
Corona Kian Ganas, Kilau Emas Malah Meredup, Kok Bisa?
Tirta Citradi, CNBC Indonesia
29 February 2020 09:44

Emas sebagai aset minim risiko kini tengah dilego, pertanyaannya adalah sekarang investor beralih ke mana? Dalam situasi yang penuh kecemasan seperti ini aset safe haven lain yang diburu oleh investor adalah surat utang.
Surat utang pemerintah AS atau US Treasury Bond yang bertenor 10 tahun saat ini menawarkan imbal hasil (yield) terendahnya sepanjang sejarah atau all time low.
Artinya surat utang ini sedang diburu yang menyebabkan harganya naik. Seperti yang diketahui bersama harga dan imbal hasil surat utang memiliki korelasi yang terbalik.
Ketika aset berupa obligasi pemerintah negeri Paman Sam diburu artinya dunia sedang cemas dengan prospek ekonomi global yang suram. Selain itu ekonomi negera adikuasa itu dianggap resilien atau tahan banting terhadap guncangan eksternal.
Memang rilis data ekonomi AS terbaru menunjukkan bahwa performa ekonomi Paman Sang bisa terbilang masih cemerlang di tengah ketidakpastian global seperti sekarang ini. Indikator pertama bagusnya kinerja ekonomi AS adalah angka pertumbuhan ekonomi kuartal IV yang tetap berada di 2,1% dan tidak direvisi pada pembacaan kedua.
Indikator kedua adalah sentimen konsumen yang masih kuat dan terjaga. Berdasarkan data Trading Economics survei sentimen pelanggan versi Universitas Michigan menunjukkan indeks sentimen pelanggan bulan Februari direvisi naik sedikit menjadi 101 dari pembacaan awal 100,9.
Pelanggan masih memandang perekonomian saat ini masih baik, tercermin dari angka indeks 114,8 dari sebelumnya 1113,8. Sementara untuk ekspektasi terhadap perekonomian ke depannya naik lebih rendah dari perkiraan (92,1 vs 92,6).
Data ekonomi AS lain yang menunjukkan bahwa performa ekonomi AS cukup oke adalah data pemesanan barang-barang manufaktur drop 0,2% pada Januari 2020 lebih rendah dari bulan sebelumnya lebih baik dari ekspektasi pasar yang memperkirakan turun 1,5%.
Pada dasarnya dunia saat ini sedang dilanda kekhawatiran. Semua mata fokus pada perkembangan kasus wabah corona yang ditakutkan akan jadi pandemi.
Walaupun belum menyandang status sebagai pandemi, WHO tetap memperingatkan setiap negara untuk tetap waspada dan tidak terlena dengan merasa aman serta kebal dari serangan patogen ganas ini.
"Tidak ada negara yang boleh merasa aman, itu fatal sekali. Virus ini punya potensi menjadi pandemi," kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, seperti yang diwartakan Reuters.
Ungkapan itu barangkali tak hanya jadi refleksi bahwa kata ‘aman’ merujuk pada aspek kesehatan saja, tetapi juga aspek lain yaitu ekonomi. Tidak ada yang tahu pasti akhir dari wabah ini. Namun yang pasti tragedi kemanusiaan ini akan jadi sejarah di kemudian hari.
TIM RISET CNBC INDONESIA (twg)
Surat utang pemerintah AS atau US Treasury Bond yang bertenor 10 tahun saat ini menawarkan imbal hasil (yield) terendahnya sepanjang sejarah atau all time low.
Artinya surat utang ini sedang diburu yang menyebabkan harganya naik. Seperti yang diketahui bersama harga dan imbal hasil surat utang memiliki korelasi yang terbalik.
Ketika aset berupa obligasi pemerintah negeri Paman Sam diburu artinya dunia sedang cemas dengan prospek ekonomi global yang suram. Selain itu ekonomi negera adikuasa itu dianggap resilien atau tahan banting terhadap guncangan eksternal.
Memang rilis data ekonomi AS terbaru menunjukkan bahwa performa ekonomi Paman Sang bisa terbilang masih cemerlang di tengah ketidakpastian global seperti sekarang ini. Indikator pertama bagusnya kinerja ekonomi AS adalah angka pertumbuhan ekonomi kuartal IV yang tetap berada di 2,1% dan tidak direvisi pada pembacaan kedua.
Indikator kedua adalah sentimen konsumen yang masih kuat dan terjaga. Berdasarkan data Trading Economics survei sentimen pelanggan versi Universitas Michigan menunjukkan indeks sentimen pelanggan bulan Februari direvisi naik sedikit menjadi 101 dari pembacaan awal 100,9.
Pelanggan masih memandang perekonomian saat ini masih baik, tercermin dari angka indeks 114,8 dari sebelumnya 1113,8. Sementara untuk ekspektasi terhadap perekonomian ke depannya naik lebih rendah dari perkiraan (92,1 vs 92,6).
Data ekonomi AS lain yang menunjukkan bahwa performa ekonomi AS cukup oke adalah data pemesanan barang-barang manufaktur drop 0,2% pada Januari 2020 lebih rendah dari bulan sebelumnya lebih baik dari ekspektasi pasar yang memperkirakan turun 1,5%.
Pada dasarnya dunia saat ini sedang dilanda kekhawatiran. Semua mata fokus pada perkembangan kasus wabah corona yang ditakutkan akan jadi pandemi.
Walaupun belum menyandang status sebagai pandemi, WHO tetap memperingatkan setiap negara untuk tetap waspada dan tidak terlena dengan merasa aman serta kebal dari serangan patogen ganas ini.
"Tidak ada negara yang boleh merasa aman, itu fatal sekali. Virus ini punya potensi menjadi pandemi," kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, seperti yang diwartakan Reuters.
Ungkapan itu barangkali tak hanya jadi refleksi bahwa kata ‘aman’ merujuk pada aspek kesehatan saja, tetapi juga aspek lain yaitu ekonomi. Tidak ada yang tahu pasti akhir dari wabah ini. Namun yang pasti tragedi kemanusiaan ini akan jadi sejarah di kemudian hari.
TIM RISET CNBC INDONESIA (twg)
Pages
Most Popular