Lawan Rupiah, Euro Jeblok ke Level Terlemah Sejak Juni 2017

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
13 February 2020 13:06
Sementara melawan dolar Amerika Serikat (AS) euro jeblok ke level terlemah sejak Mei 2017.
Foto: REUTERS/Kai Pfaffenbach/File Photo
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar euro melemah cukup tajam melawan rupiah pada perdagangan Rabu (12/2/2020) hingga ke level terlemah sejak dalam lebih dari 2 tahun terakhir. Sementara melawan dolar Amerika Serikat (AS) euro jeblok ke level terlemah sejak Mei 2017.

Euro melemah 0,43% ke level Rp 14.844,35/EUR, yang merupakan level terlemah sejak 21 Juni 2017. Sementara pada hari ini, Kamis (13/2/2020) euro menguat 0,13% ke Rp 14.861,99/EUR. Sejak awal 2020 hingga Rabu kemarin, euro sudah melemah 4,68% melawan rupiah. 

Kecemasan akan pelambatan ekonomi di zona euro akibat wabah virus corona di China.



Berdasarkan data dari satelit pemetaan ArcGis, total korban meninggal akibat virus corona atau yang dinamai Covid-19 sebanyak 1.367 orang. Dari total tersebut, sebanyak dua orang yang meninggal di luar China. Covid-19 kini telah menjangkiti lebih dari 60.000 orang di seluruh dunia.

Angka tersebut naik signifikan dibandingkan laporan kemarin dimana sebanyak 1.115 orang, dan menjangkiti sekitar 45.000 orang di seluruh dunia.


Masih belum jelas seberapa besar ekonomi China akan tertekan akibat wabah tersebut, hasil riset S&P memprediksi produk domestic bruto (PDB) Negeri Tiongkok akan terpangkas hingga 1,2%.

Kala ekonomi China melambat, maka zona euro juga akan terpukul. Sebabnya Jerman, motor penggerak kawasan tersebut, merupakan negara yang berorientasi ekspor, dan salah satu tujuan utamanya adalah China.

"Tahun lalu kami menemukan seberapa sensitive ekonomi Jerman terhadap China, dan saya pikir setiap orang masih menganggap remeh bagaimana dampak ekonomi China dan ke Eropa" kata John Marley, konsultan senior dan spesialis manajemen risiko valuta asing di SmartCurrencyBusiness, sebagaimana dilansir Reuters.



Sementara itu, euro juga melemah 0,39% melawan dolar AS ke US$ 1,0863 Rabu kemarin, dan hari ini masih stagnan.

Berbeda dengan zona euro yang berisiko mengalami pelambatan ekonomi, Negeri Paman Sam justru terlihat masih kuat. Data-data ekonomi yang dirilis pada pekan lalu cukup bagus, begitu juga dengan bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) yang masih optimis terhadap perekonomian AS, sehingga tidak akan lagi menurunkan suku bunga di tahun ini.

TIM RISET CNBC INDONESIA

[Gambas:Video CNBC]




(pap/pap) Next Article Jadi Korban Keganasan Dolar AS, Euro Anjlok 2% Lebih

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular