Disentil Erick Thohir, Apa Benar Telkom Mau Dihilangkan?

Monica Wareza, CNBC Indonesia
13 February 2020 08:21
Disentil Erick Thohir, Apa Benar Telkom Mau Dihilangkan?
Foto: Menteri BUMN Erick Thohir (CNBC Indonesia/Monica Wareza)
Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir sempat menyetil PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) yang dinilai hanya mengandalkan pendapatan dari dividen anak usaha, PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel).

Telkom seharusnya mampu memanfaatkan infrastruktur telekomunikasi yang dimiliki untuk mengembangkan bisnis baru seperti big data dan cloud yang saat ini di Indonesia masih saja dikuasai asing.

"Ya sama kan, industri telekomunikasi kan berubah. Dulu suara, sekarang data tapi kan ada hal yang sangat penting. Infrastruktur Telkom itu kan udah lumayan luar biasa kenapa ngga itu menjadi bisnis. Bahkan juga yang namanya big data, cloud itu juga menjadi sebuah bisnis. Jangan diambil lagi oleh asing, gitu loh," kata Erick di Assembly Hall, Menara Mandiri, Rabu siang ini (12/2/2020).


Erick bercerita pengalamannya saat mengurus Asian Games 2018. Waktu itu Erick menjadi Ketua Inasgoc (Asian Games 2018 Organizing Committee).

Pnitia terpaksa menyewa fasilitas cloud milik China bernama Alicloud karena tak tersedianya fasilitas ini oleh Telkom. Padahal, hal ini bisa menjadi peluang bisnis baru yang bisa dikembangkan oleh perusahaan telekomunikasi pelat merah ini.

Dia juga menyinggung mengenai pendapatan Telkom yang selama ini mayoritas berasal dari pendapatan dan dividen dari Telkomsel dengan porsi mencapai 70%.

"[Jadi] Mendingan gak ada Telkom. Langsung aja Telkomsel ke BUMN, dividennya jelas. Makanya kita mau Telkom berubah ke arah salah satunya ke database big data, cloud, masa cloud-nya dipegang alicloud [Alibaba Cloud]. Masa database kita diambil negara lain?" katanya.

Adapun Telkomsel ini merupakan perusahaan yang dimiliki kepemilikannya sebesar 65% oleh Telkom dan 35% oleh Singapore Telecom (Singtel).

[Gambas:Video CNBC]



Pada kesempatan yang sama, Erick kembali menegaskan soal pentingnya konsolidasi perusahaan milik negara. Dia menyatakan tengah melakukan pemetaan mana BUMN yang masuk klaster bisnis dan klaster BUMN yang mendapatkan subsidi dari pemerintah.

Hal itu diungkapkan Erick saat membuka acara Program Magang Mahasiswa Bersertifikat BUMN, bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makariem, di Assembly Hall, Menara Mandiri, Rabu siang ini (12/2/2020).

"Di Indonesia, public servis itu penting makanya kita mapping mana BUMN yang masuk dalam klaster bisnis banget, misal Telkomsel [anak usaha PT Telekomunikasi Indonesia Tbk]. Ada juga klaster yang harus berbisnis tapi juga ada subsidi kayak PLN, Pertamina, dan Bank BRI yang ditugaskan KUR [kredit usaha rakyat],' kata Erick.


Dia mengatakan dengan banyaknya jumlan BUMN, konsolidasi menjadi penting karena ada juga BUMN yang bisnisnya tidak jelas sehingga perlu dilakukan opsi likuidasi.

"Atau yang BUMN memang public service besar sekali, seperti Bulog, PT Pupuk, dan lainnya. Ada juga BUMN yang gak jelas-jelas banget. Ini yang kita mau masukkan ke kategori, either konsolidasi atau kita tutup. Karena gak mungkin siapa pun menterinya bisa manage 900 perusahaan," tegasnya. 

"Saya juga ga yakin dirut Pertamina dan Krakatau Steel manage ratusan perusahaan," katanya.
(hps/hps) Next Article Berkat Bisnis Data, Telkom Catat Pendapatan Konsolidasi Rp 149,2 T

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular