Analisis Teknikal

Jangan Panik! Dow Jones Terendah, Begini Gerak Teknikal IHSG

tahir saleh, CNBC Indonesia
27 February 2020 15:32
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tengah mendapat tekanan besar.
Foto: Ilustrasi Bursa, Pergerakan Layar IHSG di Gedung BEI Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tengah mendapat tekanan besar. Di sesi I, IHSG bahkan terkoreksi tajam 2,63% ke level 5.539,38 poin.

Dengan demikian, mengacu data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG sudah melemah 12,07% secara year to date. Transaksi saham di bursa mencapai Rp 3,18 triliun dari 2,89 miliar saham yang ditransaksikan dengan frekuensi 288,831 kali.

Pada awal sesi II, IHSG juga masih minus 2,55% pada pukul 14.12 WIB di level 5.544.

Analis teknikal PT Henan Putihrai Sekuritas Liza Camelia Suryanata mengatakan secara teknikal, pelaku pasar perlu mencermati gerak indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) di bursa Wall Street AS yang sudah mendekati batas tahanan bawah alias level support.

Foto: Dow Jones 26 Feb 2020/Sumber: Analisis Teknikal Liza Suryanata, Henan Putihrai


"DJIA sudah mendekati support area di range 26.800-26.700 (approximately 250 pts to go), di mana itu adalah target turun dari pola double top (biru) sekaligus lokasi tarikan trendline mid-term (kuning); di saat RSI telah memasuki area oversold [jenuh jual]," kata Liza kepada CNBC Indonesia, Kamis (27/2/2020).


Dia mengatakan, seharusnya technical rebound atau pembalikan DJIA bisa terjadi dalam 1-2 hari ke depan, apalagi setelah penurunan 3 hari yang cukup drastis.

"Potensi rebound diperkirakan mampu mencapai level 27.350, or otherwise we will see DJI at next Support of 26.400," katanya lagi sambil menjelaskan level batas bawah DJIA ke depan.

Adapun soal IHSG dalam sepekan ini, Liza mengatakan secara teknikal, "target turun dari Parallel Channel (biru) terbentang di level 5.500. Bantalan support IHSG benernya sudah mulai diharapkan starting from 5.670 sampai 5.550, yang merupakan area previous Lows [level terendah sebelumnya] sekaligus Neckline pola Double Top besar!"

Foto: IHSG Sesi I, 27 Feb 2020/Sumber: Analisis Teknikal Liza Suryanata, Henan Putihrai


Dia menjelaskan bahwa ini adalah level support IHSG yang krusial sekali untuk dijaga jangan sampai tertembus, "karena inilah yang akan menentukan apakah trend jangka panjang IHSG menjadi turun, atau masih terselamatkan dalam sideways [gerak menyamping]," katanya.

"Kalau Neckline-nya sampai tertembus, artinya support [batas bawah] 5.500 sampai jebol, maka akan menghasilkan target turun yang lumayan jauh," kata Liza.

Dalam kesempatan sebelumnya, Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI Laksono Widodo mengatakan, terus melakukan pemantauan terhadap gerak IHSG.

"Kami melalukan pemantauan apalagi index turun lebih dari 2 persen," kata Laksono Widodo, Kamis (27/2020).

Sebelumnya, BEI juga telah menyiapkan protokol krisis untuk mengantisipasi pergerakan IHSG yang terus mengalami koreksi dalam satu hari. Namun, dia menegaskan, untuk koreksi hari ini belum termasuk protokol krisis.

"Belum masuk protokol krisis, tapi berjaga-jaga," kata dia.

CNBC Indonesia mencatat, jika IHSG sudah mengalami koreksi lebih dari 2% maka bursa akan mulai melakukan antisipasi, dan jika sudah terkoreksi 7,5% pada perdagangan intraday maka bursa akan menghentikan perdagangan pada hari tersebut.

"Kalau sampai dalam banget ada crisis protocol di atas 2% kita anggap mulai hati-hati, 5% itu kita buat analisa, 7,5% kami lakukan Crisis Meeting Team (CMT) meeting sirkuit breaker baru stop trade," kata Laksono.

[Gambas:Video CNBC]


(tas/hps) Next Article Lesu, IHSG Kayaknya Ditutup Merah Lagi Jelang Long Weekend

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular