IHSG Terpuruk di Sesi I, Asing Masih Keluar Rp 198 M

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
24 February 2020 12:24
Negeri K-Pop Darurat, Awas RI Terinfeksi
Foto: Topik/Virus Corona/Arie Pratama
Wabah akibat virus corona berpotensi membuat pertumbuhan ekonomi Negeri Ginseng itu berada di bawah angka 2% tahun lalu. Hal ini disampaikan langsung oleh Kepala Riset Standard Chartered Bank yang berbasis di Seol, Park Chong-hoon.

"Ekonomi Korea Selatan kehilangan momentum lagi, saat mulai melakukan pemulihan. Sentimen memburuk karena pelambatan ekonomi China mempengaruhi ekspor dan pendapatan wisata secara negatif" kata Park, melansir Financial Times.

Seperti China, Korea Selatan juga merupakan mitra dagang strategis bagi Indonesia. Ketika ekonomi Korea Selatan melorot, maka dampaknya juga akan dirasakan Indonesia terutama untuk sektor perdagangan, perjalanan dan pariwisata.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa nilai total perdagangan non-migas antara Indonesia dan Korea Selatan mencapai US$ 1,12 miliar pada Januari 2020.

Ekspor non-migas RI ke Korsel tercatat sebesar US$ 476,2 juta turun 10,75% dari bulan sebelumnya. Nilai tersebut berkontribusi sebesar 3,78% terhadap total ekspor non-migas RI.

Sementara itu dari sisi impor non-migas, pada bulan Januari tercatat sebesar US$ 640 juta naik 15,32%.


Nilai tersebut berkontribusi sebesar 5,21% dari total impor non-migas RI. Korea Selatan menjadi negara keempat sebagai mitra dagang RI setelah China, Jepang dan Singapura.

Selain sentimen eksternal, IHSG juga menanti rilis data penjualan motor untuk bulan Januari yang rencananya diumumkan hari ini pukul 13.30 WIB nanti berdasarkan data kalender Trading Economics.

Penjualan sepeda motor pada bulan Januari 2020 diperkirakan turun 3,7% secara tahunan (yoy). Sementara penjualan motor pada bulan Desember 2019 turun 6,8% (yoy).

Jika data pertumbuhan penjualan motor bulan Januari lebih baik dari ramalan maka akan jadi sentimen yang positif. Namun jika yang terjadi sebaliknya hal ini berpotensi menjadi penekan pasar saham tanah air.

Untuk mengantisipasi dampak virus corona terhadap perekonomian domestik, Bank Indonesia (BI) selaku bank sentral kembali melonggarkan kebijakan moneternya dengan menurunkan suku bunga acuan BI 7 Day Reverse Repo Rate (BI 7 DRRR).

"Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 19-20 Februari 2020 memutuskan untuk menurunkan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 25 bps menjadi 4,75%, suku bunga Deposit Facility sebesar 25 bps menjadi 4,00%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 25 bps menjadi 5,50%," kata Gubernur BI Perry Warjiyo, Kamis (20/2/2020).

Pemangkasan suku bunga acuan ini diharapkan dapat meredam dampak ekonomi dari penyebaran COVID-19 yang saat ini menjadi perhatian pasar dan memukul perekonomian China.

TIM RISET CNBC INDONESIA

[Gambas:Video CNBC]



(twg/twg)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular