
Lawan Corona
Erick: Jangan BUMN Terus, Swasta Harus Ikut Bantu Rakyat!
Monica Wareza, CNBC Indonesia
04 March 2020 14:17

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri BUMN Erick Thohir mengimbau kepada perusahaan-perusahaan swasta, tak hanya perusahaan BUMN, untuk bersatu dan ikut serta membantu masyarakat Indonesia di tengah serangan virus corona (COVID-19) yang sudah menginfeksi 2 orang Indonesia.
Erick bahkan menyebutkan pihak swasta seharusnya tak hanya memikirkan keuntungan di tengah kondisi Indonesia yang tengah bergelut dengan serangan COVID-19.
Adapun perusahaan BUMN sudah diimbau untuk membantu masyarakat, salah satunya dengan pembagian masker.
"[Bagi-bagi masker?] kan Bank Mandiri sudah, jangan BUMN terus, kita harus bersatu. Saya juga minta swasta turun bantu rakyat. Swasta kan dapat uang dari rakyat. Jangan juga pada kesempatan ini hanya memikirkan keuntungan. Buktikan kita bersatu turun ke bawah," tegas Erick saat meninjau apotek PT Kimia Farma Tbk (KAFE) di Menteng, Jakarta (4/3/2020).
"BUMN sudah mulai membuktikan. Ini kita sama sama gak mungkin hanya BUMN tapi swasta juga mesti turun. BUMN cuma punya 1.300 [apotek] tapi gak tahu yang dimiliki swasta," kata Erick.
Erick mengatakan BUMN seperti PT RNI juga memproduksi masker. Selama kapasitas yang ada juga bisa memenuhi kebutuhan luar negeri maka tak masalah ekspor. Namun dia menegaskan jika ada arahan dari Menko Perekonomian soal setop ekspor masker, maka akan disetop.
"Tapi bisa aja saat Indonesia membutuhkan, RNI juga setop buat luar Indonesia. Oke kalau Pak Menko setop kita juga setop."
Terkait dengan vaksin, Erick belum bisa bicara banyak mengingat perlu pendalaman.
"Kan kalau kita bilang yang namanya virus corona ada obat ada vaksin. Saya belum bisa komen, saya takut salah. Yang pasti tadi kita di perusahaan BUMN harus mulai pikirkan health security, karena itu makanya penggabungan RS [rumahs sakit] meningkatkan kualitas dokter, ilmuwan di BUMN dan penemuan [vaksin] harus dilakukan itu menjadi satu pilar BUMN.
Dalam kesempatan itu Direktur Utama Kimia Farma Verdi Budidarmo menegaskan stok masker kain untuk saat ini masih ada sekitar 4.000 dus.
"Stok untuk masker kain kurang lebih kita ada 4.000 dus kali 50 lah ya [1 dus isi 50 lembar]. Jadi 215 ribu pcs [pieces, lembar]. Di seluruh Indonesia," kata Verdi saat mendampingi pantauan Menteri BUMN Erick Thohir.
"Kondisi sementara ini kami masih melakukan pemesanan 7,2 juta pcs. Yang untuk masker kain kita pastikan bahwa harga Rp 2.000 perak per pcs," kata Verdi.
Erick mengatakan kendala saat ini ialah soal bahan baku. Lantaran bahan baku masker itu dari China, jika habis maka ada opsi untuk membeli bahan baku dari Eropa. Namun pilihan impor ini akan membuat harga masker jadi naik karena perbedaan harga bahan baku dari China dan Eropa.
"Tentu bahan dari masker itu dari china. Jadi kalo nanti stoknya habis pasti juga alternatif membeli dari Eropa. Masih ada stoknya di Eropa, tapi harganya kalau dari Eropa pasti lebih mahal. Jadi jangan digosipin ketika nanti stok yang bahan dari China stoknya habis terus harganya naik, nanti dibilang KAEF mengambil kesempatan dalam kesempitan [saat harga naik]. Karena bahan dari China dan Eropa," kata Erick.
"Kalau harganya dari Eropa, harganya gak Rp 2.000, cuma kalau sekarang stoknya masih ada dan order 7,2 juta dengan produksi dan bahan China ya harga segitu. Habisnya tergantung masyarakat. Kalau satu orang beli isi seribu ya habis," kata Erick.
Verdi Budidarmo menegaskan saat ini satu orang dibatasi membeli 2 pcs [lembar] per hari dan hand sanitizer belum dibatasi.
(tas/tas) Next Article BUMN Farmasi Jaga Harga Masker
Erick bahkan menyebutkan pihak swasta seharusnya tak hanya memikirkan keuntungan di tengah kondisi Indonesia yang tengah bergelut dengan serangan COVID-19.
Adapun perusahaan BUMN sudah diimbau untuk membantu masyarakat, salah satunya dengan pembagian masker.
"BUMN sudah mulai membuktikan. Ini kita sama sama gak mungkin hanya BUMN tapi swasta juga mesti turun. BUMN cuma punya 1.300 [apotek] tapi gak tahu yang dimiliki swasta," kata Erick.
Erick mengatakan BUMN seperti PT RNI juga memproduksi masker. Selama kapasitas yang ada juga bisa memenuhi kebutuhan luar negeri maka tak masalah ekspor. Namun dia menegaskan jika ada arahan dari Menko Perekonomian soal setop ekspor masker, maka akan disetop.
"Tapi bisa aja saat Indonesia membutuhkan, RNI juga setop buat luar Indonesia. Oke kalau Pak Menko setop kita juga setop."
Terkait dengan vaksin, Erick belum bisa bicara banyak mengingat perlu pendalaman.
"Kan kalau kita bilang yang namanya virus corona ada obat ada vaksin. Saya belum bisa komen, saya takut salah. Yang pasti tadi kita di perusahaan BUMN harus mulai pikirkan health security, karena itu makanya penggabungan RS [rumahs sakit] meningkatkan kualitas dokter, ilmuwan di BUMN dan penemuan [vaksin] harus dilakukan itu menjadi satu pilar BUMN.
Dalam kesempatan itu Direktur Utama Kimia Farma Verdi Budidarmo menegaskan stok masker kain untuk saat ini masih ada sekitar 4.000 dus.
"Stok untuk masker kain kurang lebih kita ada 4.000 dus kali 50 lah ya [1 dus isi 50 lembar]. Jadi 215 ribu pcs [pieces, lembar]. Di seluruh Indonesia," kata Verdi saat mendampingi pantauan Menteri BUMN Erick Thohir.
"Kondisi sementara ini kami masih melakukan pemesanan 7,2 juta pcs. Yang untuk masker kain kita pastikan bahwa harga Rp 2.000 perak per pcs," kata Verdi.
Erick mengatakan kendala saat ini ialah soal bahan baku. Lantaran bahan baku masker itu dari China, jika habis maka ada opsi untuk membeli bahan baku dari Eropa. Namun pilihan impor ini akan membuat harga masker jadi naik karena perbedaan harga bahan baku dari China dan Eropa.
"Tentu bahan dari masker itu dari china. Jadi kalo nanti stoknya habis pasti juga alternatif membeli dari Eropa. Masih ada stoknya di Eropa, tapi harganya kalau dari Eropa pasti lebih mahal. Jadi jangan digosipin ketika nanti stok yang bahan dari China stoknya habis terus harganya naik, nanti dibilang KAEF mengambil kesempatan dalam kesempitan [saat harga naik]. Karena bahan dari China dan Eropa," kata Erick.
"Kalau harganya dari Eropa, harganya gak Rp 2.000, cuma kalau sekarang stoknya masih ada dan order 7,2 juta dengan produksi dan bahan China ya harga segitu. Habisnya tergantung masyarakat. Kalau satu orang beli isi seribu ya habis," kata Erick.
Verdi Budidarmo menegaskan saat ini satu orang dibatasi membeli 2 pcs [lembar] per hari dan hand sanitizer belum dibatasi.
(tas/tas) Next Article BUMN Farmasi Jaga Harga Masker
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular