
Bio Farma: Produksi Vaksin Corona Makan Waktu 2-3 Tahun

Jakarta, CNBC Indonesia - Perusahaan holding BUMN Farmasi, PT Bio Farma (Persero) menyebutkan proses produksi vaksin corona (COVID-19) sampai pada tahap bisa digunakan oleh masyarakat baru bisa dilakukan dalam waktu 2-3 tahun mendatang.
Proses ini saja sudah menggunakan prosedur emergency policy untuk mempercepat proses tersebut.
Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir mengatakan untuk memproses vaksin ini Bio Farma bekerjasama dengan lembaga baik di dalam maupun luar negeri. Proses kerja sama ini bisa dilakukan dengan saling tukar informasi dan melanjutkan penelitian yang sudah ada sebelumnya.
"Kalau kita bikin dari nol, penelitian awal bisa 10-15 tahun. Tapi kalau kerja sama dengan berbagai lembaga penelitian mungkin ada shortcut. Misal ada lembaga riset yang sudah tahap 1, tapi mungkin mereka tak punya kapasitas melanjutkan. Jadi memang harus ada koordinasi. Kalau seandainya sudah ada yang ke tahap 2, bisa dua sampai tiga tahun lebih cepat," kata Honesti di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (4/3/2020).
Salah satu kendala yang dialami oleh lembaga di dalam negeri untuk produksi ini adalah tak tersedianya sampel virusnya mengingat selama ini memang belum ada kasus corona di dalam negeri.
"Ini baru, Indonesia kan baru sampelnya dua, masalah kita kan cari sampelnya. Selama ini kan belum ada kasus di Indonesia, jadi kita ga bisa dapat sampelnya. Sekarang udah ada, sekarang saya lagi koordinasi dengan Pak Menteri, kita mungkin akan diberi kesempatan untuk meneliti itu," terangnya.
Dia menyebutkan, hingga saat ini di dunia masih belum ada negara yang menemukan vaksin untuk COVID-19 ini. Bahkan, China hingga saat ini baru bisa menemukan obat saja yang disebutkan mirip dengan obat yang digunakan untuk obat HIV.
(tas/tas) Next Article Bio Farma Gandeng Farmasi Inggris, Ada Proyek Apa?
