
Corona Makin Seram, Pelemahan Rupiah Tambah Dalam
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
13 February 2020 10:05

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah di kurs tengah Bank Indonesia (BI). Rupiah juga bergerak searah di perdagangan pasar spot.
Pada Kamis (13/2/2020), kurs tengah BI atau kurs acuan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate/Jisdor berada di Rp 13.679. Rupiah melemah 0,15% dibandingkan posisi hari sebelumnya.
Sementara di pasar spot, rupiah juga berjalan di jalur merah. Pada pukul 10:00 WIB, US$ 1 setara dengan Rp 13.678 di mana rupiah melemah 0,17%.
Kala pembukaan pasar spot, rupiah masih stagnan di Rp 13.655/US$. Namun itu tidak lama, karena rupiah langsung melemah dan bertahan sampai sekarang.
Tidak hanya rupiah, mayoritas mata uang utama Asia pun melemah di hadapan greenback. Hanya pelemahan rupiah memang agak lebih dalam ketimbang para tetangganya. Rupiah menjadi mata uang terlemah kedua di Asia, hanya lebih baik dari won Korea Selatan.
Berikut perkembangan kurs dolar AS terhadap mata uang utama Benua Kuning pada pukul 10:04 WIB:
Investor sepertinya cemas dengan perkembangan penyebaran (outbreak) virus Corona. Hari ini, China mengubah metodologi perhitungan korban virus Corona dan hasilnya tidak enak didengar.
Dengan metode perhitungan baru, jumlah korban meninggal akibat virus Corona di Provinsi Hubei saja mencapai 242 orang dalam sehari. Jauh di atas rekor tertinggi sebelumnya yaitu 103 orang.
Tidak hanya itu, jumlah kasus baru pun jadi melonjak. Di Hubei, jumlah kasus baru virus Corona bertambah 14.480 dalam sehari, juga rekor tertinggi.
Sebelumnya, Provinsi Hubei hanya mengakui kasus virus Corona setelah tes Ribonucleic Acid (RNA) yang hasilnya baru didapat dalam hitungan hari. Sekarang, hasil dari pemindaian Computerized Tomography (CT) yang hasilnya bisa lebih cepat diterima sudah diakui. Ini yang membuat jumlah kasus dan korban jiwa akibat virus Corona membubung tinggi.
"Mungkin ada kasus kematian terhadap orang yang belum menjalani tes di laboratorium, tetapi sudah melalui CT scan. Sekarang jumlah hasil CT scan dihitung, ini menjadi langkah besar," kata Raina McIntyre, Kepala Riset Biosekuriti di University of New South Wales, seperti dikutip dari Reuters.
Perkembangan ini memang membuat kasus virus Corona menjadi lebih transparan sehingga penanganannya bisa lebih cepat dan terarah. Namun di sisi lain menimbulkan kecemasan di pasar.
Kemarin, investor sudah menerima kabar baik bahwa pertumbuhan jumlah kasus baru virus Corona mulai melambat. Bahkan ada pernyataan penyebaran virus di China bisa selesai pada April. Ini yang membuat pasar keuangan Asia menguat.
Namun pagi ini kabar sebaliknya yang datang. Akibatnya, rally di pasar keuangan Asia terhenti.
"Perlambatan pertumbuhan kasus baru virus Corona adalah pendorong rally. Banyak orang yang sudah mengambil kesimpulan bahwa penyebaran virus Corona sudah mencapai puncak dan akan segera melambat. Akan tetapi, kini situasi berbalik sehingga investor berbondong-bondong mencari pintu keluar," kata Michael McCarthy, Chief Strategist CMC Markets yang berbasis di Sydney, seperti dikutip dari Reuters.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Keren! Penguatan Rupiah Nomor Wahid di Dunia
Pada Kamis (13/2/2020), kurs tengah BI atau kurs acuan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate/Jisdor berada di Rp 13.679. Rupiah melemah 0,15% dibandingkan posisi hari sebelumnya.
Sementara di pasar spot, rupiah juga berjalan di jalur merah. Pada pukul 10:00 WIB, US$ 1 setara dengan Rp 13.678 di mana rupiah melemah 0,17%.
Tidak hanya rupiah, mayoritas mata uang utama Asia pun melemah di hadapan greenback. Hanya pelemahan rupiah memang agak lebih dalam ketimbang para tetangganya. Rupiah menjadi mata uang terlemah kedua di Asia, hanya lebih baik dari won Korea Selatan.
Berikut perkembangan kurs dolar AS terhadap mata uang utama Benua Kuning pada pukul 10:04 WIB:
Investor sepertinya cemas dengan perkembangan penyebaran (outbreak) virus Corona. Hari ini, China mengubah metodologi perhitungan korban virus Corona dan hasilnya tidak enak didengar.
Dengan metode perhitungan baru, jumlah korban meninggal akibat virus Corona di Provinsi Hubei saja mencapai 242 orang dalam sehari. Jauh di atas rekor tertinggi sebelumnya yaitu 103 orang.
Tidak hanya itu, jumlah kasus baru pun jadi melonjak. Di Hubei, jumlah kasus baru virus Corona bertambah 14.480 dalam sehari, juga rekor tertinggi.
Sebelumnya, Provinsi Hubei hanya mengakui kasus virus Corona setelah tes Ribonucleic Acid (RNA) yang hasilnya baru didapat dalam hitungan hari. Sekarang, hasil dari pemindaian Computerized Tomography (CT) yang hasilnya bisa lebih cepat diterima sudah diakui. Ini yang membuat jumlah kasus dan korban jiwa akibat virus Corona membubung tinggi.
"Mungkin ada kasus kematian terhadap orang yang belum menjalani tes di laboratorium, tetapi sudah melalui CT scan. Sekarang jumlah hasil CT scan dihitung, ini menjadi langkah besar," kata Raina McIntyre, Kepala Riset Biosekuriti di University of New South Wales, seperti dikutip dari Reuters.
Perkembangan ini memang membuat kasus virus Corona menjadi lebih transparan sehingga penanganannya bisa lebih cepat dan terarah. Namun di sisi lain menimbulkan kecemasan di pasar.
Kemarin, investor sudah menerima kabar baik bahwa pertumbuhan jumlah kasus baru virus Corona mulai melambat. Bahkan ada pernyataan penyebaran virus di China bisa selesai pada April. Ini yang membuat pasar keuangan Asia menguat.
Namun pagi ini kabar sebaliknya yang datang. Akibatnya, rally di pasar keuangan Asia terhenti.
"Perlambatan pertumbuhan kasus baru virus Corona adalah pendorong rally. Banyak orang yang sudah mengambil kesimpulan bahwa penyebaran virus Corona sudah mencapai puncak dan akan segera melambat. Akan tetapi, kini situasi berbalik sehingga investor berbondong-bondong mencari pintu keluar," kata Michael McCarthy, Chief Strategist CMC Markets yang berbasis di Sydney, seperti dikutip dari Reuters.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Keren! Penguatan Rupiah Nomor Wahid di Dunia
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular