 24 miliar.ESTA menjadi emiten ke-15 setelah terakhir tercatat PT Andalan Sakti Primaindo Tak (ASPI) yang listingpada 17 Februari lalu.
(hps/hps) Next Article Simak Sejumlah Kabar dari Emiten, Sebelum Transaksi Saham
Most Popular