Tak Tahan Lama, Dibuka Hijau IHSG Langsung ke Zona Merah Lagi

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
02 March 2020 09:20
Tak Tahan Lama, Dibuka Hijau IHSG Langsung ke Zona Merah Lagi
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Setelah dalam sepekan indeks bursa saham tanah air berada di zona pesakitan, mengawali perdagangan pekan ini Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka di zona .

Senin (2/3/2020), IHSG dibuka di level 5.455,05 atau menguat tipis 0,04 % dibanding posisi penutupan perdagangan pekan lalu. Bagaimanapun juga IHSG masih dibayangi oleh sentimen negatif yang datang dari global terkait wabah virus corona.

Minggu lalu jadi momen di mana bursa saham global mengalami tekanan hebat akibat meluasnya infeksi virus corona. Lonjakan kasus baru yang terjadi di luar China menyebabkan terjadinya tekanan jual di pasar ekuitas global.


Di akhir perdagangan Jumat (28/2/2020) Wall Street kembali ditutup terkoreksi dengan Indeks Dow Jones Industrial anjlok 1,39% dan S&P 500 ambles 0,82%. Dalam sepekan kemarin, pasar saham Paman Sam kehilangan US$ 3,18 triliun menurut estimasi indeks S&P dan Dow Jones, seperti yang diwartakan oleh CNBC Internasional.

Pada awal pekan sekaligus awal bulan ini, bursa saham utama kawasan Asia bergerak variatif. Indeks Nikkei225 (Jepang) dan Hang Seng (Hong Kong) naik masing-masing 1,2% dan 0,63% pada perdagangan pagi. Nasib serupa juga dialami oleh indeks Kospi (Korea Selatan) yang mengalami apresiasi 0,38%.

Sementara indeks bursa saham Singapura (Straits Times) dan Malaysia (KLCI) masih ditransaksikan di zona merah dengan pelemahan masing-masing 0,49% dan 1,2%.


Virus corona yang telah menyebabkan kecemasan dan kepanikan di pasar saham global masih terus menelan korban baru dan meluas. Berdasarkan data John Hopkins University CSSE, sampai dengan hari ini sudah ada 88.385 kasus di 68 negara dan menyebabkan kematian pada 2.996 orang.

China masih menjadi negara dengan jumlah kasus infeksi yang paling banyak mencapai 79.827. Di posisi kedua ada Korea Selatan (3.736 kasus) disusul Italia (1.694 kasus) dan Iran (978 kasus).

Virus corona yang berasal dari Wuhan, China telah memukul perekonomian Negeri Panda. Sabtu (29/2/2020) pekan lalu, biro statistik nasional China mengumumkan aktivitas manufaktur China mengalami kontraksi dalam pada bulan Februari.

Hal itu tercermin dari angka PMI Manufaktur bulan Februari di 35,7. Angka PMI di bawah 50 mengindikasikan adanya kontraksi. Berdasarkan konsensus yang dihimpun oleh Trading Economics, angka PMI manufaktur China bulan Februari diperkirakan berada di 46. Artinya kontraksi terjadi lebih dalam dari perkiraan. Wabah corona yang menjangkiti China dalam dua bulan terakhir menyebabkan aktivitas produksi terganggu. Jelas hal ini akan mengganggu rantai pasok global mengingat China menyandang status sebagai pusat manufaktur global dan negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia.

Namun kontraksi yang dalam pada sektor manufaktur China tak membuat pasar saham Negeri Tirai Bambu anjlok pada perdagangan hari ini. Buktinya indeks Shang Hai Composite malah menguat 1,1%.

Masih terkait virus corona, dari dalam negeri ada 32 orang di DKI Jakarta yang berada dalam pengawasan dan 115 orang berada dalam pemantauan.

Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes Anung Sugihantono menjelaskan pasien yang berstatus dalam pengawasan berarti mereka yang menunjukkan gejala-gejala menderita Covid-19 seperti demam, flu, sesak napas, dan punya riwayat perjalanan ke tempat yang sudah terinfeksi.

Semenatra untuk 115 orang yang berada dalam pemantauan, Anung menjelaskan status ini disematkan untuk orang-orang yang mengalami gejala-gejala umum dan punya riwayat perjalanan ke tempat-tempat yang sudah terinfeksi.

Walau sempat mencatatkan penguatan tipis di awal pembukaan perdagangan, IHSG langsung kembali terkoreksi. Pada pukul 09.05 WIB, IHSG terkoreksi 0,64% ke level 5.417. Sentimen positif yang berasal dari rilis data PMI manufaktur RI bulan Februari 2020 versi Markit tak mampu mengangkat bursa saham tanah air menguat.

Padahal Markit mencatat, sektor manufaktur dalam negeri mengalami ekspansi tercermin dari angka PMI di 51,9 pada Februari 2020, naik dari bulan sebelumnya di angka 49,3. Angka di atas 50 menunjukkan adanya ekspansi, sementara di bawah 50 artinya terkontraksi.

IHSG masih tertekan di zona pesakitan. Sejak awal tahun IHSG telah mencatatkan koreksi sebesar lebih dari 13%. Hari ini sentimen lain yang datang dari dalam negeri adalah rilis data inflasi pada pukul 11.00 WIB nanti.

Poling yang dihimpun CNBC Indonesia meramal laju inflasi Indonesia pada Februari diperkirakan melambat dibandingkan bulan sebelumnya. Mulai adanya panen (meski belum panen raya) membuat harga bahan pangan turun.

Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan terjadi inflasi secara bulanan (month-on-month/MoM) sebesar 0,22%.Kemudian secara tahunan (year-on-year/YoY) diperkirakan terjadi inflasi 2,91%.





TIM RISET CNBC INDONESIA
(twg/twg) Next Article PMI Merosot dan Inflasi Rendah, IHSG Ambles 2,35% di Sesi I

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular