Jerman Terancam Resesi, Euro Terus Merosot Lawan Rupiah

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
19 February 2020 11:35
Jerman yang terancam mengalami resesi terus menekan euro.
Foto: Mata Uang Euro. (REUTERS/Lee Jae-Won)
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar euro melawan rupiah kembali melemah pada perdagangan Selasa (18/2/2020) kemarin, bahkan hingga menyentuh level terlemah sejak Mei 2018. Mata uang 19 negara ini juga jeblok melawan dolar Amerika Serikat (AS).

Euro melemah 0,32% melawan rupiah kemarin, berakhir di level Rp 14.740/EUR. Sepanjang tahun ini hingga Selasa kemarin, euro sudah melemah 5,38%. Penurunan tajam tersebut ditambah kondisi pasar finansial global yang belum stabil memicu aksi ambil untung (profit taking) yang membuat pada hari ini, Rabu (19/2/2020) menguat 0,46% di Rp 14.808,98 pada pukul 9:36 WIB.

Sementara itu melawan dolar AS, euro melemah 0,4% ke US$ 1,0791 dan merupakan level terlemah sejak April 2017. Pagi ini, euro menguat tipis 0,07% ke US$ 1,0801.

Jerman yang terancam mengalami resesi terus menekan euro. Negeri Panser merupakan motor penggerak ekonomi zona euro, dan merupakan negara dengan nilai ekonomi terbesar di Eropa. Ketika motor penggerak loyo, tentunya akan berdampak ke negara-negara lainnya.

Pertumbuhan ekonomi Jerman di kuartal IV-2019 stagnan alias tidak tumbuh dari kuartal sebelumnya. Pada tahun lalu, Jerman sudah nyaris mengalami resesi akibat perang dagang AS dengan China.



"Tahun lalu kami menemukan seberapa sensitif ekonomi Jerman terhadap China, dan saya pikir setiap orang masih menganggap remeh bagaimana dampak ekonomi China ke Eropa" kata John Marley, konsultan senior dan spesialis manajemen risiko valuta asing di SmartCurrencyBusiness, sebagaimana dilansir Reuters.

Jerman merupakan negara yang berorientasi ekspor dan China merupakan pasar terbesar ketiganya. Pada tahun 2018, nilai ekspor Jerman ke China US$ 109,9 miliar atau menyumbang 7,1% dari total ekspor.

Melambatnya perekonomian China akibat wabah virus corona tentunya menurunkan permintaan dari Jerman, sehingga ekonomi Negeri Panzer juga berisiko terpukul.


Data terbaru Selasa kemarin menunjukkan penurunan optimisme dari investor Jerman terkait kondisi ekonomi enam bulan ke depan. Data sentimen ekonomi Jerman yang dirilis oleh ZEW menunjukkan penurunan angka indeks menjadi 8,7 di bulan ini.

Angka di atas 0 masih menunjukkan optimisme, tapi jika dibandingkan bulan Januari mengalami penurunan tajam. Angka indeks sentimen ekonomi di bulan lalu sebesar 26,7.

Ketika optimisme para investor menurun, tentunya investasi juga akan melambat, dan ancaman resesi Jerman semakin tinggi. Akibatnya euro terus tertekan.

TIM RISET CNBC INDONESIA

[Gambas:Video CNBC]




(pap/pap) Next Article Keok di Asia, Rupiah Berjaya di Tanah Eropa dan Amerika!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular