
'Doping' dari The Fed Manjur, Rupiah Terkuat di Asia!
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
04 March 2020 08:08

Ya, penyebaran virus corona memang membuat dunia ketar-ketir. Mengutip data satelit pemetaan ArcGis per pukul 07:33 WIB, jumlah kasus corona di seluruh dunia tercatat 92.860. Korban jiwa semakin bertambah menjadi 3.162 orang.
Penyebaran virus mematikan membuat aktivitas masyarakat menjadi terbatas. Pabrik-pabrik di berbagai negara belum berproduksi optimal karena pekerja dirumahkan untuk mencegah penularan lebih lanjut.
Akibatnya, aktivitas manufaktur menjadi loyo. Di China, angka Purchasing Managers' Index (PMI) manufaktur versi Caxin/Markit pada Februari 2020 tercatat 40,3. Jauh di bawah bulan sebelumnya yaitu 51,1 dan menjadi yang terendah sepanjang pencatatan PMI yang dimulai pada 2004.
Kemudian PMI manufaktur di Singapura pada Februari berada di 47. Turun dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 51,4 dan seperti di China, menjadi yang terendah sepanjang sejarah.
Ada lagi PMI manufaktur Jepang yang pada Februari adalah 47,8. Turun dibandingkan Januari yang sebesar 48,8 dan menyentuh titik terendah sejak Mei 2016.
Aktivitas manufaktur yang mengendur berarti pasokan barang di pasar global menjadi berkurang. Rantai pasok rusak, prospek pertumbuhan ekonomi menjadi suram.
Ini yang membuat The Fed memutuskan menurunkan bunga acuan lebih awal dari jadwal. Powell dan kolega mungkin memandang stimulus moneter perlu segera disuntikkan, tidak bisa ditunda lagi.
Akan tetapi, penurunan bunga acuan membuat berinvestasi di dolar AS menjadi kurang menarik. Akibatnya, arus modal menjauh dari dolar AS dan nilai tukarnya melemah.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Penyebaran virus mematikan membuat aktivitas masyarakat menjadi terbatas. Pabrik-pabrik di berbagai negara belum berproduksi optimal karena pekerja dirumahkan untuk mencegah penularan lebih lanjut.
Akibatnya, aktivitas manufaktur menjadi loyo. Di China, angka Purchasing Managers' Index (PMI) manufaktur versi Caxin/Markit pada Februari 2020 tercatat 40,3. Jauh di bawah bulan sebelumnya yaitu 51,1 dan menjadi yang terendah sepanjang pencatatan PMI yang dimulai pada 2004.
Ada lagi PMI manufaktur Jepang yang pada Februari adalah 47,8. Turun dibandingkan Januari yang sebesar 48,8 dan menyentuh titik terendah sejak Mei 2016.
Aktivitas manufaktur yang mengendur berarti pasokan barang di pasar global menjadi berkurang. Rantai pasok rusak, prospek pertumbuhan ekonomi menjadi suram.
Ini yang membuat The Fed memutuskan menurunkan bunga acuan lebih awal dari jadwal. Powell dan kolega mungkin memandang stimulus moneter perlu segera disuntikkan, tidak bisa ditunda lagi.
Akan tetapi, penurunan bunga acuan membuat berinvestasi di dolar AS menjadi kurang menarik. Akibatnya, arus modal menjauh dari dolar AS dan nilai tukarnya melemah.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular