RI Bikin SWF, Luhut Sebut BlackRock & IDFC Berpotensi Masuk

Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
28 February 2020 18:13
Pemerintah dalam proses membentuk Sovereign Wealth Fund (SWF).
Foto: Sekretariat Kabinet
Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah dalam proses membentuk Sovereign Wealth Fund (SWF) atau Lembaga Pengelola Investasi Negara yang akan menampung dana asing yang masuk atau foreign direct investment (FDI). Pembentukan SWF ini juga berkaitan dengan pembangunan ibu kota baru di Kalimantan Timur.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Jenderal TNI (Purn) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan pemerintah membuka peluang bagi investor asing dan pengelola dana global untuk masuk berinvestasi lewat SWF.

Hal itu diungkapkan Luhut setelah pertemuan antara Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan mantan Perdana Menteri Inggris Tony Blair dari Tony Blair Institute for Global Change dan founder & CEO Softbank Masayoshi Son di Istana Merdeka, kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Jumat ini (28/2/2020).


Tony Blair dan Masayoshi Son didapuk Jokowi sebagai Dewan Pengarah pembangunan Ibu Kota baru. Selain kedua nama itu, Putra Mahkota Uni Emirate Arab Syekh Mohammed bin Zayed Al Nahyan juga duduk sebagai dewan pengarah.

"Jadi saya kira saya sudah bicara di dalam pertemuan Presiden dengan Tony Blair juga dengan Masayoshi Son. Tiga tahap tadi. Sudah selesai dan mereka sangat puas dengan kerja tim. Tadinya jurang perbedaan agak dalam tapi tadi malam kita semua settle. Tinggal detail, kami bicarakan dengan mereka [Tony dan Masayoshi]," kata Luhut.

Luhut menjelaskan terbuka peluang bagi investor lain untuk berkontribusi, termasuk masuk berinvestasi lewat SWF.

"Iya. Karena misalnya ada BlackRock mau masuk, ada mungkin IDFC mau masuk. Semua terbuka. Kita gak bergantung sama satu org," kata Luhut. 


BlackRock adalah perusahaan investasi pengelola dana global asal AS yang kini mengelola dana hingga US$ 6,96 triliun per kuartal III-2019, sementara IDFC adalah International Development Finance Club (IDFC), pengelola dana yang fokus pada pembangunan berkelanjutan. Situs resmi IDFC mencatat lembaga ini beranggotakan 26 negara, dengan aset lebih dari US$ 4 triliun, dan sudah berinvestasi sebanyak US$ 600 miliar.

Tak hanya itu, Luhut juga menegaskan soal investor Abu Dhabi yang berpotensi masuk ke SWF. "Bisa. Jadi SWF dengan Abu Dhabi satu hal sendiri lagi. Dan itu kita tunggu dari Omnibus Law," kata Luhut.

Sebelumnya, Jokowi bersama sejumlah jajaran menteri pada Minggu, (12/1/2020), melakukan kunjungan ke Abu Dhabi dengan salah satu agenda menawarkan investasi di Ibu Kota baru.

Lebih lanjut Luhut menegaskan dirinya belum bisa memberikan detail terkait SWF ini. "
Berapa nanti yang masuk kita bisa tampung. Kita agak fleksibel soal itu. [Target SFW?] Kita sepakat belum mau bicara."


Dalam Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan, Kamis (16/1/2020), Presiden Jokowi mengatakan pembentukan SWF ditargetkan dapat menyedot dana minimal US$ 20 miliar atau sekitar Rp 272 triliun (asumsi kurs Rp 13.00/US$) untuk masuk ke pasar keuangan Indonesia.

"Begitu itu keluar, kita akan ada
inflow minimal 20 miliar. Bukan rupiah, tetapi dolar AS," kata Kepala Negara.

SWF adalah adalah kolam dana (
pooled fund) milik pemerintah atau negara yang digunakan untuk berbagai kepentingan negara. Sumber dananya bermacam-macam, tergantung karakteristik negara yang bersangkutan.

[Gambas:Video CNBC]




(tas/tas) Next Article Big Money Mulai Jualan Emas dan Ramai-ramai Berburu Bitcoin

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular