
The Fed Pangkas Bunga, Bursa Saham Asia Bingung Mau ke Mana
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
04 March 2020 08:44

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Asia bergerak variatif pada perdagangan pagi ini. Investor sepertinya masih bimbang dalam menyikapi kejutan dari bank sentral AS (The Federal Reserve/The Fed).
Pada Rabu (4/3/2020) pukul 08:43 WIB, berikut perkembangan indeks saham utama Asia:
Jelang tengah malam tadi waktu Indonesia, The Fed memberi kejutan dengan menurunkan suku bunga acuan. Keputusan ini diambil di luar jadwal rapat rutin, yang semestinya dilakukan pada 17-18 Maret.
Tidak tanggung-tanggung, Federal Funds Rate langsung dipotong 50 basis poin (bps). Normalnya kalau pun diturunkan hanya 25 bps. Ini menjadi penurunan suku bunga acuan lebih dari 25 bps yang pertama sejak 2008, kala Negeri Paman Sam dilanda krisis ekonomi.
"Fundamental ekonomi AS tetap kuat. Namun, virus corona menciptakan risiko bagi aktivitas ekonomi. Dengan risiko ini dan tujuan untuk mencapai penciptaan lapangan kerja yang maksimal serta menjaga stabilitas harga, Federal Open Market Committee memutuskan untuk menurunkan Federal Funds Rate sebesar 0,5 poin persentase menjadi 1-1,25%.
Komite akan memantau dengan saksama seluruh perkembangan yang ada dan implikasinya terhadap prospek ekonomi. Komite juga akan menggunakan berbagai instrumen untuk mendukung perekonomian," sebut keterangan tertulis The Fed, Selasa (3/3/2020).
Seharusnya penurunan suku bunga acuan positif bagi pasar saham. Suku bunga acuan turun, biaya dana menjadi murah, emiten bisa melakukan ekspansi, laba tumbuh. Cuan. Selain itu, penurunan suku bunga acuan memberi sinyal bahwa risiko sedang rendah sehingga saatnya memburu aset-aset berisiko.
Akan tetapi, sepertinya pelaku pasar malah kurang bergairah. Sebab Powell sendiri mengakui bahwa penyebaran virus corona bukan fenomena ekonomi sehingga upaya yang dilakukan otoritas moneter bisa saja tidak ampuh.
"Kami menyadari bahwa penurunan suku bunga acuan tidak akan menurunkan tingkat penularan. Penurunan suku bunga acuan juga tidak akan memperbaiki rantai pasok. Namun kami merasa bahwa ini saatnya untuk bertindak mendukung perekonomian," tegas Powell dalam keterangan pers usai rapat, seperti dikutip dari Reuters.
Akibatnya, penurunan Federal Funds Rate gagal mengangkat Wall Street dari zona merah. Dini hari tadi waktu Indonesia, indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup anjlok 2,94%, S&P 500 amblas 2,81%, dan Nasdaq Composite ambrol 2,99%.
"Pernyataan Powell membuat pasar tersadar. Seperti yang beliau katakan, The Fed memang tidak punya jawaban. Oleh karena itu, otoritas fiskal harus berbuat lebih," kata Rodrigo Catril, FX Strategist di National Australia Bank, sebagaimana diberitakan Reuters.
Kegalauan dalam menyikapi penurunan suku bunga acuan di AS ini membuat bursa saham Asia belum menentukan arah. Ada yang menguat, tetapi masih ada yang tertinggal di jalur merah.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(aji/aji) Next Article Jelang Rilis Data Inflasi AS, Bursa Eropa Tetap Tegar
Pada Rabu (4/3/2020) pukul 08:43 WIB, berikut perkembangan indeks saham utama Asia:
Tidak tanggung-tanggung, Federal Funds Rate langsung dipotong 50 basis poin (bps). Normalnya kalau pun diturunkan hanya 25 bps. Ini menjadi penurunan suku bunga acuan lebih dari 25 bps yang pertama sejak 2008, kala Negeri Paman Sam dilanda krisis ekonomi.
"Fundamental ekonomi AS tetap kuat. Namun, virus corona menciptakan risiko bagi aktivitas ekonomi. Dengan risiko ini dan tujuan untuk mencapai penciptaan lapangan kerja yang maksimal serta menjaga stabilitas harga, Federal Open Market Committee memutuskan untuk menurunkan Federal Funds Rate sebesar 0,5 poin persentase menjadi 1-1,25%.
Komite akan memantau dengan saksama seluruh perkembangan yang ada dan implikasinya terhadap prospek ekonomi. Komite juga akan menggunakan berbagai instrumen untuk mendukung perekonomian," sebut keterangan tertulis The Fed, Selasa (3/3/2020).
Seharusnya penurunan suku bunga acuan positif bagi pasar saham. Suku bunga acuan turun, biaya dana menjadi murah, emiten bisa melakukan ekspansi, laba tumbuh. Cuan. Selain itu, penurunan suku bunga acuan memberi sinyal bahwa risiko sedang rendah sehingga saatnya memburu aset-aset berisiko.
Akan tetapi, sepertinya pelaku pasar malah kurang bergairah. Sebab Powell sendiri mengakui bahwa penyebaran virus corona bukan fenomena ekonomi sehingga upaya yang dilakukan otoritas moneter bisa saja tidak ampuh.
"Kami menyadari bahwa penurunan suku bunga acuan tidak akan menurunkan tingkat penularan. Penurunan suku bunga acuan juga tidak akan memperbaiki rantai pasok. Namun kami merasa bahwa ini saatnya untuk bertindak mendukung perekonomian," tegas Powell dalam keterangan pers usai rapat, seperti dikutip dari Reuters.
Akibatnya, penurunan Federal Funds Rate gagal mengangkat Wall Street dari zona merah. Dini hari tadi waktu Indonesia, indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup anjlok 2,94%, S&P 500 amblas 2,81%, dan Nasdaq Composite ambrol 2,99%.
"Pernyataan Powell membuat pasar tersadar. Seperti yang beliau katakan, The Fed memang tidak punya jawaban. Oleh karena itu, otoritas fiskal harus berbuat lebih," kata Rodrigo Catril, FX Strategist di National Australia Bank, sebagaimana diberitakan Reuters.
Kegalauan dalam menyikapi penurunan suku bunga acuan di AS ini membuat bursa saham Asia belum menentukan arah. Ada yang menguat, tetapi masih ada yang tertinggal di jalur merah.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(aji/aji) Next Article Jelang Rilis Data Inflasi AS, Bursa Eropa Tetap Tegar
Most Popular