Rupiah-Ringgit Jeblok, Siapa Yang Lebih Buruk?

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
24 February 2020 17:38
Rupiah-Ringgit Jeblok, Siapa Yang Lebih Buruk?
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah dan Ringgit sama-sama jeblok melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Senin (24/2/2020) dengan penyebab yang berbeda. Rupiah tertekan akibat perekonomian Indonesia kian terancam wabah virus corona atau Covid-19, sementara ringgit akibat kabar mengejutkan dari Perdana Menteri (PM) Mahathir Mohamad yang mengundurkan diri.

Rupiah membuka perdagangan hari ini dengan melemah 0,07% di Rp 13.770/US$. Tidak lama Mata Uang Garuda langsung jeblok 0,94% ke Rp 13.890/US$. Tetapi di akhir perdagangan depresiasi tersebut berhasil dipangkas menjadi 0,76% di Rp 13.865/US$.

Sementara itu, hingga pukul 16:15 WIB, ringgit Malaysia merosot 0,84% ke 4,223/US$, lebih buruk dari kinerja rupiah. Tetapi dua mata uang tersebut bukan yang terburuk pada hari ini, won Korea Selatan (Korsel) menjadi mata uang paling boncos di antara mata uang utama Asia lainnya setelah melemah 0,86%.

Berikut pergerakan dolar AS melawan mata uang utama Benua Kuning.



Jebloknya won Korsel terjadi akibat melonjaknya kasus Covid-19 di Negeri K-Pop tersebut.

Berdasarkan data ArgGis, jumlah korban meninggal akibar Covid-19 sebanyak 2,469 orang dan menjangkiti 78.985 orang. Dari total tersebut, sebanyak 76.938 kasus terjadi di China yang merupakan asal virus corona, sementara di Korsel kini tercatat 763 kasus, jumlah tersebut naik 161 kasus dibandingkan Minggu kemarin.



Selain itu, korban meninggal di Korsel dilaporkan sebanyak 7 orang. Korsel kini menjadi negara dengan jumlah kasus Covid-19 terbanyak kedua setelah China. Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in mengatakan dalam beberapa hari ke depan akan menjadi momen kritis yang penting.

Pertumbuhan ekonomi Korea Selatan pun diprediksi akan lebih dari pencapaian tahun lalu sebesar 2%, dimana pertumbuhan tersebut merupakan yang terendah dalam 10 tahun terakhir.

Kasus corona terbaru yang terjadi di Korea Selatan membuat pelaku pasar cemas, sebabnya dalam beberapa hari terakhir jumlah korban meningkat pesat. Kabar buruk bagi RI, Korea Selatan merupakan tujuan ekspor terbesar ke-tujuh, yang berkontribusi 3,78% dari total ekspor. 

Ini berarti, sudah ada 4 negara tujuan ekspor utama yang mengalami kasus virus corona, dan semuanya terancam mengalami pelambatan ekonomi. 
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor RI ke China di bulan Januari sebesar US$ 2,1 miliar, mengalami penurunan signifikan sebesar 9,15% dari bulan Desember 2019. Seperti di ketahui sebelumnya, virus corona mulai menyebar di China sejak pertengahan Januari lalu. Nilai ekspor ke China berkontribusi sebesar 16,69% dari total ekspor. 



Jepang merupakan negara tujuan ekspor terbesar ketiga RI, dengan kontribusi sebesar 8,88% dari total ekspor, dan Singapura menjadi pasar terbesar kelima dan ke-tujuh dengan kontribusi 5,95%. 

Akibatnya risiko pelambatan ekonomi negara-negara tersebut, pasar ekspor RI berisiko tergerus, dan rupiah mendapat pukulan telak. 



Sementara itu, kabar mengejutkan juga datang dari Malaysia. PM Mahathir mengumumkan pengunduran diri tersebut melalui akun Twitter resminya @chedetofficial, siang tadi. "Kenyataan Akhbar: Peletakan Jawatan sebagai Perdana Menteri Malaysia," tulisnya.

Beberapa jam sebelum mengundurkan diri, Mahathir mengadakan pertemuan dengan Presiden Parti Keadilan Rakyat (PKR) Anwar Ibrahim. Anwar merupakan sosok yang digadang-gadang akan menggantikan Mahathir dua tahun setelah menjabat.

Mahathir mulai menduduki jabatan itu pada 11 Mei 2018. Tadi pagi, kedua sosok kunci itu bertemu. Saat itu ia berjanji memberikan kursi nomor 1 di Malaysia ke Anwar Ibrahim setelah dua tahun menjabat.

Tetapi Minggu kemarin Anwar melontarkan pernyataan yang menohok, ia mengaku telah dikhianati oleh rekan-rekan di koalisi Pakatan Harapan (PH) yang mengusung Mahathir Mohamad.

"Kami terkejut dengan hal tersebut, itu adalah pengkhianatan karena ada janji (untuk menyerahkan kekuasaan kepada Anwar dari PM Mahathir Mohamad).
Di tengah kewaspadaan para pelaku pasar akan pelambatan ekonomi global akibat wabah virus corona, pengunduran diri PM Mahathir memberikan pukulan telak bagi ringgit. Hingga hari ini, ringgit sudah melemah dalam lima hari beruntun, dengan total 1,99%. 

TIM RISET CNBC INDONESIA
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular