Harga Emas Cetak Rekor Tertinggi 7 Tahun Terakhir

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
19 February 2020 10:37
virus corona dan resesi dua sentimen yang buat harga emas melesat cetak rekor tertinggi dalam 7 tahun
Foto: REUTERS/Leonhard Foeger
Jakarta, CNBC Indonesia - Kemarin harga emas dunia di pasar spot ditutup menguat dan lampaui level psikologis US$ 1.600/troy ons. Hari ini harga si logam mulia melemah tipis

Pada Rabu (19/2/2020), harga emas mengalami koreksi tipis sebesar 0,06% ke level US$ 1.600,75/troy ons. Saat ini harga emas di berada di level tertingginya sejak harga penutupan akhir Maret 2013. Harga emas kemarin mengalami penguatan sebesar 1,2%.

Harga emas kembali menguat setelah wabah virus corona mulai merebak pada 20 Januari 2020. Harga emas makin melambung akhir-akhir ini karena hantu resesi yang hawanya sempat mereda kini bangkit lagi.


Saat ini sudah ada tiga negara besar yang terancam masuk ke jurang resesi. Pertama adalah Singapura. Untuk periode 2020 ini negeri Singa itu memperkirakan pertumbuhan ekonominya berada di kisaran -0,5%-1,5%. Padahal sebelumnya Singapura meramal pertumbuhan ekonominya untuk tahun ini berada di 0,5%-2,5%.

Kedua adalah negeri Panser atau Jerman. Negara yang dipimpin oleh kanselir Angela Merkel tersebut merupakan negara dengan perekonomian terbesar di zona Euro.

Tahun lalu pada kuartal IV 2019, pertumbuhan ekonomi Jerman stagnan. Jika terus mengalami perlambatan bukan tak mungkin Jerman akan masuk ke jurang resesi.


Negara yang ketiga terancam resesi adalah Jepang. Negeri Sakura yang notabene sebagai negara dengan perekonomian terbesar ketiga di dunia pada kuartal IV 2019 juga mengalami perlambatan ekonomi bahkan menjadi yang terdalam sejak 6 tahun terakhir.

Data dari Cabinet Office menunjukkan produk domestik bruto (PDB) Jepang mengalami kontraksi pada kuartal terakhir tahun lalu sebesar 1,6% (qoq) menjadi yang terdalam sejak kuartal II-2014.

Virus corona yang masih terus menelan korban menebar kekhawatiran karena akan membawa perekonomian global ke dalam turbulensi. Data terbaru dari John Hopkins University CSSE menunjukkan jumlah kasus orang yang terinfeksi virus mematikan ini sudah mencapai 75.198.

Jumlah kasus yang dilaporkan memang melandai. Namun organisasi kesehatan dunia (WHO) menegaskan hal tersebut belum menjadi bukti kuat bahwa epidemi yang saat ini terjadi sudah memasuki fase perlambatan.

Jumlah korban meninggal akibat infeksi patogen ini sekarang sudah mencapai 2.009 orang. Sebanyak 2.004 kematian dilaporkan di China. Sementara lima kematian lain dilaporkan di 5 negara masing-masing satu yaitu Hong Kong, Perancis, Jepang, Filipina dan Taiwan.

Bagaimanapun juga virus tersebut telah memukul perekonomian China. Karantina belasan kota di China telah membuat aktivitas perekonomian terganggu.


Studi yang dilakukan oleh bank investasi global mengatakan dampak virus corona berpotensi memangkas pertumbuhan ekonomi China sebesar 0,8-1,3 persen poin pada semester pertama 2020.

Walau kabar jumlah kasus virus corona yang dilaporkan melandai sempat membuat harga emas goyah. Namun dampak ekonomi yang ditimbulkan serta ancaman resesi yang masih ada membuat harga emas masih bertengger di level psikologis seperti sekarang ini.

Emas merupakan salah satu jenis aset minim risiko yang banyak diburu kala kondisi perekonomian tengah bergejolak. Aktivitas perburuan emas yang dilakukan oleh para pelaku pasar membuat harganya terkerek naik.

[Gambas:Video CNBC]




TIM RISET CNBC INDONESIA
(twg/twg) Next Article Harga Emas Tertatih untuk Bangkit

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular