
BRI Agro Targetkan Laba Naik Double di 2020
Yuni Astutik, CNBC Indonesia
19 February 2020 19:46

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk (BRI Agro) mencatat laba bersih Rp 51,06 miliar sepanjang tahun lalu, turun 75,49% dibanding tahun 2018 yang sebesar Rp 204 miliar.
Direktur Utama BRI Agro, Ebeneser Girsang mengatakan secara umum kinerja keuangan pada tahun 2019 untuk simpanan dan pinjaman tumbuh di atas rata-rata industri. Namun dia tak menampik ada tantangan tersendiri khususnya dari kualitas kredit yang berimbas pada laba rugi perusahaan.
Saat ini ada dua nasabah yang porsinya hampir 50% dari Non Performing Loan atau NPL. Selanjutnya ada 12 debitur yang bobotnya 60% terhadap NPL. Dua hal ini yang diakuinya menggerus laba rugi perusahaan.
"Kalau satu atau dua saja yang selesai, sudah signifikan membalik rugi laba," ujarnya usai RUPST di kantor BRI Agro, Rabu (19/2/2020).
Meski laba anjlok, dia menegaskan punya target laba bisa tumbuh 2 kali lipat sepanjang tahun 2020. Kenaikan laba tersebut menurutnya akan bisa diperoleh dengan perbaikan kualitas kredit.
Belajar dari pengalaman tersebut, tahun 2020 perusahaan akan konsisten untuk menambah kredit ritel dan konsumer. Langkah ini diharapkan bisa memberikan imbal hasil (yield) lebih tinggi dibanding dengan kredit menengah.
Porsi penyaluran kredit di sektor ritel dan konsumer memang akan ditingkatkan. Meskipun, lanjutnya, pada tahun pertama dia yakin langkah ini belum berpengaruh secara signifikan terhadap laporan keuangan perusahaan.
"Porsi kredit menengah akan sedikit berkurang. Artinya kita bukan menahan (untuk kredit menengah), tapi mitigasi penyaluran kredit untuk lebih bagus lagi," tegasnya.
Terkait dengan sejumlah akun dan debitur yang mempengaruhi persentasi NPL tersebut, dia menyebut ada beberapa yang sudah bertemu dengan investor baru. Nasabah tersebut diakuinya juga ada yang sudah melakukan restrukturisasi serta proses dengan Perusahaan Pengelola Aset (PPA) hingga koordinasi dengan jalur lelang.
"Sektor perusahaannya yang dua itu perusahaan agri bisnis dan properti. Yang 12 itu campur ada perdagangan juga," jelasnya lagi.
Sebagai informasi, sepanjang 2019 pertumbuhan kredit BRI Agro mencapai 23% di mana kredit konsumer mendominasi sebesar 35%. Selanjutnya untuk kredit menengah tercatat sebesar 29%.
Tahun 2019 tercatat NPL Net sebesar 4,86% yang meningkat dibanding periode sebelumnya sebesar 1,78% pada taun 2018. "Tahun 2020 NPL secara gross nantinya diharapkan bisa turun di bawah 5%. Di mana pertumbuhan kredit bisa dikisaran 9-11%," ungkap Direktur Legal, Compliance and Human Capital, Ernawan.
(dob/dob) Next Article Jejak Berdirinya BRI Agro
Direktur Utama BRI Agro, Ebeneser Girsang mengatakan secara umum kinerja keuangan pada tahun 2019 untuk simpanan dan pinjaman tumbuh di atas rata-rata industri. Namun dia tak menampik ada tantangan tersendiri khususnya dari kualitas kredit yang berimbas pada laba rugi perusahaan.
Saat ini ada dua nasabah yang porsinya hampir 50% dari Non Performing Loan atau NPL. Selanjutnya ada 12 debitur yang bobotnya 60% terhadap NPL. Dua hal ini yang diakuinya menggerus laba rugi perusahaan.
Meski laba anjlok, dia menegaskan punya target laba bisa tumbuh 2 kali lipat sepanjang tahun 2020. Kenaikan laba tersebut menurutnya akan bisa diperoleh dengan perbaikan kualitas kredit.
Belajar dari pengalaman tersebut, tahun 2020 perusahaan akan konsisten untuk menambah kredit ritel dan konsumer. Langkah ini diharapkan bisa memberikan imbal hasil (yield) lebih tinggi dibanding dengan kredit menengah.
Porsi penyaluran kredit di sektor ritel dan konsumer memang akan ditingkatkan. Meskipun, lanjutnya, pada tahun pertama dia yakin langkah ini belum berpengaruh secara signifikan terhadap laporan keuangan perusahaan.
"Porsi kredit menengah akan sedikit berkurang. Artinya kita bukan menahan (untuk kredit menengah), tapi mitigasi penyaluran kredit untuk lebih bagus lagi," tegasnya.
Terkait dengan sejumlah akun dan debitur yang mempengaruhi persentasi NPL tersebut, dia menyebut ada beberapa yang sudah bertemu dengan investor baru. Nasabah tersebut diakuinya juga ada yang sudah melakukan restrukturisasi serta proses dengan Perusahaan Pengelola Aset (PPA) hingga koordinasi dengan jalur lelang.
"Sektor perusahaannya yang dua itu perusahaan agri bisnis dan properti. Yang 12 itu campur ada perdagangan juga," jelasnya lagi.
Sebagai informasi, sepanjang 2019 pertumbuhan kredit BRI Agro mencapai 23% di mana kredit konsumer mendominasi sebesar 35%. Selanjutnya untuk kredit menengah tercatat sebesar 29%.
Tahun 2019 tercatat NPL Net sebesar 4,86% yang meningkat dibanding periode sebelumnya sebesar 1,78% pada taun 2018. "Tahun 2020 NPL secara gross nantinya diharapkan bisa turun di bawah 5%. Di mana pertumbuhan kredit bisa dikisaran 9-11%," ungkap Direktur Legal, Compliance and Human Capital, Ernawan.
(dob/dob) Next Article Jejak Berdirinya BRI Agro
Most Popular