Rupiah Menguat Nyaris 1%, Tak Tergoyahkan Jadi Raja Asia

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
04 March 2020 10:06
Keputusan The Fed Dongkrak Rupiah
Ilustrasi Dolar AS dan Rupiah (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Rupiah memang punya ruang untuk menguat karena beberapa waktu terakhir sudah 'terluka' dalam. Selama sebulan terakhir, rupiah masih melemah 3,47% terhadap dolar AS. Secara year-to-date, depresiasi mata uang Tanah Air adalah 2,16%.




Pelemahan yang sudah parah tersebut membuat rupiah punya peluang untuk mencatat technical rebound. Rupiah yang sudah 'murah' akan kembali dilirik investor, dikoleksi, dan nilai tukarnya menguat.

Sementara dari sisi eksternal, rupiah berhasil memanfaatkan dolar AS yang sedang tertekan. Pada pukul 08:20 WIB, Dollar Index (yang mengukur posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) melemah 0,08%.

Mata uang Negeri Adidaya mengalami tekanan jual setelah bank sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) secara mengejutkan menurunkan suku bunga acuan 50 basis poin (bps) ke 1-1,25%. Keputusan ini diambil dalam rapat darurat di luar jadwal, karena sedianya pertemuan Komite Pengambil Kebijakan (Federal Open Market Commitee/FOMC) baru dilakukan pada 17-18 Maret.


"Fundamental ekonomi AS tetap kuat. Namun, virus corona menciptakan risiko bagi aktivitas ekonomi. Dengan risiko ini dan tujuan untuk mencapai penciptaan lapangan kerja yang maksimal serta menjaga stabilitas harga, Federal Open Market Committee memutuskan untuk menurunkan Federal Funds Rate sebesar 0,5 poin persentase menjadi 1-1,25%.

Komite akan memantau dengan saksama seluruh perkembangan yang ada dan implikasinya terhadap prospek ekonomi. Komite juga akan menggunakan berbagai instrumen untuk mendukung perekonomian," sebut keterangan tertulis The Fed.

Penurunan bunga acuan membuat berinvestasi di dolar AS menjadi kurang menarik. Akibatnya, arus modal menjauh dari dolar AS dan nilai tukarnya melemah.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular