Marubeni Caplok Saham SILO, Proses IPO NARA Diulang dari Awal

Monica Wareza, CNBC Indonesia
26 February 2020 08:32
Wabah virus corona atau Covid-19 masih menjadi penyebab utama anjloknya IHSG, bahkan bursa saham global.
Foto: Ilustrasi Bursa. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Selasa (25/2/2020) ditutup dengan posisi melemah 0,34% di 5.787,13.

Data BEI mencatat, nilai transaksi perdagangan hari ini sebesar Rp 5,47 triliun dengan jual bersih asing Rp 846 miliar di semua pasar (paling besar dari pasar reguler net sell Rp 794 miliar).

Wabah virus corona atau Covid-19 masih menjadi penyebab utama anjloknya IHSG, bahkan bursa saham global.

Terdapat beberapa kabar pasar kemarin yang layak disimak untuk dijadikan pertimbangan dalam berinvestasi.

1. Ekspansi Bisnis Kesehatan, Marubeni Caplok 5% Saham Siloam
Konglomerasi investasi asal Jepang, Marubeni Corporation melakukan pembelian 5% saham di PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO). Masuknya Marubeni ke Lippo ini ditujukan untuk ekspansi bisnis ke sektor layanan kesehatan di Indonesia.

Kemitraan ini ditandai dengan penandatangan nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) dengan induk usaha SILO, PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR). Hal ini dilakukan untuk pengembangan di sektor layanan kesehatan beserta infrastruktur, termasuk investasi di farmasi, laboratorium dan industri lain yang terkait dengan layanan kesehatan.

2. Batal Listing, IPO Nara Hotel Diulang Paling Lambat 20 Maret
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) meminta PT Nara Hotel Internasional Tbk (NARA) untuk mengulang proses penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) setelah batal mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 7 Februari 2020.

OJK memberi Nara Hotel tenggat hingga 20 Maret 2020 untuk melakukan penawaran umum melaui PT Magenta Kapital Sekuritas Indonesa sebagai penjamin pelaksana emisi efek.

3. Gagal Bayar! Ramai-ramai Nasabah Koperasi Indosurya Protes
Kabar Koperasi Simpan Pinjam Indosurya Cipta yang diduga mulai gagal bayar bunga dan pokok simpanan anggota kian ramai. Tak hanya satu atau dua nasabah, ternyata beberapa nasabah menyampaikan keluh kesahnya.

"Koperasi Simpan Pinjam Indosurya Gagal Bayar," ujar seorang nasabah Koperasi Indosurya dalam keterangannya seperti dikutip, Selasa (25/2/2020).

Ia pun bercerita, jika dirinya menempatkan dananya hingga yang berjumlah miliaran. Jatuh tempo pada 20 Februari kemarin, namun sayang dananya tak kembali sampai detik ini.

4. Penyelamatan Jiwasraya, kok Tiba-tiba Ada Nusantara Life?
Pemerintah melalui Kementerian BUMN menyampaikan tiga alternatif penyelesaian dana nasabah PT Asuransi Jiwasraya (Persero). Dalam skema yang belum diputuskan bersama dengan DPR tersebut, ada rencana Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp 15 triliun untuk membayar polis nasabah dan menyelamatkan Jiwasraya.

Selain itu, juga terungkap adanya satu perusahaan baru namanya PT Nusantara Life di bawah kendali holding BUMN asuransi PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (BPUI). Nusantara Life yang akan menjadi perusahaan yang akan menyediakan dana untuk pembayaran polis Jiwasraya.

5. Ini Dia Bank BUKU IV Paling Menguntungkan di RI
Bank kelas kakap dengan modal inti di atas Rp 30 triliun atau Bank BUKU (bank umum kelompok usaha) IV telah merilis kinerja sepanjang tahun 2019.

CNBC Indonesia merangkum enam bank BUKU IV yang telah menyampaikan rilis kinerja sepanjang tahun 2019, antara lain: PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA), dan PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN).

Dari perolehan laba bersih sepanjang tahun lalu, BBRI masih memimpin puncak klasemen dengan perolehan laba Rp 34,41 triliun, naik 6,15% dari tahun sebelumnya. Bank yang fokus pada pembiayaan UMKM ini juga membagikan dividen sebesar 60% dari laba bersih. Hanya saja dari sisi pertumbuhan laba, BBCA unggul karena laba naik double digit.

6. Terseret Jiwasraya, Investor Asing Punya 20,1% di Hanson
Investor asing diketahui menggengam sekitar 20,1% saham PT Hanson International Tbk (MYRX), perusahaan yang terseret kasus dugaan korupsi PT Asuransi Jiwasraya. Sementara itu, Benny Tjokrosaputro yang disebut-sebut sebagai pemilik Hanson, ternyata hanya memiliki saham di bawah 5%

Hal tersebut terungkap dalam Daftar Pemegang Saham Hanson per 16 Januari 2020 yang diterima oleh CNBC Indonesia. Dalam daftar tersebut dinyatakan pemegang saham terbesar dari perusahaan beraset Rp 12,9 triliun adalah PT Asabri dengan kepemilikan 5,4%.

7. Bukan Soal Rugi, Ini Alasan Erick Panggil Direksi BUMN Karya
Menteri BUMN Erick Thohir menjelaskan alasan dirinya memanggil sejumlah direksi perusahaan BUMN karya. Ternyata, pemanggilan itu berkaitan dengan solusi pendanaan alternatif bagi BUMN karya guna menopang sejumlah proyek infrastruktur pemerintah.

"[Gara-gara BUMN karya merugi?] Oh enggak, jadi gini bahwa pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah impact-nya sangat bagus," kata Erick di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (25/2/2020).
(hps/hps) Next Article Teladan Prima Agro Incar Dana IPO Rp 1,31 T, Untuk Apa Saja?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular