
Corona Menyerang, Sell Off Bursa Dunia Capai Rp 21.000 T
Tirta Citradi, CNBC Indonesia
25 February 2020 17:40

Saat ini investor sedang panik dan ketakutan kalau virus corona ini dapat berdampak pada aktivitas manufaktur yang kembali terkontraksi ditambah dengan konsumsi yang melemah karena orang-orang lebih memilih untuk tinggal di rumah.
Kekhawatiran akan risiko ini membuat aset-aset minim risiko harganya melambung. Emas contohnya, yang terus mencetak rekor harga ke level tertinggi dalam 7 tahun mendekati level psikologis selanjutnya di US$ 1.700/troy ons.
Aset safe haven lainnya adalah surat utang AS (US Treasury) yang bertenor 10 tahun. Investor memburu obligasi pemerintah yang membuat harganya naik. Ketika harga obligasi naik maka yield-nya turun. Yield surat utang pemerintah AS bertenor 10 tahun ini turun menjadi 1,4%.
Para trader bertaruh saat ini bank sentral dari berbagai negara akan memangkas suku bunga acuannya sebagai bentuk stimulus yang diberikan untuk perekonomian guna meredam dampak dari meluasnya virus ganas ini.
Beberapa bank sentral dunia seperti Federal Reserves AS, European Central Bank, Bank of England, begitu juga bank-bank sentral lain seperti Jepang, Australia New Zealand hingga Canada diperkirakan akan melonggarkan kebijakan moneternya.
Walau sedang dilanda panik, Rupert Thompson selaku Chief Investment Officer di perusahaan pengelola dana Kingswood mengatakan bahwa dampak dari merebaknya virus akan cepat berlalu walau semakin parah dalam jangka waktu singkat.
“Aktivitas ekonomi akan secara signifikan terganggu terutama pada kuartal pertama, dengan pertumbuhan ekonomi global mungkin terhenti. Namun kami meyakini bahwa wabah ini kemungkinan mengikuti jejak wabah-wabah sebelumnya yang ditandai dengan rebound di kuartal kedua dan ketiga,” kata Thompson seperti diwartakan The Sidney Morning Herald.
Ketika pasar dilanda dengan kepanikan, investor kawakan asal AS yang namanya sudah tak asing lagi yaitu Warren Buffet justru enggan untuk melakukan aksi jual. Bahkan Buffet menilai ini adalah saat yang tepat untuk melakukan aksi beli.
Melansir CNBC Internasional, Buffet selaku bos Berkshire Hathaway malah melontarkan penyakit reflektif. “Pertanyaannya adalah, apakah prospek bisnis di Amerika Serikat untuk 10 tahun dan 20 tahun mendatang akan berubah dalam 24 atau 48 jam saja? Kami tegaskan kami tidak akan menjual,” katanya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(twg/twg)
Kekhawatiran akan risiko ini membuat aset-aset minim risiko harganya melambung. Emas contohnya, yang terus mencetak rekor harga ke level tertinggi dalam 7 tahun mendekati level psikologis selanjutnya di US$ 1.700/troy ons.
Aset safe haven lainnya adalah surat utang AS (US Treasury) yang bertenor 10 tahun. Investor memburu obligasi pemerintah yang membuat harganya naik. Ketika harga obligasi naik maka yield-nya turun. Yield surat utang pemerintah AS bertenor 10 tahun ini turun menjadi 1,4%.
Beberapa bank sentral dunia seperti Federal Reserves AS, European Central Bank, Bank of England, begitu juga bank-bank sentral lain seperti Jepang, Australia New Zealand hingga Canada diperkirakan akan melonggarkan kebijakan moneternya.
Walau sedang dilanda panik, Rupert Thompson selaku Chief Investment Officer di perusahaan pengelola dana Kingswood mengatakan bahwa dampak dari merebaknya virus akan cepat berlalu walau semakin parah dalam jangka waktu singkat.
“Aktivitas ekonomi akan secara signifikan terganggu terutama pada kuartal pertama, dengan pertumbuhan ekonomi global mungkin terhenti. Namun kami meyakini bahwa wabah ini kemungkinan mengikuti jejak wabah-wabah sebelumnya yang ditandai dengan rebound di kuartal kedua dan ketiga,” kata Thompson seperti diwartakan The Sidney Morning Herald.
Ketika pasar dilanda dengan kepanikan, investor kawakan asal AS yang namanya sudah tak asing lagi yaitu Warren Buffet justru enggan untuk melakukan aksi jual. Bahkan Buffet menilai ini adalah saat yang tepat untuk melakukan aksi beli.
Melansir CNBC Internasional, Buffet selaku bos Berkshire Hathaway malah melontarkan penyakit reflektif. “Pertanyaannya adalah, apakah prospek bisnis di Amerika Serikat untuk 10 tahun dan 20 tahun mendatang akan berubah dalam 24 atau 48 jam saja? Kami tegaskan kami tidak akan menjual,” katanya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(twg/twg)
Pages
Most Popular