Efek 'Obat Kuat' dari The Fed Mulai Pudar, Rupiah Loyo Lagi

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
05 March 2020 08:21
Dolar AS Memang Sedang Perkasa
Ilustrasi Rupiah dan Dolar AS (CNBC Indonesia/Aristya Rahadian Krisabella)
Hari ini, sepertinya dolar AS sedang dalam misi balas dendam. Tidak hanya di Asia, mata uang Negeri Paman Sam tengah perkasa di level global.

Pada pukul 07:38 WIB, Dollar Index (yang mencerminkan posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) menguat 0,19%. Penguatan ini terjadi setelah koreksi parah. Dalam sepekan terakhir, Dollar Index terpangkas 1,19% secara point-to-point.



Dolar AS terkoreksi akibat sentimen penurunan suku bunga acuan yang terbentuk sejak pekan lalu. Benar saja, pada Selasa malam waktu Indonesia, bank sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) memangkas suku bunga acuan 50 basis poin (bps) ke 1-1,25%. Penurunan ini diputuskan melalui rapat insidentil yang tidak terjadwal, karena semestinya pertemuan Komite Pengambil Kebijakan (Federal Open Market Committee/FOMC) baru terjadi pada 17-18 Maret.

Penurunannya juga tidak tanggung-tanggung, langsung 50 bps. Biasanya penurunan suku bunga dalam sekali rapat hanya 25 bps. Ini menjadi penurunan lebih dari 25 bps pertama sejak 2008, kala AS berkubang dalam krisis ekonomi.


Investor langsung merespons langkah The Fed tersebut dengan melepas dolar AS. Maklum, penurunan suku bunga acuan akan ikut menurunkan imbalan investasi di instrumen-instrumen berbasis dolar AS.

Namun aksi jual tersebut membuat dolar AS kini menjadi 'murah'. Pelaku pasar pun kembali melirik mata uang ini dan mengoleksinya.

(aji/aji)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular